Bapa Sebagai Pendidik

Bapa Sebagai Pendidik

"Sebab Aku telah memilih dia, supaya diperintahkannya kepada anak-anaknya dan kepada keturunannya supaya tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan Tuhan, dengan melakukan kebenaran dan keadilan, dan supaya Tuhan memenuhi kepada Abraham apa yang dijanjikanNya kepadanya" [ Kejadian 18:19 ].

Latar belakang ayat ini adalah suatu kejadian dimana Allah memiliki rencana hendak memusnahkan Sodom dan Gomorah disebabkan dosa-dosa yang terjadi dikedua kota tersebut. Tetapi Allah berpikir apakah Ia akan menyembunyikan rencanaNya kepada Abraham, atau tidak. Mengapa Allah berpikir demikian, adalah karena Ia telah memilih Abraham agar ia menjadi bangsa yang besar dan melalui dia, seluruh kaum di muka bumi mendapat berkat. Demikianlah kejadian yang menjadi latar-belakang ayat diatas.

Ayat diatas [Kejadian 18:19] mengungkapkan bagaimana tindakan Abraham sebagai orang yang dipilih Tuhan, terhadap anak-anaknya serta keturunannya. Dengan tegas Abraham memerintahkan anak-anaknya serta keturunannya supaya tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan Tuhan. Tindakan Abraham ini sama seperti tindakan Yosua ketika ia berkata pada orang Israel bahwa, "…aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan !" [ Yosua 24:15 ].

Didalam salah satu terjemahan harafiah dari ayat diatas, tertulis demikian, "for I have known him, that he commandeth his children…" Dari terjemahan harafiah ini ( yang lebih tepat ), kita dapat menarik kesimpulan ( dari sisi manusia ) bahwa salah satu alasan mengapa Allah memilih Abraham, adalah karena Ia telah mengetahui bahwa Abraham akan memerintahkan anak-anaknya supaya tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan Tuhan. Kalau memang benar demikian, betapa pentingnya bagi seorang bapa untuk memerintahkan anak-anaknya agar mengikuti jalan yang ditunjukkan Tuhan. Didalam suatu keluarga, bapa mempunyai tanggung jawab menjalankan otoritas yang diberikan Tuhan padanya, yaitu dalam hal memerintahkan anak-anaknya agar mengikut Tuhan. Disini kita lihat fungsi bapa didalam keluarga sebagai seorang pendidik, tentunya dengan pertolongan seorang istri.

Tetapi kita harus jelas melihat bahwa tanggung jawab mendidik (memerintahkan) anak-anak, terletak dipundak seorang bapa. Tentu saja istri sebagai seorang penolong, akan membantu, demikian juga guru-guru disekolah, serta pelayan-pelayan Tuhan didalam gereja ikut serta mendidik anak-anak. Tetapi tanggung jawab itu ada pada sang bapa. Apabila anak-anak memberontak dan tidak menurut jalan yang ditunjukkan Tuhan, maka pertanggung-jawaban terakhir harus didapat dari seorang bapa.
Apabila fungsi bapa sebagai pendidik dijalankan dengan baik, maka ada tindakan Tuhan yang indah ( sesuai ayat diatas ), yaitu Tuhan akan menepati janjiNya kepada seorang bapa. Tentu saja janji Tuhan semuanya baik dan indah. (IS)
(Sumber: GSM)

Komentar

Postingan Populer