Hineni Itu ....

Hineni Itu ...

"Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku dalam segala hal tidak akan beroleh malu, melainkan seperti sediakala, demikianpun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku. Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu. Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus--itu memang jauh lebih baik; tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu." - Filipi 1:20-24
Siapa yang mau diberkati berlimpah dengan banyak harta dan talenta? 
Saya mau, dan kelihatannya begitu juga dengan Anda semua. 
Siapa yang ingin mencapai puncak penggenapan janji-janji-Nya? 
Saya ingin, dan kelihatannya begitu juga dengan Anda semua. 
Siapa yang suka disertai berbagai anugerah dan kemudahan dalam hidupnya? 
Saya suka, dan kelihatannya begitu juga dengan Anda semua. 
Hidup dengan cukup uang tanpa perlu digandrungi rasa was-was. Disukai dan diterima bahkan dimengerti oleh masyarakat di sekitar kita. Tampil ke muka, menerima pujian dan sedemikian dihargai atas apapun yang kita kerjakan atau yang kita karyakan dengan gairah dan kesukaan kita. Ada rasa puas, ada rasa bangga juga ada rasa syukur karena kehidupan berjalan seperti yang diimpikan dan diidamkan.
Namun hidup dalam Kristus tidak begitu, hidup dengan hati Hineni tidak demikian mulus. Ini hidup dengan penderitaan yang panjang dan bisa sangat lama untuk meremukkan ego kita yang begitu bebal. Ini hidup dengan kebingungan dan kesalahpahaman yang terus menerus untuk membuat usang idealisme kita yang memang sudah usang. Ini hidup dengan didikan dan hajaran yang semakin hari semakin berat untuk menyelaraskan hati kita dengan hati-Nya.
Hidup untuk Kristus, bukan meniadakan keinginan manusiawi kita, namun mengembalikan semuanya kepada Dia. Karena kita tidak berani memilih mana yang terbaik yang harus dipilih. Dan kita tidak pernah tahu ke mana dan kapan Ia menghendaki kita berujung pada akhirnya. Entah masih satu pergumulan lagi ataupun seribu tangisan lagi. Tapi ketika Dia bertanya kepada kita, "Maukah kamu?" maka kita akan tetap selalu menjawab, "Aku mau asalkan itu memang kehendak-Mu."
Jadi hidup untuk Kristus itu adalah ada keinginan besar untuk pergi namun kita tetap tinggal karena Kristus, ada keinginan besar untuk kaya namun kita tetap miskin karena Kristus, ada keinginan untuk memiliki nama baik dan masyhur namun kita disalahpahami dan direndahkan karena Kristus. Dan ketika kita tidak pergi, malahan tetap tinggal, hidup miskin dan direndahkan itulah kita diberi perkenanan untuk memberi banyak buah bagi Kerajaan-Nya.
Hineni, jangan jenuh menderita, jangan jemu berbuat baik, jangan mengeluh karena tersiksa. Hineni, selalu bersukacita karena percaya bahwa selalu ada lelucon dalam setiap duka, walau kadang sulit menemukan lelucon di depan matanya sendiri.

Komentar

Postingan Populer