4 Sisi Kebenaran Menghadapi Badai

4 Sisi Kebenaran Menghadapi Badai

Preaching By : Iin Tjipto Wenas


Jurnalis : Joshua Ivan S

Bahan Renungan : Yehezkiel 1 : 1 - 10

Pada tahun ketiga puluh 1 , dalam bulan yang keempat, pada tanggal lima bulan itu, ketika aku bersama-sama dengan para buangan a  berada di tepi sungai Kebar, b  terbukalah c  langit dan aku melihat penglihatan-penglihatan d  tentang Allah. 1:2 Pada tanggal lima bulan itu, yaitu tahun kelima sesudah raja Yoyakhin e  dibuang, 1:3 datanglah firman TUHAN kepada imam Yehezkiel 2 , f  anak Busi, di negeri orang Kasdim di tepi sungai Kebar, dan di sana kekuasaan TUHAN meliputi dia. g  1:4 Lalu aku melihat 3 , sungguh, angin badai h  bertiup dari utara, i  dan membawa segumpal awan yang besar dengan api yang berkilat-kilat dan awan itu dikelilingi oleh sinar; di dalam, di tengah-tengah itu kelihatan seperti suasa j  mengkilat. 1:5 Dan di tengah-tengah itu juga ada yang menyerupai empat makhluk hidup 4  k  dan beginilah kelihatannya mereka: mereka menyerupai manusia, l  1:6 tetapi masing-masing mempunyai empat muka m  dan pada masing-masing ada pula empat sayap. 1:7 Kaki mereka adalah lurus dan telapak kaki mereka seperti kuku anak lembu; kaki-kaki ini mengkilap seperti tembaga n  yang baru digosok. 1:8 Pada keempat sisi mereka di bawah sayap-sayapnya tampak tangan manusia. o  Mengenai muka dan sayap mereka berempat adalah begini: 1:9 mereka saling menyentuh dengan sayapnya; mereka tidak berbalik kalau berjalan, p  masing-masing berjalan lurus ke depan. 1:10 Muka mereka kelihatan begini 5 : Keempatnya mempunyai muka manusia di depan, muka singa di sebelah kanan, muka lembu di sebelah kiri, dan muka rajawali q  di belakang. 

Renungan :

 Yehezkiel menerima penglihatanpada waktu dia mengalami pembuangan. Kehidupan kekristenan kita seringkali kita mengalami pembuangan. Masa Pembuangan kita bisa berarti ketika kita mengalami kehilangan uang, ekonomi mengalami kehancuran, kehilangan kedudukan atau jabatan, kehilangan pekerjaan, kehilangan identitas kita, bahkan kita kehilangan sesuatu yang berharga dalam hidup kita. Tuhan akan membukakan sesuatu kepada kita saat kita mengalami masa pembuangan atau kita mengalami masa-masa kehilangan.

Seringkali kenyamanan membuat kita kehilangan Tuhan dan kita tidak mencari Tuhan. Yehezkiel 1 : 3  datanglah firman TUHAN kepada imam Yehezkiel 2 , f  anak Busi, di negeri orang Kasdim di tepi sungai Kebar, dan di sana kekuasaan TUHAN meliputi dia. Tuhan meliputi Yehezkiel, Meliputi seperti Induk Ayam yang sedang mengerami telurnya. Kita harus mau dierami oleh Tuhan saat kita mengalami masa-masa pembuangan. Biarlah pada masa pembuangan ini bukan kita yang kelihatan tetapi Tuhan yang kelihatan.

Ketika kita menghadapi persoalan dan kekuatiran yang menyerang kita berarti ini tandanya kita belum dierami oleh Tuhan. Tuhannya tidak kelihatan, yang kelihatan adalah persoalan kita. Seringkali kita tidak sabar menunggu jawaban Tuhan ketika kita berada di masa pembuangan. Kita harus ingat bahwa Waktu Tuhan bukan Waktu kita. Meliputi bisa berarti dicengkeram oleh Tuhan, pada saat ini kita harus mengikuti ritmenya Tuhan. Kita harus belajar mengikuti ritmenya Tuhan. Pada masa pembuangan, kita harus membiarkan diri kita dicengkeram oleh Tuhan.

Ada banyak bahaya yang terdapat disekeliling kita, pada masa sekarang ini kita jangan membatasi diri kita, biarkan hidup kita dicengkeram oleh Tuhan sehingga kita bisa berlari dan terbang bersama Tuhan. 

Ada 4 hal yang harus kita lakukan disaat menghadapi Badai : (Yehezkiel 1: 4)
Lalu aku melihat 3 , sungguh, angin badai h  bertiup dari utara, i  dan membawa segumpal awan yang besar dengan api yang berkilat-kilat dan awan itu dikelilingi oleh sinar; di dalam, di tengah-tengah itu kelihatan seperti suasa j  mengkilat.    

Badai bisa berarti  mengalami hal yang tidak enak didalam kehidupan kita, menghadapi huru-hara, banjir, bencana alam, kehancuran ekonomi, masalah kenakalan anak-anak kita, perselingkuhan. Sebenarnya manusia sudah dilengkapi dengan daya adaptasi yang luar biasa, makin dipepet manusia makin menghasilkan hal yang luar biasa. 

Didalam Badai Allah akan menjawab, didalam Badai ada Air Kehidupan. Setelah menghadapi Badai ada Air Kehidupan dalam Awan.

Kilat berarti Kekuatan, didalam Badai Allah menyediakan kekuatan untuk kita, Badai akan membawa kita kepada kekuatan Allah. Didalam Badai akan ada Sinar yang menerangi kehidupan kita, didalam bada kita akan melihat kebenaran-kebenaran Tuhan yang selama ini kita tidak pernah lihat. Kita harus hati-hati dengan kebenaran diri sendiri, saat dihantam badai kita baru menyadari bahwa selama ini kita memegang kebenaran diri sendiri.

Saat mengalami Badai cara pandang kita akan berbeda. Saat mengalami Badai ada banyak anak Tuhan yang mengalami stress, frustasi, depressi, menangis, ngomel. Seringkali kita orang yang dijadikan tempat curhat akan memarahi orang yang sedang ngomel nangis dan depresi karena kita belum pernah mengalami badai tersebut. Orang yang sudah mengalami badai, dia akan tenang dan memberikan respon yang benar sesuai dengan arahan Tuhan ketika menghadapi orang yang mengalami badai.

Kendaraan Tuhan (Yehezkiel 1 : 10)  Lalu aku melihat 3 , sungguh, angin badai h  bertiup dari utara, i  dan membawa segumpal awan yang besar dengan api yang berkilat-kilat dan awan itu dikelilingi oleh sinar; di dalam, di tengah-tengah itu kelihatan seperti suasa j  mengkilat.    Ketika kita menghadapi Badai Tuhan akan memberikan kita Sayap. Ada macam-macam Sayap : Sayap Doa,  Sayap Iman, Sayap Karunia Roh, Sayap Buah-Buah Roh. Tuhan memberikan dua pasang sayap, satu pasang untuk terbang, satu pasang untuk menutupi tubuh kita.

Sayap Karunia Roh digunakan untuk terbang dalam ketepatan, Sayap Iman digunakan untuk menghadapi masalah kita bisa tenang. Jika kita tidak pernah mengalami pengalaman mengenai Iman, maka ketika kita menghadapi masalah, kita akan kesulitan, misalnya jika kita mengalami masalah keuangan, kita belum pernah mengalami namanya Iman Allah Menyediakan dan Mencukupi, maka kita akan kesulitan untuk mempunyai iman ketika menghadapi masalah ekonomi.

Sayap Buah Roh akan menjagai tubuh kita ketika kita mengalami masalah, Buah Roh ada Sukacita, Damai Sejahtera, Kesabaran dan sebagainya, hidup kita akan dijagai untuk tetap berada dalam jalurnya Tuhan.

4 Tokoh Perjanjian Baru :
1. Matius : Menggambarkan Singa atau Raja.
2. Markus : Menggambarkan Lembu atau Pelayan.
3. Lukas : Menggambarkan Manusia.
4. Yohanes : Menggambarkan Rajawali atau KeIlahian.

Manusia Tuhan sudah tetapkan untuk menjadi Penyembah, Tuhan menginginkan manusia untuk menyembah Dia dengan segenap hati. Saat kita mengalami Badai jangan sampai kita kehilangan hati yang mengasihi Tuhan. Jika kita mempersembahkan sesuatu sekecil apapun bentuk persembahan kita, kita harus memberikannya dengan segenap hati dan mengasihi Tuhan maka akan menghasilkan sesuatu yang berbeda. Kita harus mempunyai Hati yang penuh Integritas pada Tuhan dan Hati Yang Melekat pada Tuhan (Amsal 4 : 23). Kejujuran dan Integritas pada Tuhan akan membuat kita dipercaya oleh Tuhan.

Lembu melambangkan orang yang suka berkorban, suka memperhatikan sesama. Orang-orang seperti ini akan melayani dengan sepenuh hati, suka mendengar keluhan orang lain, tangisan orang lain. Pelayanan yang sesungguhnya adalah pada saat kita mengalami hal yang tidak enak. Hari-hari ini kita harus belajar seperti Yesus yang mempunyai hati seorang hamba.

Singa adalah seekor hewan yang mempunyai keahlian berburu. Berburu ini harus belajar. Singa dapat melawan arah angin sehingga ia tidak mudah tercium oleh hewan buruannya. Senjata Singa adalah Mengaum, Seekor Rusa akan sangat ketakutan bila mendengar auman singa. Singa yang bijaksana dapat memecah kelompok zebra sehingga ia dapat menangkap seekor zebra untuk santapannya. Kita harus belajar untuk berdoa, mendengar suara Tuhan, menangkap rhema Tuhan dari pembacaan alkitab kita, kita harus belajar berperang, mengerti tentang pengurapan, pelayanan, strategi untuk menaklukkan musuh.

Rajawali mempunyai mata yang tajam untuk menangkap buruannya, kadang mata hewan lain tidak bisa melihat, mata rajawali bisa melihatnya. Mata yang tajam sehingga bisa menembus jauh kedepan, menembus kegelapan, menembus sinar yang menyilaukan. Kita jangan melihat masa sekarang ini, kita harus bisa melihat jauh kedepan, melihat masa kekekalan. Kita harus mempunyai mata yang tajam sehingga kita mengerti apa yang harus kita doakan saat menghadapi badai, melihat kegelapan yang menyelimuti kita sehingga kita bisa keluar dari kegelapan. Bisa melihat apa yang bisa membawa kita ke puncak perkenanan Tuhan dan kita tidak tergelincir. Amin

Jatiwangi, 24 Oktober 2012
By His Grace


Joshua Ivan Sudrajat S 
       

Komentar

Postingan Populer