Dalam Kenangan Pdt Petrus Agung Purnomo

Dalam Kenangan Pdt Petrus Agung Purnomo

 

 



Akhir Desember 2011 seperti biasa ada Acara Tahunan Bahtera, saya tidak bisa berangkat bersama sahabat saya, saya naik kereta api.

Pada waktu itu adalah perjalanan pertama kali saya sendirian ke Semarang, saya naik kereta api tengah malam dari Cirebon.

Saya merasa takut karena setelah sampai semarang saya harus naik taksi, saya takut supir taksi akan membawa saya muter-muter sehingga Argo yang harus di bayar Mahal.

Ketakutan saya tidak terbukti, saya baru bilang ke supir taksi, pak antar saya ke Holy Stadium, supir taksi itu berkata : Mau ikut ibadah tahunan di tempat Pdt. Petrus Agung Purnomo, saya kaget kok bapak tahu, Ia menjawab : sejak ada beliau, saya Dan Teman-teman mendapat berkah dari acara tersebut, bahkan perekonomian Semarang makin maju. Dulu Nasib orang miskin gak ada yang Perhatian.

Beliau Dan Gerejanya mengadakan acara Pasar Murah, Pengobatan gratis, Semarang Berbagi Bahagia, Angkot Berkah Race. Banyak yang ditolong dibidang pendidikan.

Jadi setiap penumpang taksi, angkutan umum yang akan ke Holy Stadium tidak usah takut, semua Argo normal. Kami sangatlah diberkati dgn acara Pak Petrus Agung Purnomo.

Saya juga sempat berbelanja di pusat oleh-olehnya Semarang, disitu karyawan nya sibuk bahkan untuk membayar saja harus Antrim setengah jam sampai sejam.

Saya melihat ada buy berjilbab bertanya kepada kasir, mbak toko nya tamari sekali, ada apa sih. Jawaban kasir, ibu masa tidak tahu ini ada Acara tahunan di Holy Stadium, makanya toko ramai, dari tempat makan sampai hotel full. Semarang sekarang diberkahi setiap enam bulan sekali, omset pembuatan naik. Baru kali ini Semarang berubah.

Saya kuliah di Salatiga, saya lihat semarang tidak maju, saya Mau beli baju aja nunggu liburan kuliah biar tidak ketinggalan model. Di Semarang dulu ketinggalan model dari Jawa Barat. Sekarang saya lihat Semarang makin maju.

Juni 2012 saya mendapat kesempatan naik kereta api jam 10.00 sehingga saya bisa sampai ke Semarang siang, waktu itu acara bahtera Tema Final Battle.

Saya naik angkutan kota dari Stasiun Kereta Api. Drivernya juga langsung mengetahui bahwa saya Mau ikut ibadah tengah tahun.

Saya jadi ajak makan siang bersama. Saya mendengar cerita supir itu bahwa dia diberkati karena adanya Pak Petrus Agung Purnomo, banyak rakyat miskin ditolong. Angkutan Kota seringkali disewa banyak banget untuk antar jemput orang-orang yang tidak mampu. Saya langsung ingat oh itu acara Anak Raja.

Tuhan memberikan kesempatan saya dua tahun ikut mengabdi di JKI Injil Kerajaan, saya merasa kan pemeliharaan Tuhan nyata dalam hidup saya.

Saya tidak bisa menulis semua nya. Saya menulis semua nya untuk Kemuliaan Tuhan. Saya melihat sudah banyak Jiwa-Jiwa yang diberikan kepada Tuhan Yesus.

Tulisan ini Ditulis Oleh saya sambil mengiringi kepergian beliau ke tempat Perhentian terakhir.

Saya tidak bisa pergi ke Semarang untuk memberikan penghormatan terakhir.

Beliau adalah seorang yang tidak Mau melihat anak-anak nya terpotong Destiny nya. Beliau Mau setiap anak-anak nya untuk menyelesaikan Destiny nya.

Selamat Jalan Hamba yang Setia dan Rendah Hati. Sampai berjumpa di Surga nanti. Amin

Jatiwangi, 16 Maret 2016

Joshua Ivan Sudrajat

Komentar

Postingan Populer