Kabod Masuki Dengan Pengertian

Kabod Masuki Dengan Pengertian
Ev. Indriati Tjipto Wenas




Ketika mereka sampai ke tempat pengirikan Nakhon, maka Uza mengulurkan tangannya kepada tabut Allah itu, lalu memegangnya, j  karena lembu-lembu itu tergelincir. (2 Samuel 6 : 6)

Saudara yang Uza lakukan saat hendak memegang tabut itu, menurutnya adalah baik. Lembu-lembunya itu mau tergelincir dan Uza berusaha untuk memegangnya supaya tidak jatuh. Berapa banyak dari kita maksudnya baik tetapi seringkali maksud baik itu berujung dengan kena sambar. Kenapa ? Saya mau kita belajar dari setiap peristiwa dan kesalahan. Semakin saudara dibawa naik ke atas, saudara akan semakin sadar bahwa  tanggung jawab kita semakin besar. Setiap kesalahan makin nyata efeknya dan setiap kesalahan yang saudara buat harus saudara pertanggungjawabkan dan bayar harganya. Makin saudara dibawa naik, keputusan saudara itu menentukan hidup dan mati. Kabod membuat saudara harus belajar hingga ke next level.

Maksudnya saya marah dengan maksud baik tapi kemudian gara-gara marah itu maka urusannya menjadi panjang karena tidak tepat. Ada orang ikut campur, maksudnya baik tapi jadi kacau semuanya. Kalau kita pakai cara dan pertimbangan manusia ini akan menjadi masalah. Kita juga tidak bisa masuk lebih dalam lagi ke Kabod dengan hati yang suam. Kalau saudara masuk tanpa pengertian maka akan jadi masalah besar. Saya beri contoh, misalnya saudara tidak bisa ujian pertama kemudian berkata, “Sudahlah, ujiannya juga susah. Saya tidak mau ngomongin ujian pertama, saya mau langsung ikut ujian remedial,” Tidak mungkin bukan ? Kita harus bahas ujian pertama supaya kita mengerti salahnya dimana dan akhirnya kita bisa ikut ujian remedial.  
Saya berdoa kita semua memasuki masa Kabod dengan pengertian dan tanpa kemarahan. Buat saya, saya akan tetap melakukan apa yang menjadi bagian saya yaitu mendidik, menyeret orang-orang yang Tuhan taruh dalam hidup saya. Dan saya tidak akan berhenti, karena begitu saya berhenti, maka saya akan bermasalah dengan Tuhan. Saya tidak akan berhenti dengan ketidaktahuan diri beberapa orang, saya tidak akan berhenti dengan kemalasan, ketidakdisplinan di Mahanaim, karena itu sudah menjadi tugas saya. Saudara, kalau kita tidak berurusan sungguh-sungguh dengan kebekuan, kemalasan atau apapun juga dalam hidup kita yang negatif maka ini akan menjadi masalah besar. Ketidakmengertian bukanlah sebuah alasan dalam kekudusan dalam Kabod Tuhan. Ketidak mengertian bisa mengakibatkan kematian.

Orang yang jahat tidak mengerti keadilan, tetapi orang yang mencari Tuhan mengerti segala sesuatu. Amsal 28 : 5

Jika hati kita mencari Tuhan maka sesungguhnya kita menjadi orang yang mengerti segala sesuatu. Jadi ketidakmengertian bukanlah sebuah alasan namun hati yang sudah tidak bulat dan sungguh itulah yang menjadi sumber masalah, tidak selalu kita bisa utuh dan segenap hati untuk Tuhan namun ketika kita menyadari takaran hormat, cinta dengan segenap hati sudah mulai berkurang bagiNya maka ketidakmengertian mulai menghambat lagi. Karena itulah Daud menjerit dan menjerit lagi, ya Tuhan bulatkan hatiku dan buat hatiku utuh mencintaiMu lagi. Betapa bahayanya ketidak mengertian itu karena dapat membuat kita terbuang.

Sebab itu umat-Ku harus pergi ke dalam pembuangan, v  oleh sebab mereka tidak mengerti w  apa-apa; orang-orang yang mulia x  akan mati kelaparan, dan khalayak ramai akan menderita kehausan. y (Yesaya 5 : 13)

Yesus menjawab mereka: "Kamu sesat, sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci d  maupun kuasa Allah! (Matius 22 : 29)
Mereka tidak mengerti perkataan itu, k  namun segan menanyakannya kepada-Nya. (Markus 9 : 32)

Yesus sedang membahas tentang penderitaanNya dan murid-muridNya tidak mengerti tetapi itu membuat mereka tidak ingin bertanya apa sebabnya. Seringkali ada kemalasan didalam diri kita untuk menggali kedalaman dari pribadiNya. Sebab saat kita semakin dalam menggali pribadiNya, sebelum kita menemukan kemuliaan itu kita akan menemukan kesakitan yang sejujurnya kita manusia memang tidak sanggup untuk menampung isi hatiNya. Namun Allah mencari orang yang ingin seperasaan denganNya karena itu Paulus berkata,

Yang kukehendaki ialah mengenal h  Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, i  di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, j (Filipi 3 : 10)

Dan ada orang-orang yang tidak peduli apapun harganya mereka tetap mengingininya sebab bagi mereka itu hanya penderitaan-penderitaan ringan. Saudarakah orangnya ??? Yang dicari Allah untuk seperasaan denganNya dan tidak peduli berapapun harganya ?

Jatiwangi, 6 Juli 2016
By His Grace

Joshua Ivan Sudrajat S

Sumber :
Buku Kabod His Manifested Presence
Ev. Mikhael Indriati Tjipto
Halaman : 38 – 41
Blessed To Bless – Bekasi



Komentar

Postingan Populer