El Shaddai

 El Shaddai

Pastor Lukas Yoesianto

 

- Allah Yang Maha Kuasa, Allah Yang Mencukupi Segala Sesuatu yang Kita Perlukan.
- Tuhan yang Mempunyai Sumber Daya yang Tidak Terbatas untuk Memenuhi Kebutuhan Anak-anakNya.
 

Kisah Di Balik Nama ElShaddai

Pada waktu bangsa Israel ada di tempat perbudakan (Mesir), mereka marah kepada Musa. Beban perbudakan yang semakin berat membuat bangsa Israel komplain, menggerutu dan marah. Mereka menuntut janji Tuhan yang katanya akan membawa mereka ke Tanah Perjanjian, karena sejauh ini mereka tetap ada di tanah perbudakan yang berat, bukan Tanah Perjanjian yang berlimpah susu dan madu.
 
Mendengar gerutuan mereka, akhirnya Musa pun marah kepada mereka. Lalu, Musa menghadap Tuhan. Musa mengadu, protes, bahkan marah kepada Tuhan (Keluaran 5:22). Latar belakang kisah inilah menyebabkan Tuhan menyatakan pribadiNya kepada Musa dengan sebutan Allah Yang Maha Kuasa (Elshaddai) - Keluaran 6:1-4.
 

Arti Nama Elshaddai

El Shaddai berarti Tuhan yang Mahakuasa. Nama itu merupakan gabungan dari nama El yang merupakan kependekan dari ELOHIM yang berarti Tuhan Pencipta yang Perkasa. Kemudian, Shaddai berarti Mahakuasa. Menurut Towns (1995), nama El Shaddai disamping menyatakan kemahakuasan Tuhan juga menunjukkan kelembutan Tuhan dalam memelihara kita. Hal itu karena kata Shaddai dan Shad dalam bahasa Ibrani mempunyai arti sama yaitu dada atau buah dada (Kej 49:25; Ayb 3:12; Mzm 22:10). Hal itu menunjukkan bahwa Tuhan itu seperti seorang ibu yang menyusui anaknya dengan lembut dan penuh kasih sayang. Jadi El Shaddai adalah Tuhan yang Mahakuasa sekaligus lemah lembut dalam memelihara anak-anak-Nya.
 
Arti lain dari Elshaddai adalah Pribadi yang memiliki sumber daya yang tak terbatas untuk memenuhi keperluan anak-anakNya.
 

Perjumpaan Hamba-hamba Tuhan dengan Elshaddai 

 
Abraham (Kejadian 17:1)
Abraham dipanggil Tuhan ketika berusia 75 tahun. Tuhan memberikan janji bahwa dari keturunan Abraham akan lahir bangsa yang besar. Waktu terus berlalu namun janji itu belum digenapi. Tiba-tiba, muncullah ide dari Sara untuk memberikan Hagar kepada Abraham agar lahir keturunan baginya. Dia mencoba membantu Tuhan untuk menggenapkan janjiNya. Namun peristiwa itulah yang membuat Tuhan terdiam (ada 13 tahun yang hilang – lihat Kejadian 16:16 & 17:1). Saudaraku, percayalah bahwa Tuhan tidak lupa dengan janjiNya. Tuhan punya cara yang ilahi, yang membuat janjiNya digenapi dalam hidup kita bukan karena kekuatan manusiawi kita!
Saat Abraham berusia 99 tahun, saat dia tak berdaya dan saat Sara mati pucuk; Abraham meminta kepada Tuhan agar Ismail diperkenankan menjadi pewaris (Kejadian 17:18-21). Namun Tuhan menolak karena Dia tetap ingin menggenapkan janjiNya. Di waktu-waktu itulah Dia menyatakan pribadiNya sebagai El Shaddai (Kejadian 17:1). Alkitab mengatakan bahwa satu tahun kemudian lahirlah janji Tuhan dalam hidup Abraham dengan kelahiran anak perjanjian, Ishak.
Ishak & Yakub (Kejadian 28:1-3)
Pada waktu Ishak berdoa dan memberkati Yakub, Ishak menyatakan atau memperkenalkan adanya Allah Yang Mahakuasa (Elshaddai) kepada Yakub. Sejak saat itulah Yakub menjadi mengerti bahwa ada Elshadai, Allah Yang Mahakuasa ada sertanya. Akhirnya secara pribadi Allah menyatakan dirinya sebagai Elshaddai kepada Yakub (Kejadian 28:11-22).
 
Yusuf (Kejadian 48:3)
Dalam kitab Kejadian 48:3, menjelang Yakub dipanggil Tuhan, dia memberkati Manasye dan Efraim (cucu Yakub dari Yusuf), kepada mereka ia menceritakan tentang Allah Elshaddai. Berkatalah Yakub kepada Yusuf: "Allah, Yang Mahakuasa (Elshaddai) telah menampakkan diri kepadaku di Lus di tanah Kanaan dan memberkati aku...”
 
Saudaraku, pada mulanya Allah Elshaddai diwahyukan kepada Abraham, lalu diturunkan atau diteruskan kepada Ishak, dan selanjutnya oleh Tuhan diwahyukan kepada Yakub dan Yusuf. Dan janjiNya adalah bahwa di tahun ini juga Dia akan menyatakan diriNya sebagai Elshaddai bagi Saudara semua. Percayalah, mulai hari ini kita akan menikmati El Shaddai, Tuhan yang mempunyai sumber daya yang tidak terbatas.
 
Ayat Hafalan:
Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan (Roma 4:20-21).
 
Disarikan dari kotbah Ps. Lukas Yoesianto di Ibadah Awal Tahun Kemah Daud Ministries pada tanggal 1 Januari 2017.

Komentar

Postingan Populer