Roh Kasih dan Penerimaan

Roh Kasih dan Penerimaan


Semakin saya merenungkan teks dalam Mat 18:15-20, 5:23-26, 5:43-48 saya semakin bisa merasakan kerinduan hati BAPA yang lebih suka mengampuni daripada menghukum, lebih suka menuntun orang untuk kembali berjalan dalam kebenaran/ keakuratan daripada membiarkan/ mengeraskan hati seseorang.

Didalam Roh saya seperti ditunjukkan bahwa inilah salah satu kondisi rohani yang belum dimiliki oleh gereja - pada saat ada seseorang yang melakukan kesalahan/ ketidak akuratan dalam hidupnya - bahkan pada level seorang hamba Tuhan, seketika secara beramai-ramai orang banyak akan 'menghakimi & menjatuhkan penghukuman' atas orang yang hidup secara tidak akurat tersebut.

Bandingkanlah dengan keberadaan/ keputusan Yesus saat Ia diperhadapkan pada seorang wanita yang didapati berbuat zinah (Yoh 8:1-11) atau pada Petrus yang sudah menyangkali DiriNya sebanyak 3 kali (Mark 16:6-7) Tuhan masih memberi pengampunan dan kesempatan baru kepada orang-orang yang sudah nyata-nyata melakukan dosa/ kesalahan (tapi mau berubah/ bertobat dari dosa-dosanya)

Saya tidak mengatakan bahwa didalam anugerahNya maka kita boleh hidup sesuka hati kita karena saat kita memutuskan untuk bertobat, Tuhan pasti mengampuni... Titik penekanannya bukanlah pada aspek Tuhan yang selalu siap mengampuni tapi justru pada sikap hati sesama saudara yang mau membuka hati untuk menjangkau setiap saudara lain yang sedang hidup dalam ketidak akuratan tanpa bersyak wasangka atas apapun yang menjadi masa lalu dari orang yang bersangkutan. Tidak peduli apapun yang menjadi kejahatan dari masa lalu orang tersebut, selama orang yang bersangkutan mau betul-betul bertobat & berubah, kita harus siap untuk ikut memaafkan & menerima kembali keberadaannya.

1. Kasih akan menutupi banyak pelanggaran & membuat seseorang tetap mengharapkan yang terbaik bagi sesamanya manusia (1 Kor 13:7)

Roh kasih & penerimaan akan menolong seseorang yang pernah jatuh (pernah hidup dalam ketidak akuratan dan ketidak akuaratannya tersebut telah memunculkan dampak buruk bagi orang-orang lain) untuk kembali dapat dipulihkan sehingga bahkan semua jerih lelah, pengorbanan & pengabdiannya dalam pelayanan tidak akan menjadi hancur begitu saja tapi tetap menghasilkan dampak bagi kerajaan Tuhan. Ingat, sekali lagi saya tegaskan, bukan berarti kita berkompromi dengan dosa. Tuhan sendiri tidak pernah berkompromi dengan dosa - Dia membenci dosa, sedemikian bencinya terhadap dosa sampai-sampai Ia rela mati bagi dosa-dosa manusia sehingga Ia dapat menghapuskan dosa dari kehidupan manusia sekali untuk selama-lamanya... Alasannya adalah karena walau Ia membenci dosa tapi Ia sangat mengasihi orang berdosa.

Demi untuk menyelamatkan orang-orang yang berdosalah, Ia telah rela mati diatas kayu salib.

Dengan kita memberi diri untuk dipenuhi oleh roh kasih & penerimaanNya, maka Tuhan akan bisa memakai kita menjadi representasi/ perwujudan keberadaan Bapa dalam dunia ini. Ini juga yang menjadi alasan mengapa Tuhan mencurahkan RohNya dan membuat kita memanggil Dia dengan sebutan Bapa - memastikan kita ada dalam posisi sebagai anak, suatu pribadi yang merepresentasikan keberadaan Bapanya (Mat 5:43-48)

2. Hanya Manusia Baru yang mampu melepaskan pengampunan & penerimaan atas orang-orang yang sudah terbukti melakukan berbagai tindakan buruk kepada kita.

Diatas kayu salib, Yesus tetap menaikkan satu doa ini untuk semua orang yang sudah menyiksa, menganiaya & bahkan menyalibkan DiriNya: " Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat" (Luk 23:34)
Jika seandainya manusia biasa yang mengalami apa yang sudah Yesus alami, hampir dapat dikatakan adalah mustahil untuk orang yang bersangkutan dapat melepaskan pengampunan atas orang-orang yang sudah merancangkan kematiannya; biasanya kutukan dan sumpah serapahlah yang akan keluar dari mulut orang tersebut.

Tapi Yesus berbeda - dan semua umat Tebusan, anak-anakNya, mereka yang membawa nature Kristus dalam hidupnya juga akan alami perbedaan tersebut. Hanya ke-Ilahi-an Tuhan dalam hidup seseoranglah yang akan memberi kemampuan bagi orang yang bersangkutan untuk dapat melepaskan pengampunan atas semua hal buruk yang pernah ia alami dan sekaligus menerima kembali saudaranya yang sudah jatuh/ hidup dalam ketidak akuratan.

Doa saya, biarlah Roh Kudus terus bekerja dalam kehidupan kita masing-masing sehingga ada nature yang Ilahi - sama seperti yang Kristus miliki - untuk kita bisa selalu mengupayakan untuk memenangkan kembali saudara-saudara kita yang sedang hidup dalam ketidak akuratan dan bukannya segera 'membuang'/ membiarkan mereka untuk tetap hidup dalam kesalahan/ ketidak akuratan mereka tersebut...#AkuCintaTuhan (Ps. Steven Agustinus)

Komentar

Postingan Populer