Batu Pembangunan Rumah Rohani
Batu Pembangunan Rumah Rohani
Untuk meleburkan diri dan berfungsi sebagai batu - batu hidup dalam rumah rohani yang akurat, ternyata sangat berkaitan dengan beberapa aspek dibawah ini:
1. Kecenderungan hati/ketulusan/kemurnian.
Saya merasa, firman Tuhan yang terus datang dalam diri kita seperti API yang senantiasa memurnikan (Maleakhi 3:2, Ibrani 12:29) Apalagi saat Ia berbicara mengenai meleburkan diri dan berfungsi dalam gereja lokal, serta terbebas dari ketergantungan terhadap Mamon. Bagi kita yang terus mengeraskan hati dan tidak mau taat dengan segera, maka hidup kita akan jadi seperti duduk di kursi panas yang tidak akan pernah membuat kita nyaman. Dan pilihannya hanya ada tiga: bertobat, hanya jadi penonton dan makin hari hati kita jadi makin keras atau keluar dari kegerakan. Tapi masalahnya Tuhan tidak mau kita hanya jadi penonton apalagi keluar dari kegerakan, Ia mau kita meresponi firmanNya dan taat dengan sukacita. Ia sebagai Allah yang setia akan mengirimkan firman dan pekerjaan RohNya, serta mengatur situasi serta keadaan agar kencenderungan hati kita kembali tertuju kepada kebenaran. Jika Tuhan telah menetapkan kita untuk menjadi batu pembangunan suatu rumah rohani, mengapa kita mengambil keputusan untuk menjadi "batu menara Babel" (hidup ketergantungan terhadap sistem dunia dan mamon) yang pasti akan dihancurkan oleh Tuhan?
Percayalah, langit dan bumi akan digoncangkan. Segalanya akan hancur, namun hanya rumahNya yang tinggal tetap!! Gunung rumah Tuhanlah yang akan menjulang tinggi melampui segala yang lain.
2. Roh yang haus lapar akan firman dan realitaNya.
Sangatlah bodoh jika kita telah menganggap diri sudah penuh pewahyuan Roh, sudah sangat kenal Tuhan, sudah tahu firman, dan tidak perlu diajar lagi!! Ini adalah tipu daya iblis yang akan membuat kita berhenti untuk bertumbuh. Sebab jika kita merasa sudah mengetahui itu semua maka kita akan kehilangan rasa haus dan lapar terhadap firman dan realitaNya!! Sehingga kita akan menganggap "remeh/biasa" firman dan berbagai dimensi ilahi yang ada disekitar kita. Hal ini akan membuat kita cepat atau lambat berjalan dalam keagamawiaan dan kedagingan. Oleh karenanya kita perlu datang kepada Tuhan dengan sikap hati yang haus dan lapar, dan membawa keinginan untuk mau terus dibentuk, diajar, dibangun, dan mau berubah.
Datanglah tiap hari dengan "kirbat yang baru" (kehausan, kelaparan yang lebih lagi terhadap Tuhan dan realita firmanNya) Dengan demikian setiap firman dan arahan untuk meleburkan diri dan berfungsi dalam gereja lokal dapat beroleh tempat di hati kita dan berakar kuat!! Firman yang beroleh tempat di hati kita (tanah hati yang baik) akan langsung memposisikan kita menjadi batu hidup dalam rumah rohani yang akurat!! Dan kita dapat terus diisi oleh kuasa firman dan RohNya sampai melimpah setiap hariNya!!
3. Perjumpaan pribadi dengan Tuhan dan realita kemuliaan KerajaanNya.
Selama ini mungkin kita hanya mendengar firman mengenai KerajaanNya yang dahsyat akan termanifestasi melalui gerejaNya. Namun diri kita masih belum "ngeh", belum paham, bahkan belum dapat melihatnya.
Hal itulah yang membuat kita tidak melangkah memberi diri "gila - gilaan" melakukan kehendak Tuhan dalam gerejaNya. Jika kita belum melihat, artinya posisi kita masih sangat jauh dari realita kemuliaanNya! Bagian kita adalah terus mendesak dalam realitaNya sampai kita melihat sendiri dengan mata kepala kita dan mendengar sendiri Tuhan berfirman. Sehingga ketika ada bapa rohani dari rumah Tuhan yang ada memberi arahan dan firmanNya untuk kita meleburkan diri dalam agenda gereja lokal, maka diri kita tidak lagi berargumen, melainkan langsung menyelaraskan diri dengan seketika. Oleh karenanya roh yang lapar dan haus akan firman serta realitaNya memainkan peranan yang sangat penting. Semakin haus akan Tuhan, maka kita akan semakin mendesak dalam hadiratNya dan melihat kemuliaan dari gerejaNya!! Hal inilah yang akan membuat kita berjalan sebagai satu tubuh Kristus yang akan mendemonstrasikan realita KerajaanNya!! #AkuCintaTuhan (Ps. Steven Agustinus)
Untuk meleburkan diri dan berfungsi sebagai batu - batu hidup dalam rumah rohani yang akurat, ternyata sangat berkaitan dengan beberapa aspek dibawah ini:
1. Kecenderungan hati/ketulusan/kemurnian.
Saya merasa, firman Tuhan yang terus datang dalam diri kita seperti API yang senantiasa memurnikan (Maleakhi 3:2, Ibrani 12:29) Apalagi saat Ia berbicara mengenai meleburkan diri dan berfungsi dalam gereja lokal, serta terbebas dari ketergantungan terhadap Mamon. Bagi kita yang terus mengeraskan hati dan tidak mau taat dengan segera, maka hidup kita akan jadi seperti duduk di kursi panas yang tidak akan pernah membuat kita nyaman. Dan pilihannya hanya ada tiga: bertobat, hanya jadi penonton dan makin hari hati kita jadi makin keras atau keluar dari kegerakan. Tapi masalahnya Tuhan tidak mau kita hanya jadi penonton apalagi keluar dari kegerakan, Ia mau kita meresponi firmanNya dan taat dengan sukacita. Ia sebagai Allah yang setia akan mengirimkan firman dan pekerjaan RohNya, serta mengatur situasi serta keadaan agar kencenderungan hati kita kembali tertuju kepada kebenaran. Jika Tuhan telah menetapkan kita untuk menjadi batu pembangunan suatu rumah rohani, mengapa kita mengambil keputusan untuk menjadi "batu menara Babel" (hidup ketergantungan terhadap sistem dunia dan mamon) yang pasti akan dihancurkan oleh Tuhan?
Percayalah, langit dan bumi akan digoncangkan. Segalanya akan hancur, namun hanya rumahNya yang tinggal tetap!! Gunung rumah Tuhanlah yang akan menjulang tinggi melampui segala yang lain.
2. Roh yang haus lapar akan firman dan realitaNya.
Sangatlah bodoh jika kita telah menganggap diri sudah penuh pewahyuan Roh, sudah sangat kenal Tuhan, sudah tahu firman, dan tidak perlu diajar lagi!! Ini adalah tipu daya iblis yang akan membuat kita berhenti untuk bertumbuh. Sebab jika kita merasa sudah mengetahui itu semua maka kita akan kehilangan rasa haus dan lapar terhadap firman dan realitaNya!! Sehingga kita akan menganggap "remeh/biasa" firman dan berbagai dimensi ilahi yang ada disekitar kita. Hal ini akan membuat kita cepat atau lambat berjalan dalam keagamawiaan dan kedagingan. Oleh karenanya kita perlu datang kepada Tuhan dengan sikap hati yang haus dan lapar, dan membawa keinginan untuk mau terus dibentuk, diajar, dibangun, dan mau berubah.
Datanglah tiap hari dengan "kirbat yang baru" (kehausan, kelaparan yang lebih lagi terhadap Tuhan dan realita firmanNya) Dengan demikian setiap firman dan arahan untuk meleburkan diri dan berfungsi dalam gereja lokal dapat beroleh tempat di hati kita dan berakar kuat!! Firman yang beroleh tempat di hati kita (tanah hati yang baik) akan langsung memposisikan kita menjadi batu hidup dalam rumah rohani yang akurat!! Dan kita dapat terus diisi oleh kuasa firman dan RohNya sampai melimpah setiap hariNya!!
3. Perjumpaan pribadi dengan Tuhan dan realita kemuliaan KerajaanNya.
Selama ini mungkin kita hanya mendengar firman mengenai KerajaanNya yang dahsyat akan termanifestasi melalui gerejaNya. Namun diri kita masih belum "ngeh", belum paham, bahkan belum dapat melihatnya.
Hal itulah yang membuat kita tidak melangkah memberi diri "gila - gilaan" melakukan kehendak Tuhan dalam gerejaNya. Jika kita belum melihat, artinya posisi kita masih sangat jauh dari realita kemuliaanNya! Bagian kita adalah terus mendesak dalam realitaNya sampai kita melihat sendiri dengan mata kepala kita dan mendengar sendiri Tuhan berfirman. Sehingga ketika ada bapa rohani dari rumah Tuhan yang ada memberi arahan dan firmanNya untuk kita meleburkan diri dalam agenda gereja lokal, maka diri kita tidak lagi berargumen, melainkan langsung menyelaraskan diri dengan seketika. Oleh karenanya roh yang lapar dan haus akan firman serta realitaNya memainkan peranan yang sangat penting. Semakin haus akan Tuhan, maka kita akan semakin mendesak dalam hadiratNya dan melihat kemuliaan dari gerejaNya!! Hal inilah yang akan membuat kita berjalan sebagai satu tubuh Kristus yang akan mendemonstrasikan realita KerajaanNya!! #AkuCintaTuhan (Ps. Steven Agustinus)
Komentar
Posting Komentar