JANGAN SALAH WAKTU

JANGAN SALAH
(Part 4 : Jangan Salah Waktu)
Ev. Iin Tjipto
Ibadah JKI Hananeel (01-10-201)

Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya.
Pengkotbah 3:1

Ada orang tua yang tahu bahwa anaknya berbakat bola, berbakat olahraga, tetapi berkata, "Nggak, pokoknya kamu sekolah dulu! Nanti kalau kamu lulus SMA, kamu boleh kembangkan hobimu."
Ini pemikiran orang tua yang tidak tahu waktu.

Tidak ada pemain bola yang sudah berumur tujuh belas tahun dan belum terpilih, maka sudah game over. Karena pemainD bola maksimal berumur 17-25 tahun, di atas itu sudah turun staminanya.
Dan banyak orang tua yang tidak tahu.

Ada orang tua yang anaknya berbakat di gymnastic - dan itu harus dimulai di usia empat tahun. Karena kalau badan kita ini sudah terlanjur kaku, yang biasanya di atas enam tahun, itu sudah nggak bisa gymnastic seperti orang-orang di Tiongkok - yang kaki ditekuk-tekuk. Sudah tidak bisa, sudah terlanjur kaku.
Dan banyak orang terlambat - mereka tidak tahu waktu.

Tahukah engkau, bahwa setiap kita punya waktu? Setiap kita punya target di hadapan Tuhan. Setiap kita ada kesempatan. Tetapi kalau kita tidak lari, kalau kita tidak selesaikan target itu, dan kalau ketika sangkakala berbunyi.

Lalu kita tertinggal dan kemudian kita berkata, "Tuhan, aku sudah berdoa, aku sudah kebaktian..."
Dan Tuhan berkata, "Nak, kau belum selesaikan destiny-mu... Dan waktumu habis..."

Ada banyak orang tidak tahu tentang waktu, ada 3 jenis :
1. Kairos - hanya sesaat
Pada waktu itu terbuka, kalau kita masuk, maka itu akan selesai. Tetapi jika kita tidak ambil itu, maka akan hilang. Dan belum tentu kembali...

2. Pleroma - pada waktu kita diberikan kepercayaan
Ketika kita misalkan diberi kesempatan untuk memimpin, ada jangka waktunya. Seperti Bapak Jokowi sebagai presiden dan memimpin itu ada waktunya yaitu 5 tahun.
Itulah pleroma nya - dan jika pada jangka waktu tersebut tidak berlaku dengan baik, tidak bisa, akan habis. Tetapi jangan berpikir juga bahwa sudah pasti punya waktu 5 tahun. Jika tidak memenuhi standar maka tidak bisa juga.

Ada banyak orang berpikir : kalau dia menjadi pemimpin, maka selamanya akan menjadi pemimpin - kalau dia menjadi gembala, maka selamanya akan menjadi gembala.
Mungkin orang sungkan menurunkan dia, tetapi di hadapan Tuhan, pleroma nya sudah habis.

Contoh :
Saul, tetap menjadi raja. Tetapi di hadapan Tuhan, dia sudah bukan lagi seorang raja. Di hadapan Tuhan, 13 tahun Saul masih keliatannya menajdi raja - tetapi di 13 tahun itu sudah Daud yang menduduki menjadi raja.
Ada Imam Eli, ada juga imam-imam lainnya dan anak-anak Eli. Tetapi di hadapan Tuhan, seluruh Israel tahu, bahwa firman Tuhan ada di dalam hidup Samuel.
Eli kehilangan pleroma-nya karena pada saat dia menjadi Imam, dia tidak bisa mendidik anak-anaknya. Dia kehilangan waktunya karena dia mengambil milik Tuhan - habis.
Ada banyak orang tidak mengetahui pleroma-nya Tuhan.

Kamu mungkin masih menjadi Penari inti - tetapi di hadapan Tuhan sudah bukan lagi karena pleroma-mu hilang.
Kenapa? Karena pada waktu engkau menjadi Penari inti : engkau tidak belajar, engkau tidak mengerti urapan, engkau tidak mengerti tentang tanggung jawab, engkau tidak mengerti arti dari apa yang sedang engkau tarikan.
Dan Tuhan bilang, "Selesai!"
Kamu boleh menari, tetapi di hadapan Tuhan, kamu sudah bukan siapa-siapa.
Segala sesuatu ada waktunya.

Kalau kita menabur pada waktu musim dingin maka akan habis! Biji-mu bukannya bertumbuh, malah akan mati. Ada orang tidak tepat dalam menabur, dan dia berkata "Kenapa aku menabur dan Tuhan tidak berkati?"

Dan Tuhan berkata, "Salah waktu, Nak... Pada waktu Aku suruh menabur, engkau simpan... Pada waktu Aku suruh menyimpan, engkau menabur..."

Setiap kita jangan pernah sepelekan soal waktu.
Salah waktu maka habislah semuanya.

Selviani Lakmudin

Komentar

Postingan Populer