MUSUH TERBESAR

MUSUH TERBESAR
Pdt Petrus Agung Purnomo

Mat 16: 13-20 – Mengenal Tuhan secara pribadi akan membuat kita mengenal diri sendiri.

Jesus came back, "God bless you, Simon, son of Jonah! You didn't get that answer out of books or from teachers. My Father in heaven, God himself, let you in on this secret of who I really am. (Mat 16: 17,MSG)

Saat Petrus berkata bahwa Yesus Mesias, itu bukan dari buku atau pengajaran tertentu, tapi karena Bapa sendiri yang singkapkan. Karena Petrus tahu siapa Yesus yang sebenarnya, maka Yesus tunjukkan siapa Petrus yang sebenarnya, destiny Petrus adalah batu karang, dan bukan buluh.

Mat 16: 21-23 – Selain menunjukkan destiny Petrus, Yesus juga menunjukkan kelemahan Petrus.

Kita harus tahu siapa kita dan destiny kita dalam anugerah Tuhan. Tapi juga perlu mengenali siapa diri kita sebagai manusia, karena itulah musuh terbesar kita.

Sebagian besar nama-nama di Alkitab yang mengandung kata El, artinya mengandung “Elohim”
Betel : rumah Elohim
Elia : Elohim adalah Yahwe
Elisa : Elohim adalah juru selamat
ElYasib, Yehezkiel, dst.

Ada beberapa pengecualian, di antaranya nama RAHEL. Nama “Rahel” tidak mengandung unsur Elohim. Rahel artinya domba betina. Rahel adalah ibu dari Israel, tapi banyak kelemahan karena tidak adanya Elohim.

Banyak orang berfikir ada Tuhan dalam hidupnya, padahal tidak ada. Ini karena di luar tampilannya mirip dengan yang dari Tuhan.

Kej 29: 31 – kemandulan Rahel tidak wajar. Tuhan melihat bahwa perlakuan Yakub timpang: Lea tidak dicintai, Rahel sangat dicintai. Sebenarnya ada hal-hal buruk yang ingin Tuhan cabut dari diri Rahel.

*Watak negatif yang ingin Tuhan cabut dari Rahel*

*1. Iri, berkompetisi, cemburu, tidak mau kalah*

Kej 30: 1-2 – Rahel tidak bisa hamil, tapi kemarahannya diarahkan kepada Yakub.

Kej 30: 3-8 – Rahel memberikan budaknya kepada Yakub supaya mendapat anak melalui Bilha. Anak pertamanya adalah Dan. Dan adalah suku pertama yang menyembah berhala. Di kitab Wahyu suku Dan tidak lagi disebutkan. Sepanjang hidup Rahel hanya diisi dengan iri, marah, cemburu, berkompetisi, dan tidak mau kalah dari kakaknya.

Tidak banyak orang yang mengerti dan menyadari keburukan di dalam dirinya. Oleh sebab itu kelemahan yang paling fatal adalah self righteousness (kebenaran diri sendiri). Tuhan seringkali ijinkan hal-hal yang tidak diinginkan untuk membentur kita, sehingga kita sadar keburukan di dalam diri kita.

Contoh:
Orang latah, yang diucapkan adalah apa yang ada di dalam pikirannya.
Orang yang hampir meninggal dunia mengeluarkan sumpah-serapah.

Saat hati kita diisi semua yang jahat dan kotor: kecemburuan, kemarahan, tidak mau mengampuni, persaingan, dll, maka kita harus waspada jangan-jangan Tuhan Yesus sudah tidak ada di hati kita.

Karena tidak ada Elohim di dalam Rahel, maka dia isi hatinya dengan yang bukan dari Tuhan, dan habiskan hidupnya bertahun-tahun untuk bergulat dengan Lea.

Jika hidup kita penuh dengan semua yang bukan dari Tuhan, jangan paksa Tuhan tetap tinggal dalam hati kita. Jangan hidup karena asumsi bahwa Tuhan ada di hidup kita, tapi ternyata tidak ada.

Ada yang mengajarkan bahwa “sekali selamat maka tetap selamat”. Mereka lupa bahwa Yudas Iskariot tidak selamat. Sekian banyak orang Kristen yang membantai manusia lain atas nama agama juga tidak mungkin selamat. Alkitab berkata:

*tetap kerjakan keselamatanmu*

Apapun yang mulai mencondongkan hati kita dari Tuhan Yesus, jika kita biarkan maka hanya menunggu waktu sebelum kita jatuh.

Film Musa versi Holywood: banyak tidak sesuai Alkitab. Bisa ditonton hanya untuk hiburan. Firaun bisa tahan dan mengeraskan hati saat negerinya terkena tulah. Ini karena yang menderita rakyatnya, dan dia tidak perduli. Tapi begitu anaknya mati, semua kesombongannya habis.

Kesaksian tentang kerapuhan manusia.
Seorang anak muda, usia di bawah 40 tahun, kaya. Saat satu syaraf di otak error, jadi lumpuh.
Seorang olahragawan, jatuh dan kepala terantuk, jadi lumpuh dan hilang harapan.
Seorang calon raja Belanda yang cerdas dan hebat, jatuh saat bermain ski, kepalanya terantuk. Dia koma bertahun-tahun, dan tak pernah lagi sadar hingga hari matinya.

Jika hidup kita tidak dipegang oleh Tuhan, maka semua akan habis

Rahel mengisi hidupnya dengan perjuangan yang sia-sia dan konyol. Rahel tidak pernah mendapat imbalan yang hebat. Tuhan Yesus akhirnya lahir dari suku Yehuda yang merupakan keturunan Lea, bukan keturunan Rahel.

Jangan isi hidup dengan ego, kesombongan, kompetisi, cemburu, iri dan marah, karena itu membuat tidak ada lagi ruang bagi Yesus di hati kita.

Mari belajar mengampuni, belajar berdamai dengan semua orang, terutama dengan Tuhan. Pengampunan tidak akan mengubah masa lalu kita, tapi memperbesar masa depan kita.

*2. Tidak bersandar sepenuhnya pada Tuhan, tapi pada harta benda*

Kej 31: 19, 34-35 – Rahel mencuri terafim Laban.

Motif Rahel mencuri terafim ayahnya:
Kemungkinan Rahel adalah penyembah berhala, baru kenal Tuhan setelah jadi istri Yakub.
Motif ekonomi, untuk menjamin hidupnya kelak jika ada sesuatu terjadi pada Yakub.

Di jaman itu ada hukum tak-tertulis bahwa siapa yang mewarisi berhala keluarga, maka akan terima warisan sebagian besar harta keluarga.

Jika tidak ada Elohim dalam hidup seseorang, maka yang paling ditakutkan adalah kehilangan harta. Itu artinya menyembah mamon dan bukan Tuhan.

Tuhan mengerti bahwa kita membutuhkan uang. Buktinya Tuhan sediakan berbagai batu berharga untuk manusia di taman Eden. Tapi Tuhan tidak mau kita berharap pada uang/ materi.

Kesaksian:
P Yusak pelayanan di Surabaya, tinggal di rumah hamba Tuhan yang pelayanan di desa-desa. Hamba Tuhan ini mengeluh: p Yusak tinggal di kota, khotbah di kota, berkatnya berkat kota. Sementara dia tinggal di kota, tapi khotbah di desa, hidup dari kolekte gereja desa, sehingga hidupnya pas-pasan.
Menurut p Yusak : harusnya hamba Tuhan itu hidup bergantung pada Tuhan, bukan pada pekerjaan atau kolekte. Jika hidup bergantung pada Tuhan, maka berkatnya dari Tuhan, dan berkat itu tidak terbatas. Hamba Tuhan ini tersadar, sikap hatinya berubah, lalu hidupnya berubah dan diberkati.

Contoh:
Asuransi tidak dilarang, tapi jika hati kita condong dan mengandalkan asuransi, maka Tuhan tidak suka. Asuransi mungkin mengurangi banyak beban, tapi ada batasnya.

Terkutuklah orang yang menagandalkan manusia.

*3. Rahel adalah tipe orang yang tidak berfikir panjang.*

Kej 35: 16-19 – kematian Rahel.
Rahel adalah tipe orang yang tidak berfikir panjang. Anak pertama Rahel adalah Yusuf yang artinya “may HE add”. Keinginannya terkabul, maka lahirlah Benyamin. Saat menderita kesakitan, sebelum meninggal yang keluar dari mulutnya adalah ungkapan hati: anak kesengsaraanku (ben-oni). Untungnya Yakub mengubah namanya menjadi Benyamin (son of my right hand).

Walau sudah diganti, nama ben-oni tetap ada dampaknya:
Suku Benyamin pernah hampir punah, karena melakukan hal yang mengerikan.
Raja pertama Israel: Saul, adalah raja yang jahat.
Di Perjanjian Baru ada orang Farisi jahat bernama Saulus yang menganiaya jemaat. Tuhan yang ubah jadi Paulus

Apa yang di hati kita, jika meluap dengan marah dan kutukan, akan berdampak buruk pada anak-cucu kita. Semua didikan kita yang salah pada anak-anak kita, tidak ditempelkan pada Tuhan, akibatnya akan menyengsarakan kita di masa tua.

Orang murtad karena dibina oleh setan, bukan langsung berubah drastis dalam sehari. Langkah pertama iblis: hati kita digeser dari Tuhan sedikit dari sedikit.

Contoh kesaksian bagaimana iblis menggeser hati dari Tuhan:
Saat kecil p Agung tidak suka sekolah minggu. Alasan banyak, tapi sebenarnya hati p Agung tidak ke Tuhan. Orang yang seperti ini tinggal perlu 1 alasan untuk memicu-nya tinggalkan Tuhan. Di sebuah bulan desember, saat kelas 5 SD, p Agung dapat hadiah sekolah minggu: pistol air. Ternyata pistolnya bocor, rusak dari pabrik. Saat komplain, ternyata tidak ada gantinya. Satu alasan itu menyebabkan p Agung berhenti ke gereja selama bertahun-tahun.

Jika ada sesuatu selain Tuhan menumpuk di hati kita, maka hati kita tidak lagi terarah pada Tuhan, walau masih ber-agama. Tinggal tunggu satu alasan kecil, maka bisa menyebabkan seseorang tidak ke gereja atau meninggalkan Tuhan.

Seseorang berhenti ikut Tuhan karena hatinya sudah tidak terarah ke Tuhan. Saat Elohim sudah tidak ada di dalam hati kita, maka ego kita akan berkuasa dan jadi musuh terbesar kita. Itu sebabnya kelak saat menghadap Tuhan, kita juga tidak bisa salahkan setan. Karena selalu ada pilihan yang merupakan tanggung-jawab kita pribadi.

Re Write : Joshua Ivan

Komentar

Postingan Populer