PERANGI AMALEK

PERANGI AMALEK !!

Sungguh sesuatu hal yang menarik bila kita belajar tentang bangsa Amalek ini. Karena begitu banyak kisah mengenai Amalek ini yang ada tercatat dalam sejarah bangsa Israel dalam hubungan dengan bangsa ini.

Amalek memiliki arti ; “dweller in a valley” / penghuni di sebuah lembah.

“Amalek ini akan berusaha menyeret hidup kita ke lembah, atau bagi yang ada di lembah, dia akan berusaha bagaimana caranya agar orang itu tidak bisa bangkit lagi.”



Bila Musa mengangkat tangan, Israel lebih kuat dari Amalek, tapi jika ia menurunkan tangannya, lebih kuatlah Amalek. ( Kel 17: 11) Di sini kita lihat, ‘Amalek’/ lembah dalam sebuah kehidupan akan lebih kuat merongrong hidup kita jika kita kurang berdoa, kurang bersandar pada Tuhan, kurang mengangkat tangan tanda penyerahan total kepada Tuhan, dan menjadi ‘lelah’ dengan doa-doa kita, atau bisa saja menjadi ‘turun tangan’ sendiri/ mengandalkan diri sendiri/ kekuatan diri untuk mengatasi lembah itu. Mengangkat tangan ke arah surga untuk mengatasi Amalek/ lembah ini.


Sebenarnya ketika Amalek menjadi kuat, yang mereka serang adalah barisan belakang;

Ulangan 25:17

Ingatlah apa yang dilakukan orang Amalek kepadamu pada waktu perjalanmu keluar dari Mesir, bahwa engkau didatangi mereka di jalan dan semua orang lemah pada barisan belakangmu dihantam mereka, sedang engkau lelah dan lesu. Mereka tidak takut akan Allah. Maka apabila TUHAN, Allahmu, sudah mengaruniakan keamanan kepadamu dari pada segala musuhmu di sekeliling, di negeri yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk dimiliki sebagai milik pusaka, maka haruslah engkau menghapuskan ingatan kepada Amalek dari kolong langit, Janganlah lupa !

Semua perlengkapan senjata Allah menutupi bagian depan seorang prajurit, namun bagian punggung seorang prajurit itu tidak terlindungi; sbb

Ikat pinggang- kebenaran

Bajuzirah- keadilan

Kasut- kerelaan memberitakan injil damai sejahtera

Perisai- iman

Ketopong-keselamatan

Pedang – Roh Firman Allah

Bagian punggung/ belakang ini mudah diserang dari belakang. Itulah yang dilakukan ‘Amalek’ , mereka suka menyerang bagian yang tidak terlindungi, bagian yang paling belakang , bagian yang lelah dan lesu. Caranya? Dia akan bawa kita masuk ke lembah, dia akan bawa kita lelah dan lesu. Manakala bagian depan sulit ditaklukkan, maka bagian belakang menjadi sasaran empuk.

Bagian punggung, yang tidak terlindungi ada di frase terakhir dari ayat Efesus 6: 10-17 ini….ternyata dapat dilindungi oleh senjata yang tidak kasat mata, yaitu DOA/ DOA SYAFAAT.

Dimana bagian punggung harus dilindungi dengan DOA.

…dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah,  ( koma, belum titik) dalam segala doa dan permohonan. (Melaju ke ayat 18) Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jgalah di dalam doamu itu denga  permohonan yang tak putus-putusnya untuik segala orang Kudus, ….dst

Amalek akan menyeret kita ke lembah kekalahan , tetapi dengan tangan yang terangkat, maka Tuhan akan turun tangan, namun bila kita turun tangan, berusaha dengan kekuatan sendiri, kita pasti kalah, karena di saat itulah Tuhan akan angkat tangan.

Untuk berdoa ini, Musa harus berdiri di puncak bukit.  Puncak bukit lambang daripada tempat yang tinggi, hadirat Tuhan. Jangan mau lembah Alamek ini membawa anda dan menyeret anda terus berada di lembah. Kita harus naik ke puncak bukit untuk mencari wajah Tuhan

Tidak heran, saat kita ada di hadirat Tuhan, maka segala kelelahan dan kelesuan, ini bisa digambarkan dengan beberapa macam hal seperti ; depresi, putus asa, hilang harapan, pandangan mata yang kosong, keinginan untuk bunuh diri, merasa diri berdosa ( dan tidak mungkin dapat diampuni atau dipulihkan), rasa terpuruk, rasa sebatang kara, rasa tidak berguna, rasa tertolak, rasa takut ditolak, minder, dll, simak dalam ayat ini !

Yesaya 40:31 Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.

Perhatikan di ayat itu ada kata LELAH dan kata LESU, semua barisan belakang kita yang berisi kelelahan dan kelesuan bisa diatasi dengan NAIK KE BUKIT DOA.

Keluaran 17:13 Demikianlah Yosua mengalahkan Amalek dan rakyatnya dengan mata pedang.
Digunakan kata MATA = PEH = ujung/ mulut/diucapkan/firman, PEDANG = CHEREB= pedang.

Ketika datang serangan dari pihak musuh, yang mengaku bernama ‘penghuni lembah’, musuh yang akan menyeret anda sebagai tawanan di kawasan lembah, yang perlu kita lakukan untuk menang adalah memerangi mereka dengan mata pedang. Apakah mata pedang ini? Memperkatakan firman Tuhan ! Karena Firman Tuhan adalah Pedang Bermata Dua yang keluar dari mulut-Nya;  Wahyu 1:16.

Untuk selanjutnya di kitab Yosua, kita akan menemui banyak ayat dimana Yosua hampir selalu mengalahkan musuhnya dengan mata pedang, karena mata pedang adalah senjata utama Yosua. Tidak kebetulan Yosua diperingatkan Tuhan untuk “Jangan engkau lupa memperkatakan kitab taurat ini , tetapi reunungkanlah itu siang dan malam, supaya engkay bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perhalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung. ( Yos 1: 8)

Cari ayat-ayat emas yang dapat anda pakai untuk memerangi Amalek dalam hidup kita, perkatakan itu berulang-ulang !



Musa yang berdoa, ditopang oleh Harun dan Hur, tetapi Yosua yang maju di medan laga bersama orang-orang yang dia pilih masuk dalam pasukan. Sama sekali tidak ada sosok Musa di medan laga nantinya.
Dikatakan dalam Alkitab ( ayat 10, 13)

Lalu Yosua melakukan seperti yang dikatakan Musa kepadanya dan berperang melawan orang Amalek…

…demikianlah Yosua mengalahkan Amalek dan rakyatnya dengan mata pedang.

Waaauuu….luar biasa !! Yosua berjalan dalam ketepatan, ketaatan, dan hasilnya adalah kemenangan yang daripada Tuhan.

Untuk itu, agar kita tidak terseret oleh Amalek, yang harus kita lakukan adalah berjalan dalam ketepatan, ketaatan kepada pemimpin. Dengarkan arahan pemimpin, dengarkan arahan gembala anda, dengarkan arahan suami anda, dengarkan arahan orang tua anda, dengarkan mereka. Tuhan juga memakai pemimpin untuk mengarahkan hidup kita.

Harapan satu-satunya kita hanyalah pada Tuhan, jangan berharap pada manusia. Nama Yosua sebenarnya adalah nama pemberian daripada Musa, dari nama aslinya Hosea. Sejak awal sekali , dalam peperangan melawan Amalek ini, Musa sudah langsung memanggil Hosea ini dengan nama Yosua. ( Bilangan 13:16)
Karena kuasa doa, dari tangan yang terangkat, maka kuasa Tuhan bekerja begitu dahsyat memukul Amalek, jadi kemenangan dan keselamatan ini bukan karena seorang HOSEA ( Hosea= nama lama Yosua), seorang yang hebat, seorang penyelamat, tetapi karena ada Keselamatan yang dari Jehovah/ YOSUA.

Baik tim pendoa (Musa-Harun-Hur) maupun Hosea yang dipanggil Yosua, semuanya kompak menaruh harap pada Jehovah yang menjadi sumber kemenangan dan keselamatan mereka.

Saat ada di lembah, jangan sekali-sekali andalkan manusia, seperti misalnya andalkan orang kaya, andalkan orang pandai, andalkan orang yang berkuasa, andalkan sanak saudara, dll. Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, tetapi diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan. ( Yeremia 17:5)



Musa naik ke puncak bukit sudah langsung ditemani dengan Harun dan Hur, suatu tim yang solid.
Saat ada di lembah, harus bangun kekuatan tim work, jangan justru saling menyalahkan dan akhirnya terjadi perpecahan. Berkat Tuhan tidak akan turun, apabila tidak ada kerukunan (Mazmur 133). Cari keluarga, untuk doa bersama. Cari saudara seiman, teman Connect Group/ Komsel/F.A/ dll, untuk saling mendoakan, saling menguatkan, saling menasihati, dll. Bukan cari saudara seiman untuk cari utangan.

Setelah menang melawan Amalek, Musa mendirikan Mezbah dan menamainya Tuhanlah Panji-panjiku ! Waauuu… kita harus kembalikan kemuliaan kemenangan kepada Tuhan ! Dan ia berkata ; “ Tangan di atas panji-panji Tuhan ! Tuhan berperang melawan Amalek  turun temurun!” Artinya peperangan ini  milik Tuhan, jadi jangan stress sendiri, Tuhan kog yang akan berperang ganti kita, karena peperangan ini adalah peperangan milik-Nya. ( Keluaran 17: 15-16. Jika kita tahu hal ini, kita tidak perlu gentar.
Ulangan 25:17
Ingatlah apa yang dilakukan orang Amalek kepadamu pada waktu perjalanmu keluar dari Mesir, bahwa engkau didatangi mereka di jalan dan semua orang lemah pada barisan belakangmu dihantam mereka, sedang engkau lelah dan lesu. Mereka tidak takut akan Allah. Maka apabila TUHAN, Allahmu, sudah mengaruniakan keamanan kepadamu dari pada segala musuhmu di sekeliling, di negeri yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk dimiliki sebagai milik pusaka, maka haruslah engkau menghapuskan ingatan kepada Amalek dari kolong langit, Janganlah lupa !

Orang Amalek ini tidak takut akan Allah, mereka tidak kenal belas kasihan. Demikian juga

‘Amalek-amalek’ dalam hidup kita tidak kenal belas kasihan. Tetapi Tuhan menekankan pada orang Israel, lewat Musa, dalam Ulangan 25:17 ini, untuk mengingatkan mereka, bahwa sekarang ini Amalek sudah kalah, tetapi nanti-nantinya orang Amalek ini harus ditumpas habis. Ingatan kepada Amalek dari kolong langit ini harus dihapuskan ! bangsa yang kejam ini menghadang perjalanan bangsa Israel, lalu mereka menghantam barisan belakang yang lemah dan lesu, ini sangat kejam. Tidak ada trauma masa lalu yang akan mengganggu hidup kita. Tuhan akan sembuhkan luka-luka masa lalu. Tuhan akan berikan keamanan dan semua perlengkapan untuk habisi itu ‘Amalek-amalek’ dalam hidup kita. Sampai tidak berbekas lagi.

Peringatan kepada bangsa Israel ini sebenarnya yang kedua yang Tuhan ungkapkan, pertama kali sudah Tuhan nyatakan kepada Yosua melalui Musa. (Kel 17: 14) …dan ingatkanlah ke telinga Yosua, bahwa Aku akan menghapuskan sama sekali ingatan kepada Amalek dari kolong langit.

Amalek akan berusaha membawa hidup kita dibayang-bayangi trauma masa lalu. Untuk itu Tuhan beri perintah kepada kita bahwa ingatan akan Amalek harus dihapuskan dari memori otak kita, kita harus sembuh dari trauma masa lalu, sampai total.

Ulangan 25:17
Ingatlah apa yang dilakukan orang Amalek kepadamu pada waktu perjalanmu keluar dari Mesir, bahwa engkau didatangi mereka di jalan dan semua orang lemah pada barisan belakangmu dihantam mereka, sedang engkau lelah dan lesu. Mereka tidak takut akan Allah. Maka apabila TUHAN, Allahmu, sudah mengaruniakan keamanan kepadamu dari pada segala musuhmu di sekeliling, di negeri yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk dimiliki sebagai milik pusaka, maka haruslah engkau menghapuskan ingatan kepada Amalek dari kolong langit, Janganlah lupa !

Saat nanti masa nyaman itu telah tiba, peperangan terhadap Amalek ini tetap harus dilanjutkan, dalam arti jangan dibuai oleh kenyamanan hidup. Karena Amalek ini akan terus berusaha untuk menyeret hidup kita ke lembah. Jadi justru pada saat sudah nyaman di atas, ada bahaya mengancam, karena ada Amalek yang harus terus diperangi, agar kita tidak terseret ke lembah. Tidak ada masa stop untuk memerangi Amalek dalam hidup kita, bahkan dalam masa nyaman dan aman sekalipun.

Bilangan 14: 25 ada orang Amalek dan orang Kanaan diam di lembah, Tuhan tidak menyuruh bangsa Israel memerangi mereka, melainkan Tuhan justru menyuruh mereka berpaling dan berangkat ke arah laut Teberau. Bilangan 14: 39-45 bangsa Israel nekat memerangi Amalek tanpa disuruh oleh Tuhan, dan akhirnya Tuhan tidak menyertai mereka, dan mereka berperang dengan meninggalkan tabut Tuhan dan pun tewas oleh pedang. Amalek adalah urusan Tuhan, sehingga Tuhan punya agenda sendiri untuk menumpas mereka nanti di zaman Saul, karena Saul tidak menumpas raja Agag, entah mengapa walaupun Raja Agag ini telah dicingcang oleh Samuel, tetapi peperangan melawan Amalek masih terjadi di zaman Daud dan di zaman Hakim-hakim, bahkan sampai di era Ester ( era pembuangan).
Jangan memaksakan waktu Tuhan, jangan memaksakan cara-cara kita sendiri ke Tuhan, jangan meninggalkan tabut Allah untuk pergi menyerang musuh, hadirat Tuhan jangan sampai tidak kita usung. Ketika kita ada dalam lembah Amalek, atau berhadapan dengan ‘lembah amalek’ , harus tanya Tuhan apa yang harus dilakukan, jangan bertindak nekat, jangan bertindak sendiri, jangan sok tahu, jangan sok pahlawan, jangan sok mengatur Tuhan.



Bilangan 13: 29 Orang Amalek diam di tanah Negeb… dst. Para pengintai memetakan di tiap titik yang ada, bangsa mana yang menguasai. Maka kita juga harus sama dengan para pengintai, petakan area-area mana dalam hidup kita yang adalah ‘amalek’ yang berpotensi menyeret kita ke lembah, dan setelah itu jangan bereaksi seperti 10 pengintai itu, tetapi bereaksilah seperti Yosua bin Nun dan Kaleb bin Yefune.
Gunakanlah Iman dan perkatakan iman kita ! ( Bilangan 13: 30, 14:7-9). Jangan memperkatakan kenyataan, atau apa kata dokter, tetapi perkatakan iman, apa yang kita harapkan terjadi, misalnya kesembuhan, pemulihan, dll.

Milikilah jiwa yang berbeda dari orang lain. ( Bilangan 14: 24)- penjelasan sama dengan nomor 9- pada peristiwa pengintaian
Mengikut Tuhan dengan sepenuh hati ( Bil 14:24) – penjelasan sama dengan nomor 9- pada peristiwa pengintaian. Jadi jangan ikut-ikutan orang lain yang berbuat jahat, atau berbuat curang, melainkan tetap ikuti jalan-jalan Tuhan.
Bilangan 14: 22, 27-30 Miliki ucapan syukur yang selalu ada di bibir, seperti halnya Yosua dan Kaleb tetap mengucap syukur dan tidak hidup dalam persungutan seperti orang Israel lainnya. Iman akan membawa pada ucapan syukur, karena orang yang beriman tidak menaruh ‘curiga’ terhadap Tuhan, melainkan menaruh percaya. ( Bilangan 14) – penjelasan sama dengan nomor 9- pada peristiwa pengintaian. Jangan ucapkan kenyataan, tetapi ucapkan syukur atas apa yang bisa disyukuri.


Waktu Balak raja Moab menyuruh Bileam, tepatnya menyogok Bielam untuk mengutuki Israel, di Bilangan 24: 20 justru Bileam mengatakan bahwa Amalek adalah yang pertama di antara bangsa-bangsa namun pada akhirnya ia akan sampai kepada kebinasaan.
Sebenarnya Amalek musuh yang kuat, tetapi bersama dengan janji-janji Tuhan, bangsa Israel bisa menang melawan mereka. Demikian juga,’ lembah Amalek’ seakan-akan tidak mungkin dapat dikalahkan. Itu bisa berupa lembah amalek masalah, lembah amalek trauma, lembah alamek kelemahan, lembah amalek sakit-penyakit, lembah almalek ketakutan, lembah amalek kehilangan orang yang dikasihi, lembah amalek goncangan ekonomi, lembah amalek kehancuran rumah tangga, kebiasaan buruk, keterikatan dengan narkoba, dll. Pada suatu titik, mereka tidak berjejak lagi …ingatan kepada mereka akan lenyap, artinya mereka akan ditumpas, Tuhan akan membuat mereka binasa. Kita jadi umat yang lebih dari pemenang, mengatasi semua musuh dalam bentuk apa pun juga. Sekuat-kuatnya Amalek, Allah Israel masih lebih kuat dari Amalek itu. Jangan vocus pada betapa kuatnya Amalek, tetapi vocus pada betapa dahsyatnya Allah Israel.



Di era Hakim-hakim, pasal 2: 12-30 Amalek menang atas orang Israel. Mengapa bisa begitu? Karena orang Israel melakukan apa yang jahat di mata Tuhan. Hakim Eglon dipakai Tuhan mengatasi hal itu. Apa yang dilakukan Eglon sebelum membunuh raja daripada musuh? Dia datang ke batu-batu berpahat yang di dekat Gilgal. Ini adalah batu-batu yang telah diambil dari dasar sungai Yordan , di zaman Yosua, setelah mereka kenyeberang sungai Yordan Yosua 4:20. Jika kita ingin menang melawan Amalek, kita harus balik ke titik-titik bersejarah di mana di masa lalu Tuhan pernah tolong kita dan nyatakan mujizatNya pada kita. Hitung-hitung lagi kebaikan Tuhan, dan jangan lupakan kebaikan-Nya di masa lalu. Catat baik-baik dan garisbawahi bahwa Tuhan itu gemar berbuat baik. Dia ada, Dia menyertai, Dia setia, Dia tak pernah tinggalkan. Jangan hanya gara –gara ada Amalek menyerang kita sekarang, seolah-olah kemenangan yang Tuhan berikan di masa lalu, seolah-olah tidak ada artinya untuk memberi inspirasi kita di masa kini.


Pada awal Saul menjadi raja, Amalek ini diperangi oleh Saul, dan Saul menang, bisa disimak di I Sam 14: 48. Orang Amalek yang suka merampas diperangi oleh Saul . “Lembah Amalek” yang suka merampas masa depan, merampas  kerukunan, merampas kebahagiaan, merampas damai sejahtera, merampas apa saja yang bisa dirampas.  “Lembah Amalek” harus diperangi, bukan diajak bersahabat. Misalnya, yah karena lama berperang mengatasi masalah ini, capek, jadikan sahabat aja, mencoba terbiasa dalam kondisi terampas, tidak masalah, sudah biasa. Tidak boleh begitu, namun kita harus nyatakan perang dengan “Amalek”


Namun tak lama kemudian, dalam peperangan berikutnya di I Sam  15: 1-34, melawan Amalek, Saul memerintahkan untuk orang-orang menghadang di lembah. Dan Saul memukul kalah orang Amalek secara telak ! Terkadang lembah harus dituruni, masalah harus dihadapi, datangi dia dan katakan dari jarak dekat “Kamu pasti kalah !”



Namun sayang sekali raja Agag, raja Amalek itu tidak ditumpas oleh Saul. Saul gagal menangkap hati Tuhan, ketika Tuhan berpesan melalui Samuel,
Aku akan membalas apa yang dilakukan orang Amalek kepada orang Israel, karena orang Amalek menghalang-halangi mereka, ketika orang Israel pergi dari Mesir. Jadi pergilah sekarang, kalahkanlah orang Amalek, tumpaslah segala yang ada padanya, dan jangalah ada belas kasihan kepadanya. Bunuhlah semuanya, laki-laki maupun perempuan, kanak kanak maupun anak-anak yang menyusu, lembu maupun domba, unta maupun keledai. ( I Sam 15: 1-3).

Saul bukan buta sejarah, buktinya dia menyuruh orang Keni menyingkir dari tengah-tengah Amalek, karena Saul sebenarnya menguasai dan tahu sejarah,  bahwa orang Keni tidak ikut-ikutan dalam peristiwa manakalah Orang Amalek menghadang perjalanan bangsa Israel di padang gurun ( I Sam 15: 6) Malahan orang Keni itu bersahabat dengan orang Israel.

Tuhan menolak Saul, karena dia menyelamatkan raja Agag, raja nya orang Amalek, hanya untuk sebuah prestise/ kesombongan/ dipamer-pamerkan bahwa dia berhasil menang melawan Amalek, dan ini lho rajanya, yang tersisa, dan ini lho buktinya rajanya masih ada.



“Raja Agag/ raja dari orang Amalek” jangan dipelihara dalam hidup kita. Amalek ini harus ditumpas habis sampai ke akar-akarnya. Jangan hanya berhenti narkoba, rokoknya juga sekalian. Jangan hanya berhenti selingkuh, tetapi harus balik total kepada keluarga, jangan hanya berhenti menipu, tetapi jadilah pekerja keras dan mendapatkan penghasilan yang halal.



Orang yang tidak mau meninggalkan lembah…tidak mau menumpas habis amalek dalam hidupnya, akan menuju kepada kebinasaan seperti juga Saul, akhir hidupnya mengenaskan.



Orang Amalek telah membakar Ziglag, dan telah membawa isteri Daud, serta anak isteri dari pasukan Daud pergi sebagai tawanan. I Sam 30. Mengapa ini bisa terjadi?? Mengapa bisa terjadi ada Amalek yang menjarah keluarga mereka sebagai tawanan?? Karena Daud telah melakukan kesalahan, dia tinggal di Ziglag yang adalah daerah musuh, hanya untuk menghindari kejaran Saul. Sampai akhirnya Daud dan rombongan pergi sebagai rombongan Filistin saat terjadi persiapan peperangan melawan Israel, untungnya perang saudara ini gagal, karena Daud disuruh pulang oleh raja Akhis. Hampir saja menumpas bangsa Israel sendiri, hanya gara-gara berada di kubu musuh. Detik ketika kita kompromi dengan dosa, maka AMALEK dengan mudah membakar habis kota kita, dan menjadikan hal-hal yang berharga dalam hidup kita sebagai TAWANAN. Ach nggak papa, Cuma bohong kecil. Ach nggak papa, Cuma korupsi kecil, Cuma seratus ribu, ach nggak papa, ini nggak terlalu masalah kog. Sesekali kog. Nggak ada yang tahu kog. Ini Cuma sebentar kog, dst. Itu semua yang bisa dikategorikan sebagai KOMPROMI


Daud sangat terjepit, pada akhirnya dia mengambil langkah MENGUATKAN KEPERCAYAANNYA KEPADA TUHAN, dan berkonsultasi pada Tuhan. Terus menjalin hubungan dengan Tuhan. Selama Daud tinggal di Ziglag, di area musuh, tidak ada satu pasal mazmur pun yang ditulis oleh Daud, bisa jadi saat Daud tinggal di area musuh, hubungannya dengan Tuhan menjadi dingin. Maka yang dilakukan Daud, saat Amalek ini merampasi keluarganya dan keluarga anak buahnya, adalah pada kali pertama DAUD menjalin kembali hubungannya dengan Tuhan yang telah dingin. Daud kembali membangun hubungannya dengan Tuhan yang telah ‘retak’. Check kembali hidup kita, jika kita sedang ada pada masa ‘retak hubungan dengan Tuhan’ , itu sama dengan membuka kesempatan untuk Amalek merampasi apa yang bisa dirampas.


Singkat cerita ada budak, dia seorang Mesir, yang adalah budak kepunyaan orang Amalek, yang sekarat, dan setelah diberi roti dan minum , sepotong kue ara dan dua buah kue kismi, dia pun memberi tahu pada rombongan Daud, kemana orang-orang Amalek itu membawa para tawanan. Saat rombongan Daud dalam keadaan terjepit, sedang ada dalam serangan kejahatan orang Amalek, yang dilakukan Daud adalah : menguatkan kepercayaannya kepada Tuhan, tetap berdoa mencari kehendak Tuhan dan juga tetap berbuat baik kepada orang-orang di sekitarnya, menolong orang lain yang juga sedang menderita. Demikian juga dengan kita, vocus kita bukan pada masalah, tetapi pada Tuhan dan berbuat baik jalan terus, tidak berhenti, dalam keadaan apa pun juga, tetap melayani sesama, tetap melayani Tuhan,tetap bersinar bagi Tuhan. Pada saatnya pasti akan ada jalan keluar. Hasilnya Daud menang melawan Amalek, anak isteri pasukannya selamat, tidak ada barang yang hilang, semuanya dapat kembali dengan selamat, isteri Daud pun selamat, dan bahkan mereka pulang membawa jarahan. Dari minus menjadi plus.


Apa yang dilakukan Daud kepada orang Amalek yang datang kepadanya, untuk memberitakan kematian Saul dan dengan bangga menceritakan bahwa dialah yang ‘berjasa’ membunuh Saul? Daud langsung membunuh orang ini. Daud tidak pernah kompromi dengan orang Amalek yang tidak mengerti bahwa Saul adalah orang yang diurapi Tuhan, dasar Amalek, apa mau dikata. (II Sam 1: 13-16)
‘Amalek’ akan membawa kita ada di lembah, sampai membuat kita tumpul untuk tidak mengerti kehendak Tuhan, untuk tidak memiliki kepekaan lagi akan Tuhan. Daud tidak mau kompromi dengan hal-hal macam begini. Daud orang yang diurapi, dan dia berprinsip untuk tidak akan mau menjamah orang yang diurapi Tuhan, ketika ‘Amalek’ datang, Daud tidak memberikan porsi sedikitpun untuk ‘Amalek’  ini menyeret dirinya ke lembah.

I Taw 4: 42-43. Bani Simeon membinasakan sisa Amalek yang meluputkan diri, lalu mereka diam di sana. Ketika ada kemenangan atas Amalek, maka kita akan mendapatkan tanah mereka, harta mereka, akan mendapatkan jarahan. Ubahlah lembah kekelaman menjadi jarahan berupa padang yang subur dan menghasilkan. Tangkap peluang yang ada di sekitar kita, tentunya dengan tuntunan Tuhan. Karena sebenarnya di balik sebuah peperangan pasti ada jarahan.


Di Era Ester, orang Agag, yang bernama Haman bin Hamadeta, Ester 9;24, orang ini adalah keturunan Amalek, berusaha membunuh semua orang Israel. Namun usaha ini digagalkan, karena ada gerakan doa dan puasa yang digaungkan dari istana kerajaan oleh perintah Ratu Ester. Doa dan puasa, manakalah ada ‘lembah amalek’ sedang mengancam hidup kita dan masa depan anak cucu kita/ keluarga kita.
Di samping itu, pada era Ester, Ada tongkat raja yang terulur, dan ada otoritas dari raja untuk membalikkan hari yang telah dibuang undi untuk sebuah kesialan seluruh bangsa menjadi hari kemenangan mengatasi semua musuh.  Pegang teguh bahwa pada Tuhan ada tongkat otoritas yang dapat terulur. Berperkaralah di hadapan Tuhan, minta ampun bila ada dosa, dan ajukan perkara kita (Mazmur 35:23), seperti apa yang terjadi pada Daniel , dimana perkaranya juga dimajukan pada pengadilan sorga, dan Daniel terbukti tidak bersalah, maka Tongkat Raja di atas segala raja terulur, maka malaikat turun untuk membungkam mulut –mulut singa itu. Daniel 6:23.
- Joshua Ivan-

Komentar

Postingan Populer