BEBAS DARI PERBUDAKAN, MASUK KE PERHENTIAN

Ibadah Raya Umum
Firman Tuhan oleh
Pdt. Lukas Yoesianto
Minggu, 04 Maret 2018
Kemah Daud Ministries Jogja


*Bebas dari Perbudakan, Masuk Perhentian Tuhan*

Pada waktu Mesir dipimpin oleh raja yang tidak mengenal Yusuf dan keturunannya, orang Mesir memperbudak bangsa Israel. Akibatnya, bangsa Israel terbelenggu, tertekan, tertindas dan tidak punya hak untuk menentukan nasibnya sendiri.

Kalau kita merasa terbelenggu, tertekan terus menerus, dan tidak ada sukacita bisa jadi ada roh Mesir dalam hidup kita. Roh itu akan menekan, mengintimidasi, dan membelenggu  hidup kita sehingga kita tidak bisa menentukan nasib kita sendiri. Padahal kehendak Tuhan dalam hidup kita adalah kita hidup dalam kemerdekaan, kemenangan dan kelimpahan.

Kisah bangsa Israel di Mesir dan saat mereka keluar dari Mesir ini dicatat dalam kitab Keluaran. Kitab ini menceritakan pembebasan bangsa Israel  dari Mesir, menceritakan tentang tangan Tuhan yang kuat yang telah melepaskan bangsa Israel dari perbudakan Mesir. Tangan itu juga yang sampai saat ini masih bekerja dalam hidup kita. Tangan yang sama itu bisa melepaskan kita dari belenggu, memberikan kelegaan dan kemerdekaan.

Kitab Keluaran ini juga menceritakan tentang pemeliharaan Tuhan atas bangsa Israel saat di padang gurun. Selama di padang gurun, bangsa Israel tidak ada yang mati karena kelaparan atau sakit penyakit. Di padang gurun ada tiang api, yang menerangi dan menghangatkan mereka pada saat malam hari. Ada tiang awan yang menudungi mereka dari panas matahari pada waktu siang. Pakaian dan sepatu mereka tidak rusak. Ada manna setiap pagi dan ada daging dari burung puyuh yang Tuhan kirimkan. Tangan Tuhan sungguh ajaib memelihara bangsa Israel dalam perjalanan menuju Kanaan.

*3 Rahasia Bebas dari Perbudakan*

*Pertama, Mendengar SuaraNya Hari Ini*

Mazmur 95:7-11
Sebab Dialah Allah kita, dan kitalah umat gembalaan-Nya dan kawanan domba tuntunan tangan-Nya. Pada hari ini, sekiranya kamu mendengar suara-Nya! Janganlah keraskan hatimu seperti di Meriba, seperti pada hari di Masa di padang gurun, pada waktu nenek moyangmu mencobai Aku, menguji Aku, padahal mereka melihat perbuatan-Ku. Empat puluh tahun Aku jemu kepada angkatan itu, maka kata-Ku: "Mereka suatu bangsa yang sesat hati, dan mereka itu tidak mengenal jalan-Ku." Sebab itu Aku bersumpah dalam murka-Ku: "Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku."

Jarak antara peristiwa di Masa dan Meriba (Keluaran 17) dengan kitab Mazmur ini jaraknya ratusan tahun. Namun peristiwa pemberontakan itu muncul kembali, spiritnya muncul lagi. Sehingga Tuhan perlu terus mengingatkan umatNya agar umat gembalaanNya tidak melakukan kesalahan yang sama.

Saudaraku, kitalah umat gembalaan Tuhan, biarlah setiap pagi ia menuntun kita ke padang gurun yang berumput hijau yaitu dengan mendengar suaraNya setiap pagi.

*Kedua, Tidak Mengeraskan Hati*

Ibrani 3:7-9
Sebab itu, seperti yang dikatakan Roh Kudus: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman pada waktu pencobaan di padang gurun, di mana nenek moyangmu mencobai Aku dengan jalan menguji Aku, sekalipun mereka melihat perbuatan-perbuatan-Ku, empat puluh tahun lamanya.

Peringatan di Kitab Ibrani ini juga mengacu pada Kitab Keluaran 17 dan Mazmur 95. Dikatakan dalam Mazmur 95 tersebut, orang Israel itu sesat hati (reaksi salah saat ada masalah/kesulitan). Begitu ada masalah ngomel. Menyalahkan Tuhan. Padahal ini berbahaya. Akibatnya mereka tidak masuk tanah Kanaan.

Ketika ada masalah, sikap kita yang benar adalah diam,  berdoa, dan terus mempercayai Tuhan bahwa Ia sanggup menolong kita. Itulah sebabnya Tuhan perintahkan kita untuk membangun mezbah pribadi, supaya kita mendengar suaraNya, mendengar arahannya, mendapat janjiNya, dan mepercayainNya, itulah yang disebut mendengar suaraNya hari ini. Bacalah Alkitab, dan dapatkan rhema dari Tuhan.

*Ketiga, Hari Perhentian*

Ibrani 4:3
“Sebab kita yang beriman, akan masuk ke tempat perhentian seperti yang Ia katakan”

Ibrani 4:7
Sebab itu Ia menetapkan pula suatu hari, yaitu "hari ini", ketika Ia setelah sekian lama berfirman dengan perantaraan Daud seperti dikatakan di atas: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu!"

Dikatakan, “Pada hari ini…”.  Kapan itu?  Hari ini itu merupakan waktu perhentian, waktu istirahat, rest, waktu menikmati Tuhan, waktu sukacita. Itu merupakan waktu ketika kita datang pada Tuhan, lalu mendengarkan suaraNya dan kita tidak mengeraskan hati, namun percaya; lepas dari semua kekuatiran, ketakutan, dan kesemasan. Itulah hari perhentian.

Jaminan hari perhentian kita adalah Imam Besar, yaitu Yesus Kristus. “Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.” Ibrani 4:15-16

2 Korintus 6:2
Sebab Allah berfirman:  "Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau,  dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau."  Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu; sesungguhnya, hari ini adalah hari penyelamatan itu.

Departemen Penggembalaan
Kemah Daud Ministries Jogja

Komentar

Postingan Populer