JANGAN BANGUN TIRAI!

JANGAN BANGUN TIRAI !
Jumat Agung Service
30 Maret 2018
Pastor Victor Kristijanto Purnomo


Lukas 23:44-49 (TB)  Ketika itu hari sudah kira-kira jam dua belas, lalu kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga,
sebab matahari tidak bersinar. Dan tabir Bait Suci terbelah dua. 
Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku." Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya. 
Ketika kepala pasukan melihat apa yang terjadi, ia memuliakan Allah, katanya: "Sungguh, orang ini adalah orang benar!"
Dan sesudah seluruh orang banyak, yang datang berkerumun di situ untuk tontonan itu, melihat apa yang terjadi itu, pulanglah mereka sambil memukul-mukul diri.
Semua orang yang mengenal Yesus dari dekat, termasuk perempuan-perempuan yang mengikuti Dia dari Galilea, berdiri jauh-jauh dan melihat semuanya itu.

Pada Hari Kematian Tuhan Yesus ada tiga peristiwa penting yang kita pelajari :

KEGELAPAN

Penelitian Para Ahli Pesakh ditetapkan ketika Full Moon, Ketika Tuhan Yesus Disalibkan Tiga Jam Kegelapan melanda. Pada saat itu kedudukan Matahari, Bulan dan Bumi Tidak Saling Menutupi.

Ketika Umat Israel menolak Tuhan maka Penindasan, Kegelapan, Kesukaran, Aniaya Menutupi Bumi.

Jangan Sampai Kita Menolak Yesus

TABIR BAIT ALLAH TERBELAH

Orang Israel menempatkan Tabut Allah di Belakang Tirai yang Terdiri Dari Empat Lapis Kain.

KAIN UNGU TUA

Warna Biru, bahasa Ibrani: תְּכֵלֶת - TEKHELET (Note: LAI-TB "ungu tua") . Warna biru ini digunakan untuk berbagai bahan yang diwarnai, seperti benang, tali, kain, dan pakaian:

KAIN UNGU MUDA

Warna "ungu" (Ibrani: אַרְגָּמָן - 'ARGAMAN, KJV: 'purple', TB-LAI: 'ungu muda'). Karena bahan berwarna ungu sangat mahal, warna ini sering kali dikaitkan dengan atau melambangkan kekayaan, kehormatan, dan keagungan raja. Oleh sebab itu, warna ungu adalah lambang kuasa, dan kemuliaan:

KAIN KIRMIZI

Apakah warna Kirmizi itu? Kamus Besar Bahasa Indonesia mendiskripsikan: warna merah tua atau ungu. Dalam Wahyu 17:3 LAI-TB menerjemahkan warna "Kirmizi" dengan "merah-ungu" (Yunani: "KOKKINOS").

Kata Kirmizi ini berasal dari kata Arab untuk ulat/ cacing, yaitu: Qirmiz atau Kermez. Di bawah ini perbedaan antara warna Kirmizi (Scarlet) dan Ungu (Purple):

Ada 3 Kata Ibrani yang diterjemahkan KJV: 'scarlet' dan 'crimson'; TB-LAI: "kirmizi" (merah padam):
1. שָׁנִי - SYANI, scarlet, crimson,
2. תּוֹלָע - TOLA', worm, scarlet stuff, crimson,
3. כַּרְמִיל - KAR'MIL, crimson, red, carmine.

Warna merah padam ini melambangkan darah, dan sering merupakan simbol kehidupan meskipun warna ini sering pula merujuk kepada dosa, demikian pula kesukaan dan kebahagiaan.

KAIN LENAN HALUS

Tenda, tabir, dan tirai untuk pintu Kemah Suci orang Ibrani dibuat dari lenan halus (Kej. 26:1, 31, 36), demikian pula tirai untuk pintu gerbang pelataran dan layar untuk pelataran itu sendiri dibuat dari lenan halus (Kej. 27:9, 16, 18). Baju efod dan tutup dada imam besar dibuat dari lenan halus (Kej. 28:6, 15). Kemeja, ikat pinggang, dan celana yang dipakai oleh semua imam juga dibuat dari lenan halus yang putih (Kej. 28:39; 39:27-28).

Putih (Yunani: λευκός - LEUKOS) adalah warna yang paling sering disebutkan dalam Alkitab. Selain penggunaannya yang deskriptif, putih juga menjadi simbol keadilbenaran dan kebersihan rohani:

Bangsa Israel menempatkan Tabut atau Tuhan diruang Maha Kudus, Dibuat Jauh Jaraknya dengan Empat Macam Kain Tebal.

Pada saat Tuhan Yesus Mati Di Kayu Salib, Tabir Bait Allah Terkoyak menjadi Dua. Alkah Ingin Menjumpai UmatNya tanpa ada jarak yang memisahkan.

Manusia mencoba kembali membangun jarak dengan Allah, sehingga pada Tahun 70 Masehi Kaisar Nero membakar Bait Allah.

Tuhan mau kita ketemu Dia Face to Face.

PERWIRA ROMAWI

Ketika kepala pasukan melihat apa yang terjadi, ia memuliakan Allah, katanya: "Sungguh, orang ini adalah orang benar!"

Ketika Tuhan Yesus Mati Di Salibkan orang-orang yang tidak mengenal keselamatan terbuka matanya MELIHAT KEBENARAN.

Pada Saat Ini Kita mau ketemu Tuhan Face to Face Tidak ada jarak lagi antara kita dengan TUHAN.

Penulis : Joshua Ivan Sudrajat

Komentar

Postingan Populer