URAPAN ROH KUDUS

URAPAN ROH KUDUS

Kita sering mendengar suatu ungkapan bahwa Allah tidak melihat kemampuan kita tetapi melihat kesediaan kita. Ini merupakan kebenaran seratus persen. Namun itu baru merupakan sebagian dari seluruh ceritanya. Sebagiannya lagi adalah ketika kita menyediakan diri kita untuk dipakai oleh Dia, Dia menaruhkan didalam kita kemampuanNya untuk melakukan pekerjaanNya.

Impartasi (pemberian) kemampuanNya kedalam hidup kita untuk melakukan pekerjaanNya itu disebut’pengurapan’.



Orang-orang yang dipanggil Allah untuk mengerjakan pekerjaanNya diberiNya urapan khusus

Di dalam seluruh Alkitab, kita membaca tentang bagaimana Allah memanggil dan mengurapi umatNya untuk melakukan pekerjaanNya.

–  Harun dan anak-anaknya diurapi untuk menjadi imam (Kel 30:30; Im 8:10).

–  Musa memiliki suatu urapan Roh Allah diatasnya (Bil 11:17).

–  Yosua memiliki urapan yang diimpartasikan (diberikan) keatas dia melalui penumpangan tangan (Ul 34:9).

–  Saul diurapi untuk menjadi raja (1 Sam 10:1).

–  Daud diurapi untuk menjadi raja (1 Sam 16:13).

–  Yesus diurapi untuk memanifestasikan kedatanganNya sebagai Mesias (Kis 10:38).



Jika kita mempelajari setiap hamba Allah di dalam Alkitab, maka dengan jelas Alkitab menunjukkan bahwa Allah mengharapkan setiap orang yang la pakai menerima urapanNya, baik pekerjaanNya itu adalah suatu profesi seperti Besalul, pelayanan diakon dalam gereja atau seorang rasul seperti Paulus (Kel 31:2,3; Kis 6:3; 2 Kor 1:21).



Pekerjaan atau pelayanan tanpa urapan ditolak Allah

Sebaliknya, setiap pekerjaan yang dilakukan manusia tanpa urapan ditolak Allah. Saul yang hanya diurapi sebagai raja ditolak oleh Allah ketika ia mempersembahkan korban bakaran sebab ia tidak diurapi sebagai seorang imam (1 Sam 13:9-14). la tidak memiliki urapan untuk berfungsi sebagai seorang imam. Raja Uzia juga mencoba untuk menjadi seorang imam dan selanjutnya hukuman jatuh keatasnya sebab ia tidak memiliki urapan seorang imam (2 Taw 26:18).



Urapan itu Berharga dan Kudus, tidak boleh ceroboh memperlakukannya
Urapan yang Allah berikan pada hamba-hambaNya itu adalah suatu komoditas yang berharga dan Allah mengharapkan kekudusan dari bejana-bejanaNya sebelum la memberikannya pada mereka. Harun diberitahukan bahwa urapan yang ia terima adalah begitu kudusnya sehingga ia tidak boleh meninggalkan tabernakel (kemah suci) selama tujuh hari, dan kalau melanggar maka ia akan mati (Im 8:33-35). Ketika suatu musibah terjadi di dalam keluarganya, Harun tidak diizinkan untuk menangis! (Im 10:6) Pengurapan itu kudus!



Anak-anak Harun, Nadab dan Abihu, mati karena mereka mempersembahkan api yang asing (Im 10:1,2). Kemungkinan ini terjadi karena kemabukan mereka sebab sesudah kejadian itu, segera Allah memperingatkan Harun serta anak-anaknya supaya jangan minum anggur atau minuman keras (Im 10:9).



Urapan yang Allah taruhkan keatas bejana-bejanaNya adalah begitu kudus sehingga Allah memperingatkan orang lain untuk tidak menjamah orang- orang yang diurapiNya (1 Taw 16:22). Allah tidak senang -orang yang tidak menghormati urapanNya yang ada diatas bejana-bejanaNya. Miryam mendapatkan ini dengan cara yang pahit (Bil 12:1-10). Ini satu cara yang pasti untuk membuat Allah marah.



Allah sungguh memperhatikan hamba-hambaNya karena kepentinganNya tetap ada diatas mereka – urapan Kudus, suatu ‘bahan’ yang berharga dan komoditas surgawi yang kudus.





Manifestasi Urapan


Kita dapat mendefinisikan dan mengerti urapan dengan memperhatikan manifestasi pekerjaan diatas kehidupan mereka yang diurapiNya.

–   Bezaleel dan Aholiab menerima keahlian khusus dalam bidang rancangan, mengasah batu permata dan mengukur (Kel 31:1-6).

–   Perhatikan bagaimana Allah menghubungkan kemampuan mereka dan orang-orang bersama mereka dengan urapanNya secara erat (Kel 31:6).

–   Musa bersama tujuh puluh penatua menerima kemampuan khusus untuk memerintah dan memimpin orang Israel (Bil 11:16,17,25).

–   Yosua menerima hikmat khusus (Ul 34:9).

–   Kemampuan Daud yang khusus sebagai tentara dan prajurit yang besar datang dari pengurapan atas hidupnya (2 Sam 22:33-35).

Ini bukan suatu kemampuan jasmani tetapi suatu impartasi (pemberian) ilahi yang melatih tangannya untuk berperang dan lengannya untuk melenturkan busur tembaga (Mzm 18:35).

–   Elia dan Elisa menerima kuasa untuk mengerjakan mujizat melalui urapan diatas hidup mereka (2 Raj 2:9,14).

–   Daniel menerima pengertian dan hikmat ilahi melalui urapan diatas kehidupannya (Dan 5:11).

–   Yesus memulai pelayanan mujizatNya setelah menerima urapan atas kehidupanNya (Kis 10:38).



Sampai disini saudara seharusnya sudah sangat jelas melihat bahwa urapan itu adalah suatu takaran yang nyata atau dapat dirasakan dari Roh Kudus Allah yang diimpartasikan (diberikan) keatas mereka yang dipilih; dan urapan itu memberi kemampuan khusus secara ilahi untuk melaksanakan panggilan pekerjaan Allah dalam hidup mereka.



Semua orang yang Allah pakai tidak mempunyai kemampuan dalam diri mereka. Tetapi ketika urapan turun keatas kehidupan mereka, mereka dapat melakukan hal-hal yang jauh lebih tinggi dari kemampuan mereka. Maka begitu pentingnya bagi semua umat Allah untuk menerima urapanNya untuk melakukan kehendakNya.



Perlunya Pengurapan Allah
1.  Jika gereja Tuhan Yesus Kristus pada saat ini mau berusaha untuk melakukan pekerjaanNya dengan urapanNya, kita dapat memutar balikan dunia ini bagi Yesus.

Sesungguhnya Yesus mengharuskan gerejaNya untuk menerima urapanNya sebelum mereka boleh keluar untuk melayani (Luk 24:29; Kis 1:4-8). Ketika gerejaNya dianiaya mereka berdoa memohon untuk urapan ,0,11 keberanian (tekad) yang lebih besar dan mereka Menerimanya! (Kis 4:29-31). Urapan yang diimpartasikan begitu besarnya bahkan rumah sampai bergoncang.



2.  Dunia ini tidak dapat diinjili tanpa kuasa dan urapan Allah.

Yesus berkata bahwa ketika Roh Kudus datang keatasmu. kamu akan menerima kuasa dan menjadi saksiNya 1:8).

Paulus mengatakan bahwa orang Kafir taat akan melalui tanda-tanda dan keajaiban-keajaiban yang luar biasa Yang Allah lakukan melalui dia dengan kuasa Roh kudus (Rm 15:19).

Hanya setelah kesaksian Paulus dan bas tentang kuasa Allah yang bekerja di antara orangsmng Kafir mengkonfirmasikan injilNya sehingga permasalahan orang Kafir dapat dibereskan didalam sidang di Yerusalem (Kis 15:12,13).



3.  Urapan Menghasilkan Kuasa dan Keyakinan (Pertobatan)

Yesus sendiri memberitahukan pada orang-orang Yahudi jika la tidak melakukan pekerjaanNya yang la lakukan di antara mereka, mereka tidak diwajibkan untuk percaya pada Dia (Yoh 10:37). Namun, setelah melihat pekerjaan yang dilakukanNya, Yesus mengatakan bahwa mereka paling tidak harus percaya pada Dia karena pekerjaan pekerjaan itu (Yoh 10:38).

Kepada murid-muridNya, Yesus mengatakan jika mereka sulit percaya tentang kebersatuanNya dengan Bapa, mereka tetap harus percaya demi pekerjaan-pekerjaan itu sendiri (Yoh 14:11). Betapa pentingnya pekerjaanpekerjaan Yesus dalam pelayananNya! Dan melihat semua pekerjaan-pekerjaanNya adalah hasil dari pengurapan diriNya oleh Bapa! (Kis 10:38). Sesungguhnya, pengurapan itu adalah suatu faktor yang penting untuk dipertimbangkan!



4.  Pengurapan Roh Kudus senantiasa menghasilkan kuasa.

Kata ‘kuasa’ yang ada hubungannya dengan urapan datang dari kata Yunani ‘dunamis’ yang artinya ‘kemampuan’. Kemampuan Allah yang diimpartasi melalui urapan. Maka kita dapat menyimpulkan dengan mendefinisikan urapan itu sebagai kesanggupan atau impartasi kemampuan Allah atas bejana yang bersedia dan berserah untuk memenuhi dan melakukan kehendakNya dan pekerjaanNya. Kemampuan ini serta impartasi akan menolong mereka yang telah menerimanya untuk melakukan pekerjaan ilahi meskipun mereka tetap merupakan mahluk-mahluk jasmani.



5.  Urapan itu sendiri adalah bahan surgawi.

Itu adalah bahan/zat rohani yang mengandung kuasa Allah. Seperti listrik yang dapat disimpan. Urapan dalam tangan Paulus ditransferkan dan disimpan didalam saputangan dan kain (Kis 19:11,12). Urapan Elisa masih tersimpan dalam tulang yang sudah mati, bahkan ada tersimpan kuasa yang cukup untuk membangkitkan orang dari antara orang mati (2Raj 13 :21). Urapan dapat dipindah dan diimpartasikan melalui penumpangan tangan atau kain (Ul 34:9; 2 Tim 1:6; 2 Raj 2:13-14) seperti Paulus, kitapun dapat mengatakan bahwa memiliki harta ini dalam bejana tanah liat, bahwa kuasa itu berasal dari Allah, bukan dari diri kita (2 Kor 4:7)

Disadur dari
“Urapan Roh Kudus”
Peter Tan

Komentar

Postingan Populer