TUJUAN PENTAKOSTA

TUJUAN PENTAKOSTA

Sejak Roh Kudus dicurahkan kepada murid-murid Yesus di abad pertama Masehi, kekristenan berkembang dengan pesat hingga saat ini. Roh Kudus mengambil peran yang sangat signifikan bagi perkembangan Gereja Tuhan di seluruh dunia.

Untuk mengetahui peranan Roh Kudus di dalam perkembangan Gereja, maka kita harus memahami makna dan tujuan dicurahkannya Roh Kudus, yang terjadi kurang lebih dua ribu tahun yang lalu di Yerusalem.

Bagi orang Yahudi, hari raya Pentaskosta adalah hari raya terpenting kedua sesudah Paskah, karena Paskah adalah hari di mana umat Israel dibebaskan dari perbudakan di Mesir. Bagi orang Israel, hari raya Pentakosta diperingati sebagai hari diturunkannya Sepuluh Perintah Allah kepada bangsa Israel di kaki gunung Sinai, tepatnya pada hari kelima puluh sesudah mereka keluar dari Mesir.

Sejak pembebasan dari Mesir sampai kepada zaman sekarang, bangsa Israel memperingati hari raya Pentakosta sebagai sebuah peringatan untuk membawa persembahan sulung dalam satu tahun untuk diberikan kepada Tuhan sambil memperingati diberikannya Sepuluh Perintah Allah kepada mereka.

Sementara itu, bagi kalangan umat Kristen, hari raya Pentakosta memiliki makna yang lain, yakni hari dicurahkannya Roh Kudus kepada murid-murid Yesus. Hari raya Pentakosta juga diperingati sebagai hari lahirnya Gereja. Kronologis pencurahan Roh Kudus kepada murid-murid Yesus terjadi tepat lima puluh hari sesudah Paskah Kebangkitan (Paskah hari Minggu sesudah Jumat Agung), atau sepuluh hari sesudah Yesus terangkat ke sorga.



*ETIMOLOGI PENTAKOSTA*

Di dalam bahasa Yunani, Pentakosta disebut Πεντηκοστή (Pentekosté), yang berarti the fiftieth day (hari kelima puluh). Di dalam bahasa Ibrani, Pentakosta disebut תשבועו (syavuot), yang berarti weeks (minggu-minggu). Istilah Pentekosté muncul pada masa di mana bahasa Yunani mulai dipergunakan sebagai “bahasa internasional” pada zaman tersebut. Walaupun demikian, orang-orang Yahudi tetap menyebut hari raya Pentakosta dengan ucapan bahasa Ibrani “Syavuot” hingga zaman sekarang.



*TUJUAN PENTAKOSTA KE-1: PENGGENAPAN NUBUAT PERJANJIAN LAMA*

Tuhan pernah berjanji kepada bangsa Israel melalui nabi Yesaya tentang pencurahan Roh Tuhan ke atas bangsa Israel, dan janji ini dicatat di kitab Yesaya 44:3, “Sebab Aku akan mencurahkan air ke atas tanah yang haus, dan hujan lebat ke atas tempat yang kering. Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas keturunanmu, dan berkat-Ku ke atas anak cucumu.”

Kemudian Allah mengulangi janji-Nya di Yoel 2:28 dengan berkata, “Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan.”

Peristiwa Pentakosta yang terjadi pada awal tahun 30-an Masehi, di mana Roh Kudus dicurahkan kepada murid-murid Yesus, adalah penggenapan dari apa yang telah dijanjikan Allah di Perjanjian Lama.



*TUJUAN PENTAKOSTA KE-2: PENGGENAPAN NUBUAT YOHANES PEMBAPTIS*

Yohanes Pembaptis adalah sosok yang menjadi “suara yang berseru-seru” yang dinubuatkan di Yesaya 40:3, “Ada suara yang berseru-seru: ‘Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita!’”

Berita keselamatan yang diberitakan oleh Yohanes Pembaptis adalah mengenai kabar kelepasan yang akan diberikan oleh Yesus Kristus di mana semua orang percaya akan menerima baptisan Roh (Mat. 3:11; Mrk. 1:8; Luk. 3:16; Yoh. 1:33; Kis. 1:5).

Peristiwa Pentakosta merupakan penggenapan dari nubuat Yohanes Pembaptis, di mana ia membaptis dengan air, dan Yesus membaptis dengan Roh Kudus.



*TUJUAN PENTAKOSTA KE-3: MENDAPAT KUASA DARI SORGA*

Kisah Para Rasul 1:8 berkata, “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.”

Di bagian ini dikisahkan janji Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya, di mana mereka semua akan mendapat pencurahan Roh Kudus, dan tujuan merekan mendapat Roh Kudus adalah untuk mendapat kuasa. Kuasa yang didapatkan murid-murid ini bukanlah kuasa yang berasal dari manusia, seperti Saulus mendapat kuasa dari pemuka agama Yahudi untuk menangkap pengikut-pengikut Yesus, tetapi murid-murid mendapat kuasa dari sorga.

Kuasa dari sorga yang diberikan kepada murid-murid ini adalah kuasa untuk memberitakan Injil keselamatan yang diberikan di dalam Yesus Kristus. Kuasa ini harus dipergunakan untuk kepentingan penyebaran Injil. Maka itu kita juga mendapat kuasa dari sorga, bukan untuk sekedar melawan setan saja, tetapi yang terutama untuk memberitakan Injil kepada orang lain.



*TUJUAN PENTAKOSTA KE-4: MENDAPAT KEBERANIAN MEMBERITAKAN INJIL*

Kisah Para Rasul 4:31 berkata, “Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani.”

Kisah pencurahan Roh Kudus yang dicatat di Kisah Para Rasul 4:31 ini adalah pencurahan Roh Kudus yang berikutnya sesudah pencurahan Roh Kudus pada hari raya Pentakosta. Di sini dapat kita lihat bahwa Roh Kudus dapat berulang-ulang dicurahkan kepada setiap orang percaya. Dengan kata lain, pencurahan Roh Kudus bukanlah sebuah peristiwa satu kali saja, tetapi bisa berulang-ulang dialami.

Tujuan ke-4 dari pencurahan Roh Kudus adalah untuk memberikan keberanian kepada setiap orang percaya, dan keberanian ini adalah keberanian untuk memberitakan Injil.

Memang dalam memberitakan Injil diperlukan keberanian untuk menyampaikannya kepada orang lain, karena tidak semua orang percaya mempunyai karakter atau kepribadian yang berani. Lihat bagaimana Roh Kudus memperlengkapi Petrus, dari seorang penyangkal Kristus lalu menjadi seorang pengkhotbah yang luar biasa.



*TUJUAN PENTAKOSTA KE-5: MEMPERLENGKAPI MURID-MURID UNTUK PEKERJAAN MISI*

Lukas 24:49 berkata, “Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi.”

Lukas 24:49 mencatat perkataan Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya, di mana Ia berjanji untuk mengirim apa yang telah dijanjikan Bapa di sorga, yakni keturunan Israel akan mendapat Roh Allah (lihat Tujuan Pentakosta Ke-1).

Tujuan ke-5 dari pencurahan Roh Kudus adalah untuk memperlengkapi murid-murid Yesus dalam memberitakan Injil kepada orang banyak. Yang dimaksud dengan “Injil” adalah kabar keselamatan di dalam Yesus Kristus. Berita Injil ini harus disebarkan kepada sebanyak-banyaknya orang dan Tuhan Yesus tidak hanya sekedar memberi perintah kepada murid-murid-Nya saja untuk memberitakan Injil, tetapi Ia juga memperlengkapi mereka dengan kuasa Roh Kudus.

Kuasa Roh Kuduslah yang memampukan murid-murid Yesus untuk memberitakan Injil penuh dengan kuasa dari sorga, sehingga di mana mereka memberitakan Injil di sana ada tanda-tanda mujizat menyertai mereka.



*TUJUAN PENTAKOSTA KE-6: PENGALIHAN BIMBINGAN DARI HUKUM TAURAT KEPADA ROH KUDUS*

Dalam suratnya kepada jemaat Galatia, rasul Paulus memberikan suatu pemahaman teologis yang luar biasa terhadap iman kekristenan untuk membuat orang-orang Yahudi yang ada di jemaat Galatia menjadi dewasa dalam berpikir sesuai dengan iman Kristen.

Di dalam Galatia 5:16, rasul Paulus berkata, “Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat.” Di sini rasul Paulus mengajarkan bahwa orang-orang Yahudi yang percaya kepada Yesus sudah tidak lagi dipimpin oleh Hukum Taurat (Perjanjian Lama), tetapi dipimpin langsung oleh Roh Kudus yang sudah mereka terima.

Salah satu alasan rasul Paulus berkata demikian adalah karena orang-orang Yahudi banyak yang masih mengikuti adat kebiasaan Yahudi, seperti menguduskan hari Sabat, penyunatan jasmani, dan sebagainya. Hal-hal ini memberatkan jemaat gereja yang bukan dari keturunan Yahudi.

Alasan lainnya adalah semua peraturan yang dicatat di dalam Hukum Taurat Yahudi tidak akan sanggup untuk menangkal semua dosa manusia, terlebih lagi dengan munculnya dosa-dosa baru pada zaman sekarang, seperti narkotika, obat-obat terlarang, pornografi, dan sebagainya.

Apabila kita berpatokan hanya kepada Hukum Taurat saja, maka Hukum Taurat tidak akan sanggup menangkal semua pelanggaran manusia. Maka itu kita semua diberikan Roh Kudus untuk menjadi Pembimbing kita dalam bertindak, di mana Roh Kudus akan menegur, mengingatkan, dan membimbing kita untuk menjadi seperti Kristus.



*TUJUAN PENTAKOSTA KE-7: BUKTI TURUNNYA ALLAH KEPADA UMAT MANUSIA*

Keluaran 19:18 mencatat kisah Pentakosta pertama di mana Allah turun kepada manusia, yang diwakili oleh bangsa Israel. Keluaran 19:18 berkata, “Gunung Sinai ditutupi seluruhnya dengan asap, karena TUHAN turun ke atasnya dalam api; asapnya membubung seperti asap dari dapur, dan seluruh gunung itu gemetar sangat.” Inilah peristiwa Pentakosta pertama bagi bangsa Israel.

Selanjutnya, bangsa Israel merayakan Pentakosta dengan Hari Penuaian sesudah panen gandum, di mana mereka membawa hasil panen pertama berkas-berkas gandum kepada Tuhan sebagai buah sulung (Kel. 23:16; 34:22; Bil. 28:26). Perayaan ini masih terus diperingati oleh bangsa Israel hingga masa sekarang.

Kemudian di zaman Perjanjian Baru, murid-murid Yesus mendapat pencurahan Roh Kudus sebagai bukti turunnya Allah kepada manusia, dalam wujud Roh Kudus. Kisah Para Rasul 2:2-3 berkata, “Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing.”

Jika di Perjanjian Lama, Allah turun kepada bangsa Israel dalam wujud api, di Perjanjian Baru, Allah turun kepada murid-murid Yesus dalam wujud lidah-lidah api. Dan sering api dianggap sebagai perwakilan dari manifestasi Allah kepada manusia.



*TUJUAN PENTAKOSTA KE-8: TANDA PENUAIAN*

Keluaran 23:16 berkata, “Kaupeliharalah juga hari raya menuai, yakni menuai buah bungaran dari hasil usahamu menabur di ladang; demikian juga hari raya pengumpulan hasil pada akhir tahun, apabila engkau mengumpulkan hasil usahamu dari ladang.”

Di perayaan Pentakosta di Perjanjian Lama, hasil-hasil ladang dituai oleh bangsa Israel dan dipersembahkan kepada Tuhan, sedangkan di Perjanjian Baru, jiwa-jiwa dituai oleh pemberitaan Injil. Kisah Para Rasul 2:41 berkata, “Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah  mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.”

Dengan demikian, tujuan Pentakosta tidak bisa dilepaskan daripada penuaian, baik bagi bangsa Israel, maupun bagi pengikut Yesus. Pentakosta memiliki tujuan bagi kita semua yakni adanya penuaian jiwa-jiwa.



*TUJUAN PENTAKOSTA KE-9: PENGUTUSAN MURID-MURID UNTUK TERSERAK KE SELURUH BUMI*

Peristiwa Pentakosta di Perjanjian Baru memiliki koneksi dengan kisah peristiwa Menara Babel, karena kedua peristiwa ini sama-sama memiliki kesamaan, yakni diberikannya banyak bahasa kepada manusia.

Kejadian 11:9 berkata, “Itulah sebabnya sampai sekarang nama kota itu disebut Babel, karena di situlah dikacaubalaukan TUHAN bahasa seluruh bumi dan dari situlah mereka diserakkan TUHAN ke seluruh bumi.”

Kisah Para Rasul 2:4 berkata, “Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.”

Dari dua peristiwa ini, ternyata Tuhan memiliki tujuan yang sama, yaitu supaya semua manusia dapat terserak ke seluruh penjuru bumi. Kisah Para Rasul 1:8 berkata, “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.”

Pada peristiwa Menara Babel, manusia saat itu telah melanggar perinta Tuhan di mana mereka seharusnya terserak untuk memenuhi bumi (Kej. 1:28) tetapi mereka tidak melakukannya, malahan mereka membangun menara Babel supaya mereka tidak terserak memenuhi bumi (Kej. 11:4). Kemudian Alkitab mengisahkan bagaimana Allah menggagalkan rencana mereka ini dengan memberikan banyak bahasa kepada mereka sehingga mereka terserak (Kej. 11:9).

Di sini kita bisa lihat bahwa tujuan Pentakosta di Perjanjian Baru, di mana murid-murid Yesus mendapat banyak bahasa, adalah supaya mereka bisa tersebar ke seluruh penjuru bumi untuk memberitakan Injil. Inilah proses penaklukkan bumi, yakni di mana Injil diberitakan kepada semua makhluk.



*TUJUAN PENTAKOSTA KE-10: MENUMBUHKAN RASA PERSAUDARAAN*

Kisah Para Rasul 4:32 berkata, “Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorangpun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama.”

Sesudah banyak orang dituai menjadi percaya kepada Yesus, mereka semua memiliki satu roh yang sama, yaitu roh persaudaraan, di mana mereka saling peduli dan saling memperhatikan kebutuhan masing-masing orang.

Inilah tujuan Pentakosta yang harus juga terjadi pada zaman sekarang, di mana semua umat Tuhan saling mempedulikan satu dengan yang lainnya. Rasul Paulus juga berpesan hal yang sama kepada jemaat di Roma, dengan berkata, “Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis!” (Rm. 12:15).



*TUJUAN PENTAKOSTA KE-11: MENJADI PESTA PERSATUAN UMAT TUHAN DI SELURUH DUNIA*

1 Korintus 12:13 berkata, “Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.

Jika kita sudah menerima pencurahan Roh Kudus, maka semua orang percaya di seluruh dunia akan menjadi satu kesatuan merayakan hari Pentakosta, di mana Roh Kudus dicurahkan kepada kita semua. Dengan kata lain, hari Pentakosta menjadi hari perayaan bersama seluruh umat Kristen di seluruh dunia.



*TUJUAN PENTAKOSTA KE-12: KESATUAN SEMUA BANGSA OLEH INJIL*

Kisah Para Rasul 10:45 berkata, “Dan semua orang percaya dari golongan bersunat yang menyertai Petrus, tercengang-cengang, karena melihat, bahwa karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga.”

Kisah Para Rasul mencatat bahwa orang-orang di luar etnis Yahudi, mendapatkan pencurahan Roh Kudus sama seperti mereka mendapatkannya. Di sinilah mereka mulai menyadari bahwa siapa saja yang menereima Yesus akan mendapatkan pencurahan Roh Kudus, sehingga tidak ada lagi perbedaan antara orang Yahudi dengan orang-orang non-Yahudi.

Pentakosta menjadi pemecah tembok-tembok pemisah etnis dan ras di seluruh dunia. Karena Injil, semua orang menjadi satu kesatuan umat warga Kerajaan Allah.



*PENUTUP*

Dari dua belas tujuan Pentakosta, kita dapat menarik sebuah kesimpulan yaitu Tuhan Allah ingin memperlengkapi kita dengan Roh Kudus, dan perlengkapan Roh Kudus ini bukan berarti tanpa sebuah tujuan, melainkan Tuhan ingin kita bisa memberitakan Injil kepada orang lain.

Roh Kudus diberikan Tuhan Allah untuk memperlengkapi kita melakukan penyebaran Injil. Maka dari itu, marilah kita semua mulai memberitakan Injil (kabar keselamatan di dalam Yesus) kepada sebanyak-banyaknya orang, sehingga seluruh orang di dunia ini menjadi umat Tuhan.

Ev. Yohanes Nahuway

Komentar

Postingan Populer