HIDUP OLEH KARENA IMAN
HIDUP OLEH KARENA IMAN
Roma 1:17 (TB) Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: "ORANG BENAR AKAN HIDUP OLEH IMAN"
Galatia 2:20 (TB) namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, ADALAH HIDUP OLEH IMAN DALAM ANAK ALLAH yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.
Untuk memahami prinsip tentang '...hidup oleh iman...' secara objektif dibutuhkan pemahaman berikut:
1. Pastikan dalam batin kita terus terjaga kondisi hati yang haus-lapar akan realita Tuhan sehingga kualitas persekutuan pribadi yang kita miliki dengan Tuhan terus bertumbuh dengan kuat.
Tanpa memiliki kehidupan rohani yang sehat, adalah mustahil untuk kita bisa menerima arahan/ tuntunan RohNya, tidak akan ada firman yang masuk dan bekerja dalam batin kita sehingga otomatis kehidupan iman jadi tidak terbangun/ bermanifestasi. Iman hanya akan bekerja/ bermanifestasi dalam hidup seseorang saat ada kuasa firman yang masuk ke dalam hidupnya, dan hal tersebut hanya akan dapat dialami oleh mereka yang memiliki kualitas hati yang terus tertuju kepada kebenaran/ selalu haus-lapar akan realita Tuhan. Tanggulangi segala bentuk sikap hati/ gaya hidup yang duniawi/ kedagingan sehingga tidak akan ada percampuran dalam batin kita. Jika kita mau mengasihi Tuhan, tidak boleh ada ruang untuk mencintai dunia ini didalam batin kita! (1 Yoh 2:15)
2. Pastikan kita mencoba memahami prinsip hidup oleh iman dari sudut pandang 'kehidupan bersama' - bukan kehidupan yang individualis.
Seringkali orang percaya mencoba memahami prinsip 'hidup oleh iman' dari sudut pandang kehidupan individu dirinya sehingga hanya bisa 'dipahami/ di tarik pemahaman' hingga titik meraih keberhasilan/ kesuksesan dalam hidupnya. Padahal pola pelayanan di akhir jaman ini adalah pelayanan Tubuh Kristus - artinya, kehidupan bersama!
a. Disinilah pentingnya seseorang menanam diri/ meleburkan diri dalam suatu rumah rohani: Agar ia dapat ikut berpartisipasi mewujudkan pelayanan Tubuh Kristus.
b. Disinilah pentingnya seorang jemaat memiliki kuakitas hubungan yang sehat dengan seorang bapa rohani/ pemimpin jemaat: Tuhan menetapkan untuk selalu ada seorang pemimpin yang mengayomi suatu jemaat lokal; dan melalui sang pemimpin-lah Tuhan akan mewujudkan pola pelayanan Tubuh tersebut.
c. Ketika orang percaya yang bersangkutan memiliki persekutuan yang hidup dengan Tuhan dan ia meleburkan diri dalam suatu jemaat lokal atau ada dalam suatu pengcoveran seorang pemimpin rohani, maka orang percaya yang bersangkutan akan jadi lebih mudah menerima arahan/ tuntunan/ visi dalam hidupnya.
Apa yang ia terima secara pribadi dari Tuhan, di teguhkan oleh sang pemimpin/ bapa rohani. Ia sendiri juga jadi dapat dengan mudah menerima arahan/ tuntunan yang ia butuhkan untuk menggenapi visi tersebut melalui sang bapa rohani.
d. Sang bapa rohani sendiri, jadi memiliki keleluasaan untuk memposisikan sang jemaat/ anak rohani dalam agenda Tuhan yang lebih besar sehingga sang anak/ jemaat tersebut jadi menemukan posisi & fungsinya di kegerakan Tubuh Kristus yang sedang Tuhan lahirkan.
e. Justru disaat sang anak/ jemaat merasa bahwa visi/ arahan yang ia terima dari Tuhan dan diteguhkan oleh sang bapa rohani adalah sesuatu yang 'terlalu besar' baginya, disaat itulah dibutuhkan bekerjanya suatu pengambilan keputusan untuk tetap melangkah mengikuti arahan yang ada! Keputusan untuk tetap taat pada arahan tanpa mau ter-distract oleh berbagai fakta/ keterbatasan lahiriah, adalah sebuah tindakan iman! Jenis hidup oleh iman seperti inilah yang akan memposisikan keberadaan kita jadi ikut berperan serta dalam menghadirkan realita kerajaanNya dan memunculkan berdampak bagi banyak orang!
Ambillah tindakan untuk membuang semua pertimbangan manusiawi dan melangkahlah dalam kuasa iman untuk menjawab, menyediakan diri dalam menggenapi rencanaNya melalui gereja lokal yang ada...
#AkuCintaTuhan
Ps. Steven Agustinus
Roma 1:17 (TB) Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: "ORANG BENAR AKAN HIDUP OLEH IMAN"
Galatia 2:20 (TB) namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, ADALAH HIDUP OLEH IMAN DALAM ANAK ALLAH yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.
Untuk memahami prinsip tentang '...hidup oleh iman...' secara objektif dibutuhkan pemahaman berikut:
1. Pastikan dalam batin kita terus terjaga kondisi hati yang haus-lapar akan realita Tuhan sehingga kualitas persekutuan pribadi yang kita miliki dengan Tuhan terus bertumbuh dengan kuat.
Tanpa memiliki kehidupan rohani yang sehat, adalah mustahil untuk kita bisa menerima arahan/ tuntunan RohNya, tidak akan ada firman yang masuk dan bekerja dalam batin kita sehingga otomatis kehidupan iman jadi tidak terbangun/ bermanifestasi. Iman hanya akan bekerja/ bermanifestasi dalam hidup seseorang saat ada kuasa firman yang masuk ke dalam hidupnya, dan hal tersebut hanya akan dapat dialami oleh mereka yang memiliki kualitas hati yang terus tertuju kepada kebenaran/ selalu haus-lapar akan realita Tuhan. Tanggulangi segala bentuk sikap hati/ gaya hidup yang duniawi/ kedagingan sehingga tidak akan ada percampuran dalam batin kita. Jika kita mau mengasihi Tuhan, tidak boleh ada ruang untuk mencintai dunia ini didalam batin kita! (1 Yoh 2:15)
2. Pastikan kita mencoba memahami prinsip hidup oleh iman dari sudut pandang 'kehidupan bersama' - bukan kehidupan yang individualis.
Seringkali orang percaya mencoba memahami prinsip 'hidup oleh iman' dari sudut pandang kehidupan individu dirinya sehingga hanya bisa 'dipahami/ di tarik pemahaman' hingga titik meraih keberhasilan/ kesuksesan dalam hidupnya. Padahal pola pelayanan di akhir jaman ini adalah pelayanan Tubuh Kristus - artinya, kehidupan bersama!
a. Disinilah pentingnya seseorang menanam diri/ meleburkan diri dalam suatu rumah rohani: Agar ia dapat ikut berpartisipasi mewujudkan pelayanan Tubuh Kristus.
b. Disinilah pentingnya seorang jemaat memiliki kuakitas hubungan yang sehat dengan seorang bapa rohani/ pemimpin jemaat: Tuhan menetapkan untuk selalu ada seorang pemimpin yang mengayomi suatu jemaat lokal; dan melalui sang pemimpin-lah Tuhan akan mewujudkan pola pelayanan Tubuh tersebut.
c. Ketika orang percaya yang bersangkutan memiliki persekutuan yang hidup dengan Tuhan dan ia meleburkan diri dalam suatu jemaat lokal atau ada dalam suatu pengcoveran seorang pemimpin rohani, maka orang percaya yang bersangkutan akan jadi lebih mudah menerima arahan/ tuntunan/ visi dalam hidupnya.
Apa yang ia terima secara pribadi dari Tuhan, di teguhkan oleh sang pemimpin/ bapa rohani. Ia sendiri juga jadi dapat dengan mudah menerima arahan/ tuntunan yang ia butuhkan untuk menggenapi visi tersebut melalui sang bapa rohani.
d. Sang bapa rohani sendiri, jadi memiliki keleluasaan untuk memposisikan sang jemaat/ anak rohani dalam agenda Tuhan yang lebih besar sehingga sang anak/ jemaat tersebut jadi menemukan posisi & fungsinya di kegerakan Tubuh Kristus yang sedang Tuhan lahirkan.
e. Justru disaat sang anak/ jemaat merasa bahwa visi/ arahan yang ia terima dari Tuhan dan diteguhkan oleh sang bapa rohani adalah sesuatu yang 'terlalu besar' baginya, disaat itulah dibutuhkan bekerjanya suatu pengambilan keputusan untuk tetap melangkah mengikuti arahan yang ada! Keputusan untuk tetap taat pada arahan tanpa mau ter-distract oleh berbagai fakta/ keterbatasan lahiriah, adalah sebuah tindakan iman! Jenis hidup oleh iman seperti inilah yang akan memposisikan keberadaan kita jadi ikut berperan serta dalam menghadirkan realita kerajaanNya dan memunculkan berdampak bagi banyak orang!
Ambillah tindakan untuk membuang semua pertimbangan manusiawi dan melangkahlah dalam kuasa iman untuk menjawab, menyediakan diri dalam menggenapi rencanaNya melalui gereja lokal yang ada...
#AkuCintaTuhan
Ps. Steven Agustinus
Komentar
Posting Komentar