BERJALAN BERSAMA TUHAN


"BERJALAN BERSAMA TUHAN*
*JOSHUA IVAN SUDRAJAT*

BAHAN RENUNGAN :
Kejadian 5:22-24 (24) Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah (= walk with God), lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah.

Kehidupan Henokh tidak banyak diceriterakan dalam Alkitab. Hanya beberapa ayat saja, tetapi kita bisa belajar dari kehidupannya yang luar biasa. Dalam kitab Kejadian 5:21-24 dikatakan: Setelah Henokh hidup enam puluh lima tahun, ia memperanakkan Metusalah Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah selama tiga ratus tahun lagi, … lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah.

Henokh hidup berkeluarga, dia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan, bukan hanya Metusalah saja. Ia juga seorang yang sibuk karena harus bekerja untuk menghidupi keluarganya. Keistimewaan hidupnya adalah dia bergaul intim dengan Allah selama 365 tahun sampai suatu hari, ketika Allah memanggilnya, ia langsung diangkat oleh Allah tanpa mengalami kematian. Sungguh luar biasa! Kesukaan yang dilakukan Henokh adalah berkomunikasi, mendengarkan petunjuk Allah dan menurutinya. Henokh benar-benar hidup sebagai anak Allah yang sejati. Telinga hatinya diarahkan untuk mendengarkan suara Sorga.

Kehidupan Henokh benar-benar memberi pelajaran yang sangat berguna bagi hidup kita. Henokh adalah tipe pribadi pemercaya yang dewasa. Di tengah-tengah tanggung jawabnya sebagai seorang kepala keluarga dan pencari nafkah, dia masih bisa hidup bergaul intim dengan Allah. Allah memanggil kita untuk bergaul intim dengan Dia — untuk hidup secara supra alami — mempunyai pikiran di sorga kendati tubuh masih di bumi, melakukan rencana-rencana-Nya.
Beberapa hal yang perlu kita perhatikan berkaitan dengan pesan Tuhan ini adalah:
(1). Tuhan “mencari” teman untuk berjalan bersama

Kej. 3:8 Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman.

Ketika hari sejuk, Tuhan sudah menantikan Adam dan Hawa untuk berjalan bersama-Nya di taman Eden, seperti yang biasa mereka lakukan di hari-hari sebelumnya. Namun saat itu Adam dan Hawa memutuskan untuk bersembunyi menjauh di antara pohon-pohonan dalam taman. Mereka takut karena sadar bahwa mereka sudah melanggar perintah Tuhan. Sebetulnya, dari sejak awal, berjalan bersama manusia ciptaan-Nya adalah sebuah kebiasaan yang sudah Tuhan jalin. Tuhan tidak semata-mata mencari seorang mempelai, melainkan seorang yang dapat dijadikan sebagai “teman berjalan”.

Tuhan menciptakan manusia dengan tujuan membangun sebuah jalinan kebersamaan dimana di dalamnya terdapat dialog, keintiman, pengambilan keputusan, keceriaan, dan berbagi wilayah kekuasaan. Tuhan rindu sekali untuk bisa berjalan dengan kita umat-Nya. Itulah sebabnya, tangan kasih anugerah-Nya telah dibentangkan untuk menarik kita kembali agar mendekat kepada-Nya.
Setelah kejatuhan manusia pertama dari dosa, bukannya tidak ada usaha manusia untuk mencari Allah, namun hanya Henok adalah orang pertama yang menemukan kesukaan yang tulus untuk mau berjalan hari lepas hari bersama Allah. Ia mendapatkan sesuatu yang bahkan Adam sendiri tidak mengalaminya. Memang, untuk mengalami dimensi hubungan yang demikian dibutuhkan sebuah pengejaran rohani yang terus-menerus.

(2). Berjalan bersama Tuhan artinya berjalan secara terus-menerus bersama Tuhan

Kej. 5:24 Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah,…

Kata “hidup bergaul” (Ibr. : Halak) dalam arti harafiahnya adalah “walk constantly with God” atau berjalan terus-menerus bersama Allah. Perjalanan Henokh berjalan bersama Tuhan bukanlah tanpa halangan. Ia hidup di zaman di mana orang-orang sudah menjauh dari Tuhan akibat dosa yang dilakukan Adam dan Hawa beberapa generasi sebelumnya. Ia hidup di antara manusia yang dengan mudah mengucapkan kata-kata nista terhadap Tuhan. Hal ini jelas merupakan suatu pergumulan hidup yang sangat tidak mudah baginya. Henokh bernubuat dengan menunjukkan kefasikan mereka dan menyatakan penghukuman Allah yang akan segera menimpa mereka jika mereka tidak mentaati Firman Tuhan dan bertobat (Yudas 1:14-15).

Perintah Tuhan bagi kita untuk berjalan bersama-Nya dalam keintiman tentu bukanlah perkara yang mudah untuk dilakukan, mengingat kita pun hidup di tengah zaman di mana orang-orang memilih untuk hidup dengan cara yang berbeda dengan kehendak Tuhan. Bahkan mereka berusaha menarik orang percaya untuk hidup sama seperti mereka. Belum lagi ditambah dengan problema dan tantangan hidup yang harus kita hadapi. Dibutuhkan suatu komitmen dan kekuatan Roh Tuhan untuk membantu memampukan kita menjalani kehidupan yang dikehendaki Tuhan.

Mari umat Tuhan, ketika Tuhan menyampaikan pesan ini bagi kita, Ia tahu apa yang akan terjadi di hari-hari ke depan. Ada perkara-perkara yang mungkin semakin tidak mudah untuk kita lalui, namun juga sekaligus ada perkara-perkara dahsyat yang Tuhan mau kita alami dan lakukan bersama-sama dengan-Nya. Tanpa berjalan bersama Tuhan dalam keintiman kita tidak mampu melaluinya seperti yang Tuhan kehendaki.

Tuhan Yesus memberkati!

Amin



Komentar

Postingan Populer