AKHIR ZAMAN

*AKHIR ZAMAN*
*JKI HIGHER THAN EVER*
*Minggu, 9 Desember 2018*
*Pdt Victor Kristijanto Purnomo*


Hari-hari ini harapkan Surprise Dari Tuhan Setiap Hari. Saat ini kita akan membahas tentang Akhir Zaman.

2 Timotius 3:1-5 (TB)  Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar.
Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama,
tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik,
suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.
Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!
Paulus Punya KEPEKAAN didalam Rohnya, Tuhan banyak singkapkan melalui Paulus. Saat ini kita belajar dari Tanda-tanda Akhir Zaman.

GEJALA-GEJALA ZAMAN :

MASA YANG SUKAR
Arti kata Masa yang Sukar = Chalepos (yunani), adalah masa yang amat sukar, masa kesusahan besar, suatu keadaan yang cheos, yang tidak bisa lagi dikontrol dan dikendalikan oleh manusia, dalam hal ekonomi, politik, sosial, alam dan sebagainya !
Pada masa yang sukar ini banyak anak-anak Tuhan mengalami Penurunan. Standar gereja mengalami penurunan, kehausan mencari Tuhan Mengalami penurunan.
Kita harus tetap berada di Higher, seperti Hamba Tuhan menubuatkan bahwa Gereja kita adalah Gereja Higher Than Ever.

Sukar arti nya Rileks dan Santai. Banyak anak-anak Tuhan yang hidupnya santai dan rileks. Tidak mau mengalami kesukaran dan tantangan.

Musuh Terbesar Anak-AnakNya adalah Rileks dan Santai.

KITA HARUS SELALU BERJAGA-JAGA DAN BERDOA SUPAYA KITA LOLOS DARI MASA YANG SUKAR.

*MUSIM DINGIN*
Markus 13:18-19 (TB)  Berdoalah, supaya semuanya itu jangan terjadi pada musim dingin.
Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia, yang diciptakan Allah, sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi.
Akhir Zaman tidak jatuh pada Musim Salju sebenarnya dan Gereja berada dalam musim dingin dan beku.

*KAKU*
        Fase awal ini akan sangat banyak kita temui saat ini dan kenyataan ini bukanlah hal yang menyenangkan .Tahap pertama ini juga dapat di samakan dengan rohani yang tidak ada pertumbuhan ,yang mengakibatkan tidak adanya hasil yang berarti .Berapa lama anda telah mengikuti Tuhan ? Banyak dari kita yang telah lama mengikuti Tuhan,tapi tidak ada tanda-tanda yang menunjukan kemajuan yg berarti. Hal ini harus mendapat perhatian para  pemimpin gereja , menuntut kreatifitas pemimpin dan gebrakan baru yang bisa membangkitkan gairah rohani yang stagna ini. Dalam (Ibrani 5:11-14;6:1) sifat stagna ini mendapat perhatian yang khusus dari penulis kitab. Merupakan tugas kita untuk menjadi motor penggerak bagi mereka.

*MATI RASA*
Banyak dari para pendaki gunung mengalami pegalaman ini setelah di serang kedinginan yang hebat, rasanya sangat perih dan sepertinya  sudah tidak memiliki bagian tubuh yang terserang. Kebal terhadap sentuhan karena saraf pada bagian yang terserang menjadi tak berfungsi. Hal yang sama terjadi juga dalam kehidupan rohani, sentuhan yang berbau rohani sulit di responi, Firman Tuhan  mulai di rasa membosankan, pujian dan penyembahan terasa hambar dan doa yang panjang selalu bikin ngantuk. Ciri-ciri pada fase kedua penurunan suhu rohani ini bisa kita lihat di sekitar kita. Banyak umat Tuhan dewasa ini sudah tidak tertarik dengan hal-hal bersifat rohani. Pada suatu minggu pagi yang mendung, dalam sebuah kebaktian, seorang hamba Tuhan berkhotbah, dengan nada kecewa menceritakan tentang dua ivent yang dilakukan pada tempat dan pekan yang sama. Yang pertama adalah konser musik dan kedua adalah ibadah KKR, yang menghadiri ibadah KKR  kurang dari separuh di bandingkan dengan yang menghadiri konser musik. Di tempat dengan populasi kristen mungkin lebih dari 60%, hal ini sangat memprihatinkan, karena pada kenyataannya yang hadir pada kedua ivent tersebut sebagian besar adalah orang yang ber- KTP kristen.  

*BEKU*
Saat suhu sekitar mencapai kurang dari nol derajat celcius(Titik beku), dimana partikel-partikel lepas dari zat cair akan terikat menjadi padat dan menjadi beku, begitupun kerohanian kita yang bisa sangat rentan terhadap pengaruh sekitar. Saat mencapai tahap rohani seperti ini, sebagaimana daging ikan tadi, akan sangat membutuhkan usaha dan kesabaran untuk dapat memulihkannya kembali. Banyak hal yang menyebabkan  ini terjadi, dalam kebanyakan kasus, kekecewaan yang berat dari rekan maupun pemimpin rohani menjadi penyebab utama. Banyak dari kelompok orang ini sangat tahu dan bahkan dengan sengaja menjauh dari Tuhan sebagai pelampiasan akibat ketidak puasan mereka pada rekan ataupun pemimpin.mereka. Allah mencela bangsa Israel karena kekerasan hati mereka (Mazmur 95:5-8) dan Paulus menulis saat kita mengeraskan hati, kita menimbun murka atas diri kita (Roma 2:5). Paulus pada awal pelayanannya tidak mendapat tanggapan yang menyenangkan dari pemimpin jemaat Yerusalem (Kis 9:26 ). Kurang lebih  sepuluh tahun ia kembali ke tanah kelahirannya, hal ini tidak membuat dia menjadi tawar hati (Dingin rohani) tapi justru kembali, dan dengan semangat berkobar memberitakan keselamatan yang dari Tuhan pada bangsa bukan yahudi.
“Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyalah-nyalah dan layanilah Tuhan.”kata Paulus(Roma 12:12) memberi semangat pada jemaat Roma, semangat yang membarah dalam melayani Tuhan akan menghasilkan hal-hal yang luar biasa bukan hanya bagi orang lain tapi juga bagi diri kita sendiri.

Bulan Desember saat menjelang natal identik dengan salju yang dingin, tidak membuat rohani kita ikut-ikutan dingin, saat ini kita harus menunjukan sifat kerohanian yang enerjik,aktif,dan berkobar-kobar sebagai umat Tuhan yang hidup di jaman akhir untuk menghangatkan hati yang dingin di sekitar kita, kalau bukan kita siapa lagi ?. 

*CINTA AKAN UANG*
1 Timotius 6:10 (TB)  Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.
Dalam surat kepada Timotius, rasul Paulus menuliskan tentang bahaya mencintai uang. Karena memburu uang, ujar Paulus, beberapa orang menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka (I Timotius 6:10).

Bahaya yang ditimbulkan oleh cinta akan uang begitu nyata sehingga kita sebagai orang-orang percaya perlu untuk memperhatikan tentang hal ini. Kita perlu cek dan ricek hati setiap waktu. 10 tanda ini bisa membantu untuk mengetahui apakah kita mencintai uang atau tidak.

1. Terobsesi menjadi kaya
Yang menjadi perhatian di sini bukanlah kekayaannya, tetapi cinta akan uangnya. Hal ini dapat terlihat dari bagaimana kita bekerja. Bila kita bekerja sangat keras sampai melupakan hubungan dengan Tuhan dan bahkan keluarga dan anak maka itu berarti kekayaan sudah mengambil tempat di hati kita.

2. Tidak pernah puas
Tanda kedua ini lebih kepada bagaimana respon terhadap hasil yang sudah Anda peroleh, apakah kita bersyukur atau tidak. Jika kita kurang atau bahkan tidak pernah bersyukur maka itu bisa jadi uang sudah bertahta di dalam diri.

3. Hidup di luar kemampuan
Padahal mengetahui besarnya pendapatan yang ada, tetapi kita selalu tergoda untuk membeli atau terdorong untuk mengonsumsi sesuatu. Kita tidak peduli apakah itu sampai harus dibayar dengan kartu kredit sekalipun.  

4. Tukang pamer
Sosial media adalah salah satu parameter yang tepat untuk mengetahui seperti apakah kita. Apakah di dalam postingan kita, lebih banyak menunjukkan barang-barang baru dan mewah, atau hal-hal yang menginspirasi.

5. Serakah
Sulit atau mudah untuk mau memberi adalah tanda selanjutnya seseorang cinta akan uang atau tidak. Jika dia terlalu kuat menggenggam semua kekayaan dan tidak mau untuk memberi atau berbuat baik kepada orang lain maka itu berarti keserakahan sudah ada di dalam dirinya.
Sebaliknya, apabila dia mau menyerahkan sebagian dari yang ia miliki untuk orang lain maka itu artinya kebaikan ada di dalam orang tersebut.

6. Lupa dengan Sang Sumber Pemberi
Kita mencintai uang saat harapan dan rasa aman kita dasarkan kepada kondisi keuangan. Padahal keuangan kita di dunia “bisa terusak oleh ngengat dan karat” (Matius 6:19).
Terkadang uang bisa membuat kita menjauh dari Tuhan lewat cara yang halus. Jika tidak yakin dengan petualangan kehidupan yang akan dijalani, bertanyalah, “Apakah uang membawa saya sukacita dan kepuasan dibandingkan mengasihi, menaati dan melayani Tuhan?”
Ulangan 8:18 menyatakan, “Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini.” Ingatlah kepada sumber dari kekayaan kita dan kita akan terjauh dari kekeliruan menaruhkan pengharapan kita.

7. Loyalitas terbagi
Ketika uang atau harta mendorong kita - seperti seorang mandor, seperti sedang dalam kecanduan - kita mungkin sedang melayani dewa materialisme.
John Calvin menulis, "Apabila kekayaan memegang kekuasaan atas hati, Allah sudah kehilangan kekuasaan-Nya."
"Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada ... Tak seorangpun yang dapat mengabdi kepada dua tuan ... Kamu tidak dapat melayani kepada Allah dan kepada Mamon" (Matius 6:21, 24).

8. Tergoda untuk berbuat dosa
Cinta akan uang dapat memperhadapkan kita kepada pilihan-pilihan untuk berdosa: berbuat curang mengenai pajak, memanipulasi data pelanggan, dan lain sebagainya. 
Cinta uang mengaburkan penilaian yang baik. Dibutakan oleh keserakahan dan nafsu, kita bisa terjebak ke dalam "perangkap" (1 Timotius 6:9).
Jagalah hati, dan jika menemukan diri tergoda untuk membuat pilihan keuangan yang berdosa, bertobatlah dan kembali kepada Tuhan!

9. Hidup mengarah kepada penderitaan
Cinta akan uang selalu menghasilkan buah yang pahit. Bukan hanya mengalami kesulitan keuangan di bank, tetapi juga persoalan-persoalan hubungan dengan orang tua maupun pasangan dan anak.

10. Merasa membutuhkan penasihat.  
Jalan orang bodoh lurus dalam anggapannya sendiri, tetapi siapa mendengarkan nasihat, ia bijak. (Amsal 12:15)

Jika mulai melihat masalah-masalah timbul karena pilihan keuangan yang diambil, pertama, perhatikan kebenaran tentang keuangan dalam Firman Allah dan kemudian letakkan keyakinan di dalam Tuhan (Amsal 16:20). Akan tetapi, jangan mengesampingkan konseling keuangan dari penasihat keuangan alkitabiah atau pelayanan Kristen yang mengkhususkan diri dalam hal finansial.

Tidak ada yang salah dengan memperoleh kekayaan. Menjadi salah besar ketika kekayaan “memiliki” kita.


Penulis
Joshua Ivan Sudrajat



Komentar

Postingan Populer