MENGENAKAN PIKIRAN KRISTUS

MENGENAKAN PIKIRAN KRISTUS


Dalam catatan 2 Kor 10:3-6 kita menemukan ada beberapa terminologi tentang peperangan:

a. "...kami tidak berjuang..." (2 Kor 10:3) yang di tulis dari kata Yunani: Strateúomai, yang memiliki arti: bertempur seperti seorang prajurit dalam peperangan, memasuki suatu peperangan rohani.

b. "...senjata (kami).." (2 Kor 10:4) ditulis dengan kata Yunani: Hoplon, yang dapat diartikan sebagai senjata yang digunakan dalam peperangan - khususnya senjata untuk menyerang lawan.

c. "...(meruntuhkan) benteng-benteng..." (2 Kor 10:4) yang ditulis dengan kata Yunani: Ochurōma, yang dapat diartikan: Apapun yang dapat dijadikan sebagai pegangan seseorang, suatu argumentasi, alasan yang di jadikan sebagai perlindungan/ pembenaran opini yang dimiliki seseorang dan sekaligus dipakai untuk menyerang lawannya.

d. "...mematahkan..." (2 kor 10:5) yang di tulis dalam terjemahan NKJV: Casting down, dalam bahasa Yunani: Kathairéō, yang dapat diartikan: menghancurkan, tidak meninggalkan ada sesuatupun yang tetap berdiri.

Dan peperangan yang dimaksud bukan secara langsung di tujukan kepada roh-roh jahat atau Iblis tapi justru diarahkan kepada Imajinasi, argumentasi, logika, ataupun persepsi mental yang membuat seseorang menjadi angkuh/ sombong; merasa diri yang paling benar.

Tapi Paulus menegaskan bahwa 'senjata' yang ia pakai dalam memerangi semua 'benteng-benteng/ kubu' - imajinasi, argumentasi, logika/ persepsi mental yang membuat seseorang menolak/ menentang pengenalan akan Allah adalah senjata rohani yang di perlengkapi dengan kuasa Allah - memiliki kekuatan untuk mempengaruhi, mengatasi apapun yang manusia pergunakan untuk 'menentang' pengenalan akan Allah yang ia sampaikan. Sekaligus membawa orang yang bersangkutan ke dalam ketaatan kepada Pikiran Kristus (2 Kor 10:5)

1. Usaha untuk meyakinkan orang agar menerima, hidup dalam kebenaran dan menundukkan diri pada pikiran Kristus adalah sebuah peperangan rohani.

Imajinasi, argumentasi, logika/ persepsi mental yang dimiliki seseorang tentang dirinya sesungguhnya adalah merupakan hasil pembentukan yang terjadi dalam alam roh. Jika 'molding rohani' yang membentuk bersumber dari roh-roh dunia, artinya Imajinasi, logika, argumentasi/ persepsi (ILAP) dalam hidup sehari-harinya akan memanifestasikan roh-roh dunia; sebaliknya, jika 'molding rohani' yang membentuknya bersumber dari pekerjaan firman & Roh, maka ILAP yang ia miliki akan memanifestasikan keIlahian/ kemuliaan kerajaan!
Tindakan kita untuk membongkar ILAP hasil pembentukan roh dunia dan menggantinya dengan ILAP yang bersumber dari pekerjaan firman & Roh sesungguhnya adalah merupakan suatu peperangan rohani tersendiri. Jika kita bisa membongkar ILAP yang bersumber dari roh-roh dunia didalam hidup kita, otomatis dengan mudah kita juga akan dapat Tuhan pakai untuk menaklukkan segala bentuk pekerjaan Musuh dalam kehidupan sehari-hari kita!

2. Paulus mempergunakan kunci Kerajaan: Mengikat & melepas dengan perkataan mulutnya untuk menghancurkan segala ILAP hasil pembentukan roh-roh dunia dan sekaligus membawa orang yang bersangkutan untuk hidup dalam kebenaran & penundukan diri/ ketaatan terhadap pikiran Kristus (Mat 16:19, 18:18-20)

Mengambil otoritas atas kehidupan seseorang yang sedang dikuasai oleh tipu daya Iblis lalu melepaskan pekerjaan firman & Roh atas hidupnya adalah merupakan salah satu wujud peperangan rohani yang harus kita lakukan atas kehidupan orang-orang yang kita kasihi. Tindakan kita tersebut adalah sedang membersihkan kehidupan orang yang kita doakan dari berbagai pengaruh/ tipu daya Iblis dan pada saat yang sama, membukakan peluang untuk firman & Roh dapat bekerja untuk mempengaruhi serta mengubahkan kehidupannya!

Meski seringkali doa deklarasi 'mengikat & melepaskan' ini tidak segera memunculkan hasilnya, tapi bukan berarti tidak memunculkan hasil! Kadangkala memang di butuhkan ketekunan/ tindakan yang tidak jemu-jemu dalam usaha kita mengubah kehidupan seseorang (Luk 18:1-8) Kadangkala, kita harus 'bergumul dalam doa secara sedemikian rupa' demi untuk membawa orang yang bersangkutan alami 'kelahiran baru' yang baru - memastikan rupa Kristus jadi kembali nyata dalam kehidupan sehari-hari dari orang-orang yang kita doakan (Gal 4:19)

Percayalah, doa-doa yang kita naikkan untuk seseorang, tidak pernah menjadi sia-sia! Mungkin doa-doa yang kita naikkan untuk orang-orang yang kita kasihi, belum juga dijawab Tuhan; tapi percayalah, doa-doa kita tidak pernah sia-sia! Setiap taburan doa akan ikut berperan serta bagi terjadinya pertobatan/ perubahan hidup seseorang. Jadi, teruslah percaya dan tetaplah berdoa!

#AkuCintaTuhan
Ps. Steven Agustinus

Komentar

Postingan Populer