BELAJAR Dari ELISABET


*BELAJAR DARI ELISABET*
*KUALITAS HIDUP ELISABET*

Elisabet mengajari kita banyak hal tentang bagaimana mengatasi kekecewaan hidup dan bagaimana berdoa dengan benar. Beberapa palajaran yang bisa kita timba dari diri Elisabet adalah :

*1.Penanam Nilai bagi keluarga – Luk.1:6*

Yohanes pembaptis diakui sebagai nabi terakhir dalam tradisi Israel. Darimana ia bisa memiliki iman yang kuat dan hebat kepada Tuhan ?

Jelas, dari ke dua orang tuanya. Terutama Elisabet ibunya.

Alkitab mengatakan ia orang yang benar di hadapan Allah dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat.

Dari orang tua yang rohani akan muncul anak-anak yang rohani juga!

*2. Berani mengakui kekecewaan hidup – Luk.1:7*

Sekalipun Elisabet adalah orang yang saleh dan hidup benar, ia tetap mengalami kekecewaan dalam hidupnya. Ini berkaitan dengan kenyataan bahwa ia mandul.
Padahal pada masa itu orang yang mandul dianggap sebagai orang yang dikutuk oleh Allah. Nah tentu Elisabet kecewa dengan keadaannya itu. Tapi hebatnya ia berani mengakui kekecewaannya itu!
Mengakui kekecewaan hidup bukan berarti menyalahkan Tuhan, tapi menerima keadaan bahwa ada yang kurang dalam hidup kita, ada yang tidak sesuai dengan hidup kita!
Dengan mengakui kekecewaan hidup, kita menjadi orang yang jujur terhadap diri kita sendiri dan Tuhan. Sehingga doa kita pun akan jujur. Tuhan senang dengan sikap yang demikian!

*3. Berdoa memohon pemeliharaan Allah*

Dua kali dalam setahun Zakaria pergi ke Bait Allah untuk melayani di sana. Pada saat Zakaria pergi, di rumah Elisabet terus berdoa bagi keselamatan suaminya.
Sebab saat seorang imam bertugas di Bait Allah dan masuk ke ruang Maha suci ada kemungkinan ia tidak akan kembali lagi (kalau hidupnya tidak suci, ia bisa mati di dalam).
Nah, menyadari hal ini, Elisabet selalu berdoa secara khusus untuk Zakaria agar dalam menjalankan tugasnya selalu di sertai dan dilindungi Tuhan.

Istri yang baik adalah istri yang berdoa untuk keselamatan suaminya dan anak-anaknya! Misalnya :
(a) Selama suami bekerja di kantor
(b) Selama suami dalam perjalanan dinas keluar kota.
(c) Selama anak-anak disekolah (pulang – pergi).

*4.Percaya pada waktu Tuhan – Maz.40:2*

Orang bilang menunggu itu membosankan. Ini benar, tapi yang lebih tepat lagi : menunggu itu menjengkelkan! Misalnya:
 Menunggu dijemput
 Menunggu (antri) beli tiket
 Menunggu balasan surat atau sms yang penting.dsb.

Tapi Elisabet rela menunggu waktu Tuhan dinyatakan baginya sampai akhirnya ia bisa punya anak! Ini hebat! Banyak orang tidak bersedia menunggu waktu Tuhan dinyatakan, akhirnya malah ia berbuat dosa – misalnya: Saul mempersembahkan korban karena tidak sabar menunggu Samuel.
Tuhan menjawab doa sesuai dengan waktu yang telah ditetapkanNya!
Tuhan seringkali menunggu sampai kita menyerah dulu (secara akal nggak mungkin lagi) baru Dia bertindak! Contonya :
(a) Abraham diberi Ishak setelah menunggu 25 tahun
(b) Yakub tidak diberi kelimpahan sampai ia menjadi pelarian di rumah mertuanya – Laban.
(c) Yusuf baru bisa memerintah di Mesir setelah ia masuk penjara dulu.
(d) Gideon memperoleh kemenangan gemilang setelah tentaranya dikurangi menjadi hanya 300 orang!

Berkaitan dengan doa dan waktu Tuhan dinyatakan ada 4 jawaban Tuhan untuk doa kita :
(1) Ketika doa kita tidak benar maka Tuhan berkata : NO.
(2) Ketika kita berdoa, tapi diri kita belum benar, maka Tuhan berkata : GROW (bertumbuh dulu)
(3) Ketika kita berdoa tapi waktunya belum tepat, maka Tuhan berkata : SLOW (pelan-pelan/tunggu dulu)
(4) Ketika kita berdoa, dan semuanya sudah benar, maka Tuhan berkata : GO (maju saja)!

*5. Selalu berupaya untuk menguatkan orang lain – 2.Kor.1:3-4*

Elisabet adalah orang yang paling berjasa memberikan dorongan semangat dan kekuatan kepada Maria.
Perhatikan: begitu ditemui malaikat Gabriel, Maria langsung pergi ke tempat Elisabet.
Ia disana untuk beberapa hari. Apa yang mereka lakukan ? Sharing!
Maria banyak bercerita kepada Elisabet dan Elisabet banyak mendengarkan dan memberi kekuatan bagi Maria agar tidak takut menghadapi semua kejadian ajaib (mengandung tapi belum menikah) itu!
Natal bukan hanya kita menerima anugerah Allah, tetapi kita juga berbagi anugerah Allah kepada orang lain!

*6. Berbicara ketika waktunya tepat – 
Luk.1:24;60*

Begitu dianugerahi Tuhan kehamilan, Elisabet langsung tutup mulut, tidak mau gembar-gembor tentang kehamilannya. Ia bersembunyi dan tidak berkata-kata pada orang lain selama 5 bulan. Kenapa demikian ? Karena ia tidak mau diangap sebagai pembohong atau pemimpi!
Setelah 5 bulan, sudah cukup bukti bahwa ia benar-benar hamil (perut sudah gembung), baru dia muncul dan berbicara kepada orang banyak tentang kehamilannya yang ajaib!
Ini mengajar kita untuk berbicara seperlunya saja. Terlalu banyak bicara seringkali menjadi salah – Ams.10:19

Wanita yang bisa menahan diri untuk tidak banyak bicara (bawel, gosip) justru akan menjadi wanita yang terhormat!

Komentar

Postingan Populer