CARA MENANGKAP KEKAYAAN BANGSA-BANGSA

*Cara menangkap kekayaan bangsa-bangsa*
*Jonathan Prawira*

Kekayaan orang fasik tidak akan datang ke setiap anak Tuhan. Kenyataannya di Alkitab tidak semua orang Israel kaya dan sukses, tetap saja hanya orang-orang pilihan Tuhan yang sukses. Saya berusaha supaya Bapak/Ibu menjadi orang-orang pilihan Tuhan yang bisa dipercaya Tuhan mengelola berkat. Bagaimana caranya?

Kuatkan hati

Hagai 2:5, Tetapi sekarang, kuatkanlah hatimu, …

Rahasia sukses orang dunia itu sama dengan anak Tuhan di satu sisi ini. Hati yang kuat. Banyak orang pikir “Kok kuat? Kan anak Tuhan harus lembut?” Banyak anak Tuhan imannya ok, tapi hatinya tidak kuat. Banyak orang yang mencampuradukkan antara iman dan hati. Kalau dia rasa Tuhan dekat, imannya kuat. Tapi kalau dia menyembah tidak berasa Tuhan ada, dianggap imannya jauh. Itu berbeda jauh. Itu soal perasaan kita, merasa atau tidak, itu bicara hati.

Ada orang bersaksi “iman saya jatuh bangun karena saya jatuh dalam narkoba, setelah sembuh jatuh lagi.” Saya pikir itu bukan iman. Saya tanya lagi ke dia, “Waktu kamu narkoba, kamu tetap percaya tidak Yesus adalah Tuhan?” Dia jawab, “Saya percaya, cuma sayanya tidak kuat.” Nah, jadi jangan bilang imanmu lemah, mujizat tidak terjadi, keselamatan juga bisa hilang.

Imannya tetap, yang lemah adalah hati, karena hanya orang yang hatinya kuat yang bisa berkata “No! Saya tidak mau lagi narkoba, walaupun sakaw saya akan tetap kuat, lebih baik saya ke sorga daripada saya harus menderita neraka gara-gara sakaw. Biar deh sakaw daripada saya ketergantungan narkoba.”

Orang yang kuat itu yang bisa menampik narkoba. Betul tidak? Biar percaya Yesus bagaimana pun tapi seringkali hatinya lemah. Imannya sih ok, Tuhan puji imannya. Dalam susah tetap berkata, “puji Tuhan bersyukur, terima kasih atas penderitaan yang Engkau beri.” Tapi sayang hatinya lemah, dia pikir, “Ya sudah nasib saya miskin ya sudah.” Imannya ok, tapi hatinya lemah!

Banyak anak Tuhan melayani Tuhan, imannya ok, tapi begitu ditegor atasannya, dinasehati, dikritik, langsung kecewa, tersinggung, udah deh ngga pelayanan-pelayanan lagi.

Kenapa Tuhan izinkan itu terjadi? Tuhan sedang melatih dan memperlihatkan kekuatan hati kita. Kadang orang bilang omongan di gereja lebih kejam daripada orang dunia, tapi saya katakan tidak juga. Bedanya hanya kalau di gereja orang pakai menegornya pakai ayat, tapi kita sendiri harus sadar, bagaimana pun itu tetap Firman bukan? Karena sekejam-kejamnya omongan di gereja tapi orang dunia omongannya jauh lebih menyakitkan, lebih sinis, sarkasme, lebih sadis. Kenapa kita diizinkan Tuhan untuk ditegor? Kita sedang dilatih dalam pelayanan di sini supaya hati kita kuat, sehingga ketika orang dunia ngomong apa pun kita bisa berkata, “Saya tidak takut karena Tuhan pasti turun tangan!”

Kalau anak Tuhan mau sukses terima kekayaan bangsa-bangsa, kuatkan hatimu!

Pertanyaannya, kenapa anak Tuhan disuruh “kuat hati” padahal kan yang kita tahu biasanya “lembutkan hati”? Karena banyak anak Tuhan tidak tahu bedanya “kuat hati” dengan “keras hati”. Bedanya di mana? Dilawankan saja. “Keras” itu lawannya “lembut”, kalau “kuat” lawannya “lemah” hati. Tuhan tidak suruh kita “kasar”! Tuhan suruh kita “kuat” hati! Orang yang keras hati itu melawan terus ke orang yang baik. Makanya Tuhan katakan, ketika Roh Kudus berbicara jangan keraskan hatimu. Terima dulu saja, kalau ada nasihat yang baik. Mungkin kelihatannya tidak berguna buat kita, mungkin caranya salah, tetap jangan keraskan hati, terima dulu. Sebetulnya itu yang harus kita lakukan.

Nanti kalau kita sedang kecewa, sedang rasanya lemah, negatif, di situlah kita harus menguatkan hati kita. Karena hati kita perlu dikuatkan terus menerus, karena sumber segala masalah itu hati kita. Sebab dari hatilah akar segala kejahatan. Macam-macam, percabulan, perzinahan, apa pun, itu semua dari hati.

Kita lihat sekarang biar jelas bedanya “kuat hati” dan “keras hati”. Kisah Firaun dan Musa.

Resepnya sebetulnya attitude kita dulu. Sepintar apa pun kita, sejago apa pun, seahli apa pun, tapi kalau customermengeluh sedikit lalu kita marah-marah, pasti ditinggal. Sejago apa pun kita, kalau bos kasar sedikit sama kita dan kita lawan dia, ya risikonya dipecat.

Contoh keras hati itu Firaun. Tetapi Aku tahu, bahwa raja Mesir tidak akan membiarkan kamu pergi, kecuali dipaksa oleh tangan yang kuat. (Keluaran 3:19) Firaun itu keras, biar dikasih alasan, argumen apa pun, sekali tidak mau pokoknya tidak mau. Tidak mau dengar orang. Penjelasan pertamanya, “Tidak bisa …” duluan, nah, itu sikap hati yang keras.

Musa adalah orang yang paling lembut hatinya, tapi sekaligus juga tidak kuat hati. Lalu sahut Musa: "Bagaimana jika mereka tidak percaya kepadaku dan tidak mendengarkan perkataanku, melainkan berkata: TUHAN tidak menampakkan diri kepadamu?" TUHAN berfirman kepadanya: "Apakah yang di tanganmu itu?" Jawab Musa: "Tongkat." Firman TUHAN: "Lemparkanlah itu ke tanah." Dan ketika dilemparkannya ke tanah, maka tongkat itu menjadi ular, sehingga Musa lari meninggalkannya. (Keluaran 4:1-3). Imannya Musa sih bagus, tapi waktu Tuhan suruh dia gemetaran. Sama kan seperti kalau Bos lagi menyuruh, “Kamu pergi ke sana,” tapi kita argumen, “Pak, saingannya banyak …”. Nah itu dia, imannya bagus, kalau pelayanan dia bisa cuti dari kantor, tapi kalau disuruh kerja malah argumen melulu, “Aduh Pak, saingan bagaimana, kalau gagal bagaimana, kalau kemahalan bagaimana?” Bukannya cari akal supaya barangnya laku, tapi malah begitu. Itulah contoh anak-anak Tuhan yang seringkali imannya bagus tapi hatinya lemah. Semoga hari ini kita semua memperbaiki diri dan menjadi pemenang-pemenang.

Musa ngeyel, "Bagaimana jika mereka tidak percaya kepadaku dan tidak mendengarkan perkataanku, melainkan berkata: TUHAN tidak menampakkan diri kepadamu?" Tapi Musa ngeyelnya karena lemah bukan karena keras hati. Lalu Tuhan menyuruh Musa melemparkan tongkatnya ke tanah, dan tongkat itu menjadi ular! Musa malah lari meninggalkannya. Mestinya kan, “Luar biasa! Haleluya! Wuihh, kok bisa ya tongkat jadi ular? Gimana caranya Tuhan? Ajarin dong Tuhan…” Mungkin kalau Saudara langsung begitu kan ya? Kita bayangkan, Musa yang belah laut, Musa buat mujizat, Musa yang penuh kemuliaan, tapi awalnya ketika ditunjukkan mujizat tongkat menjadi ular, dia langsung kabur! Kayaknya Saudara kalau lihat kejadian begini, pasti ngga mau ikut Musa, mungkin kita bilang, “Apaan nih pemimpin? Lihat ular aja takut?” Kenapa? Karena hati Musa lemah. Kalau Saudara juga terus begitu, juga akan membantah terus, bukan karena keras – mau taat tapi lemah, akhirnya Tuhan kesal juga. Kalau kita baca terus, Tuhan bisa bilang “Ya sudahlah, Aku kasih orang lain sajalah.”

Itu yang sering terjadi. Tuhan sayang Bapak/Ibu, Tuhan mau Bapak/Ibu sukses, Tuhan mau Saudara-Saudara sukses, tapi ketika Tuhan suruh lakukan suatu Firman, kita suka bilang, “Ngga ah Tuhan, menyakitkan.” Disuruh melayani, “Nggak ah Tuhan, nyebelin orangnya.” Disuruh sesuatu, “Nggak ah Tuhan, takut.” Akhirnya Tuhan bilang, “Ya sudah, kalau kamu tidak siap, Aku cari orang lain.” Saudara tidak mau Tuhan sampai demikian kan? Saya percaya anak Tuhan di sini, sudah saya provokasi supaya apa pun yang terjadi, kita tetap kuatkan hati, dan kekayaan bangsa-bangsa mengalir ke dalam rumah Tuhan!

Saya bilang “provokasi”, karena saya perhatikan, orang-orang lebih cepat berubah ketika “diprovokasi” daripada “diinspirasi”. Ada seorang anak muda, tadinya anteng, pengecut juga, kutu buku, nerd begitu, lalu diprovokasi, “Eh, lo dibilang banci, pacar lo mau diambil.” Tiba-tiba dari pengecut berubah jadi pemberani! Karena dihasut. Kalau inspirasi kan bilangnya, “Kamu kan rajawali bukan ayam…” Kelamaan! Ini saatnya percepatan. Tuhan sedang bergerak cepat sekali, karena Iblis juga sedang bergerak cepat sekali. Setiap hari keadaan bisa berubah. Amerika hari ini up besok tahu-tahu down. Begitu cepat berubah. Tuhan mau anak-Nya bergerak dengan cepat, tangkap visi Tuhan, lari dengan cepat, tinggalkan segala beban yang ada, supaya gerakannya ringan, segala macam konflik internal cepat-cepat selesaikan di hadapan Tuhan, taruh di hadirat Tuhan, sehingga siap menghadapi konflik eksternal: masalah-masalah hidup, masalah-masalah teknis, kesulitan di kantor, kesulitan di luar. Kita siap hadapi kalau hati kita penuh damai sejahtera, tapi anak Tuhan yang masih berlambat-lambat, menahan dendam, menahan kecewa, masih berlambat-lambat, menahan ketersinggungan, menahan harga diri. Akhirnya tidak siap menangkap kesempatan dan orang lain yang menangkap. Saya minta hari ini Bapak/Ibu, tanggalkan beban yang merintangi sehingga kita bergerak cepat dengan Tuhan, ambil setiap kesempatan sebelum orang lain yang ambil!

Saya punya visi tiap lihat lowongan kerja banyak betul, saya doakan supaya anak Tuhan yang ambil ini semua.

Bekerja

Resep kedua dan terakhir hari ini setelah kuatkan hati, dikatakan adalah “bekerjalah”, di Hagai 2, bekerjalah, sebab Aku ini menyertai kamu, demikianlah firman TUHAN semesta alam.

Saya heran orang suka bilang, “Kerja saya ngga enak!” Kenapa kerja itu ngga enak? Supaya liburan Saudara enak! Rasanya pengin cuti aja! Tuhan bikin ada masalah, supaya ingat keluarga, ingat refreshing.

Tugas kita adalah bekerja. Sekarang pertanyaannya, apa tujuan kerja? Ini yang banyak anak Tuhan tidak tahu. Banyak yang bilang “supaya sukses”. Itu betul, tapi pertanyaan lanjutannya adalah “kenapa Saudara sukses?”

Kembali ke pembicaraan yang disampaikan Pak Gembala di tempat ini. Bekerja adalah panggilan. Kenapa Saudara sukses, karena tugas karena kita harus bekerja adalah untuk membangun rumah Tuhan. Kalau Saudara mau diberkati, Saudara harus bekerja untuk tujuan bukan untuk pribadi. Memang kita harus juga mendapatkan dan menikmati, tapi kita harus sukses untuk membangun rumah Tuhan.

Sukses dalam Tuhan itu bagi saya begini, karena itu adalah biaya operasional dari Tuhan supaya Saudara bisa membangun rumah Tuhan dengan baik.

Orang kalau pergi meeting, pasti diperlengkapi oleh Bosnya, dibiayai hotel yang mahal supaya Perusahaannya tidak dipandang sebelah mata oleh klien, diberikan laptop, kalau perlu beli baju yang baru, sewa mobil yang bagus. Apakah semua itu milik si anak buah? Bukan! Tapi biaya operasional dari Perusahaan, supaya dia bisa melakukan tugas Perusahaan dengan baik dengan dimudahkan dan diperlengkapi.

Puji Tuhan kalau Bapak/Ibu sukses, pertahankan, sebab kadang orang sukses suka berhenti dan tidak mau berkembang lagi, malah orang lain yang maju terus. Jangan berhenti, Tuhan suruh kita berkembang ke kanan ke kiri. Kembangkan Perusahaanmu, jangan berhenti sampai di sana. Nah, tetapi masalahnya untuk apa kita sukses? Itu adalah untuk biaya operasional dari Tuhan untuk kita membangun rumah Tuhan, supaya kita dapat upahnya waktu nanti di Sorga. Bukan kita harus miskin di dunia. Tetap harus sukses, karena kalau miskin bagaimana menolong orang lain.

Kelihatannya rohani. Saya sering dipertanyakan, “Ko, ngapain saya kaya, saya sudah cukup bahagia.” Betul, tapi kalau kamu kaya, kamu bisa membahagiakan orang lain. Yesus maunya apa? Kita bahagia atau bahagiakan orang lain? Tentu membahagiakan orang lain. Tapi kalau kita sendiri kekurangan, bagaimana membahagiakan orang lain? Kita harus melimpah dulu dalam segala hal. Yang melimpah sukacita bisa membagi sukacita ke orang. Apa pun kelimpahan kita bisa dibagi kalau kita punya kekayaan yang berlimpah, sukses di bidang kita masing-masing.

Bekerja adalah pelayanan. Bapak/Ibu dihargai oleh Tuhan. Uang yang Bapak/Ibu berikan pada gereja mungkin dilupakan manusia. Dia sudah support gereja sampai indah, akhirnya dia disakiti dan kepahitan. Manusia bisa kepahitan tapi Tuhan hargai itu.

Lukas 8:3, Yohana isteri Khuza bendahara Herodes, Susana dan banyak perempuan lain. Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka.

Kenapa Yesus bisa pelayanan keliling ke mana-mana? Ada orang bilang Yesus tidak punya apa-apa. Betul, tapi bukan berarti Yesus miskin, cuma duit-Nya dipakai semua untuk pelayanan. Kenapa Yesus pakai duit-Nya untuk pelayanan? Ya karena Dia adalah Tuhan, buat apa duit? Dia juga tidak perlu kawin atau banyak hal yang duniawi, Dia akan balik kok ke sorga. Tugas Dia di sini adalah untuk melayani. Tapi juga kekayaan itu dari mana? Dari Bapak/Ibu! Pelayanan bisa berjalan itu karena ada Bapak dan Ibu.

Kalau bicara persepuluhan kadang banyak orang yang “alergi”. Saya tidak bicara itu. Tapi kenyataannya Alkitab berkata, bekerja adalah pelayanan. Amin?

Orang menyangka melayani itu hanya di gereja. Tapi kadang orang memaksakan diri, kerjanya biasa-biasa tapi paksakan diri pelayanan sampai capek, malah ngantuk-ngantuk di kantor. Karena dia membayangkan pelayanan itu di tempat ini. Bukan begitu.

Pekerjaanmu di luar adalah tempat pelayananmu! Kalau kita tahu bahwa pekerjaan kita dihargai oleh Tuhan, pekerjaan saya sebagai Accounting, Marketing, Sales, apa pun dihargai, kita tahu kita sedang melayani Tuhan. Kenapa? Karena kalau saya sukses, saya punya uang, saya bisa support pekerjaan Tuhan. Dari sisi Tuhan, Dia juga pasti senang kalau kita support.

Kalau Saudara beri uang ke anak Saudara, lalu memang dia belikan komik, tapi duitnya juga dipakai untuk membeli buku pelajaran Fisika dan lain-lain, saya yakin Saudara tidak akan segan-segan memberi uang lagi kepada anak Saudara.

Kalau kita saja seperti itu, bukankah Tuhan adalah Bapa kita yang kaya? Kalau kita kasih uang ke Tuhan, tidak lupa pada Tuhan, dan kita pakai itu untuk Tuhan, masa sih Dia tidak support kita? Yang rugi kan Tuhan sendiri kalau Dia tidak support kita.

Saudara sudah tahu tugas Saudara untuk membangun rumah Tuhan. Tapi sebaliknya, Saudara sendiri juga adalah rumah Tuhan. Tugas gerejalah untuk membangun Saudara supaya jadi penyembah-penyembah Tuhan yang berkualitas.

Saya pun merenungkan apa yang bisa saya lakukan sebagai seorang pencipta lagu. Saya tidak puas hanya bikin lagu. Karena saya mengerti, Saudara harus jadi sukses di bidang Saudara. Itu adalah tugas kita untuk melayani supaya seluruh umat Tuhan bisa sukses. Karena itu saya bikin buku, “Bible’s Way for Success”, supaya menolong penyembah Tuhan bagaimana supaya sukses. Itu adalah sumbangsih yang bisa saya lakukan, supaya umat Tuhan tahu caranya sukses.

Dan ketika gereja membantu umat Tuhan sukses. Lalu umat Tuhan sukses, bantu gereja sukses. Terus bolak-balik, saya percaya Indonesia akan penuh kemuliaan Tuhan. Janji sukses Tuhan, kekayaan Tuhan, dinyatakan bagi kita.

Penutup

Ke mana pun kakiku berjalan
Tanah yang aku pijak dapat Kauberikan
Dan apa pun yang aku kerjakan
Bila Kau turun tangan pasti menghasilkan

Selalu ada berkat yang telah Kausediakan
Selama kupercaya pada janji-Mu Tuhan
Selalu ada berkat mengikuti senantiasa
Selama kubekerja dengan taat dan setia

Janji apa yang Tuhan mau sediakan? Ini adalah dasar lagu ini:

Hagai 2:19-20, Perhatikanlah mulai dari hari ini dan selanjutnya--mulai dari hari yang kedua puluh empat bulan kesembilan. Mulai dari hari diletakkannya dasar bait TUHAN perhatikanlah apakah benih masih tinggal tersimpan dalam lumbung, dan apakah pohon anggur dan pohon ara, pohon delima dan pohon zaitun belum berbuah? Mulai dari hari ini Aku akan memberi berkat!"

Setiap Saudara mulai bekerja untuk Tuhan, di bidang apa pun, Tuhan memberikan berkat! Ibu-ibu rumah tangga membesarkan anak supaya anak takut akan Tuhan, supaya anak sukses buat Tuhan! Tuhan akan beri berkat!

Selalu ada berkat yang telah Kausediakan
Selama kupercaya pada janji-Mu Tuhan
Selalu ada berkat mengikuti senantiasa
Selama kubekerja dengan taat dan setia

Di mana pun Saudara bekerja, mulai perkatakan, “Tanah yang aku pijak dapat Kauberikan, dan apa pun yang aku kerjakan, bila Kau turun tangan pasti menghasilkan.”

Kami siap jadi orang-orang yang Kauberkati ya Tuhan!

Selalu ada berkat dari Tuhan atas hidup kita, pertanyaannya dan yang harus kita renungkan adalah, apakah kita siap menjadi orang-orang yang diberkati oleh Tuhan. Sudahkah kita punya hikmat punya mental, punya keahlian yang diperlukan untuk mengelola berkat Tuhan atas hidup kita.

Siang hari ini Tuhan, hamba-Mu berdoa, siapkanlah umat-Mu entah bagaimana caranya, supaya kami siap untuk menerima kekayaan bangsa-bangsa. Bukan soal janji. Kami percaya kalau Tuhan ngomong pasti tidak bakal dusta. Kami percaya Tuhan tidak bakal lupa janji-Mu. Tapi yang sering umat-Mu lupa adalah mempersiapkan diri supaya kamilah yang terpilih Tuhan.
Hamba-Mu pagi ini sudah sampaikan apa yang menjadi isi hati-Mu. Supaya kami menguatkan hati tidak gampang goyah. Menguatkan hati supaya tidak gampang kecewa, tidak biarkan kami dikecewakan, tidak gampang tersinggung, tidak gampang gengsi, tidak gampang ngambek, tidak gampang emosi. Kami kuatkan hati untuk hal-hal yang tidak perlu. Kami tidak perlu marah untuk hal yang tidak penting. Kami tidak perlu berdebat untuk hal yang tidak ada gunanya. Biar kami konsentrasi pada apa yang Tuhan mau lakukan pada kami. Orang bisa komentar apa saja, orang bisa berpendapat apa saja, hidup kami bukan di tangan mereka, hidup kami di tangan Tuhan.

Selama kami buktikan selama kami pantas mendapatkan jabatan itu, orang bisa sikut sana sini, menahan kami, tapi kami pasti dapatkan jabatan itu.
Kalau kami konsentrasi untuk mendapatkan harta itu, itu bukan untuk kami, tapi untuk Tuhan. Orang boleh gunakan segala cara kotor, tapi kemenangan peperangan ada di tangan Tuhan. Yang penting kami siap, supaya semua bisa bersaksi bahwa kami adalah orang pilihan Tuhan, yang dilakukannya baik, sikapnya benar.

Ibu-ibu rumah tangga, kelolalah rumah tanggamu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Mungkin suamimu tidak memperhatikan, anakmu belum mengerti. Jangan sedih jangan kecewa, Tuhan memberikan kau upah pada waktunya. Tapi pekerjaanmu adalah mempersiapkan keluarga yang siap diberkati Tuhan. Anak-anak yang siap diberkati Tuhan.
Mungkin anak akan berkata ibu kau bawel, kau jahat, kau tidak kayak orang lain. Tidak apa-apa! Karena yang kita lakukan adalah untuk Tuhan. Masa sih Tuhan tidak bisa kasih tahu satu saat pengertian yang benar.
Anak-anak, pekerjaanmu adalah sekolah dengan benar, belajar dengan benar, siapkan hatimu untuk digunakan Tuhan mengembangkan talenta, mungkin orang lain tidak hargai. Kau sudah belajar setengah mati tapi nilaimu tetap jelek, kau dibanding-bandingkan dengan yang lain, kuatkan hatimu! Sebab ketekunanmu itu yang Tuhan hargai. Hidupmu tidak ditentukan oleh nilai rapor, tapi oleh ketekunan dan keseriusan engkau dalam belajar.
Yang melayani Tuhan, yang sedang terluka dan mau berhenti, pikir lagi. Hidupmu bukan di tangan mereka. Kuatkan hati. Memang menyakitkan.

Semua yang sedang mengalami ini, kuatkan hatimu apa pun alasannya, karena Tuhan punya sesuatu yang besar untuk kita.
Terima kasih Bapa, isi hati-Mu sudah hamba sampaikan semuanya. Sekarang giliran hamba-Mu minta Tuhan, berikan kami kuasa untuk menjadi pelaku Firman-Mu. Beri kami kuasa, kami mau kuatkan hati, kami mau bekerja buat Tuhan, beri hikmat, beri akal budi, beri kebijaksanaan, yang sukses semakin sukses, yang gagal diubahkan menjadi sukses, bangkit lagi, berjuang lagi, kami butuh kuasa-Mu Tuhan!
Bersiaplah jadi tentara-tentara Tuhan, rebut marketplace, kuasai dunia, kalahkan dunia, bangun kerajaan Allah di marketplace, Haleluya!

Kami percaya mulai saat ini walau dunia mengatakan hidup dan ekonomi makin sulit, tapi bagi anak-anak Tuhan selalu ada berkat yang Tuhan sediakan!
Amin.

Komentar

Postingan Populer