MENGENAL ALLAH EL SHADDAI

*MENGENAL ALLAH EL SHADDAI*

*Bahan Renungan*

Genesis 17:1 NIV
17 When Abram was ninety-nine years old, the Lord appeared to him and said, “I am God Almighty[a]; walk before me faithfully and be blameless.

Kejadian 17:1 (TB)  Ketika Abram berumur sembilan puluh sembilan tahun, maka TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman kepadanya: "Akulah Allah Yang Mahakuasa, hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela.

Dalam Alkitab LAI TB, nama “El-Shaddai” (אֵל שָׁדַּי) diterjemahkan sebagai “Allah yang Mahakuasa”. Alasannya adalah karena kata “shaddai” (שָׁדַּי) dipandang berhubungan dengan kata “shadad” (שָׁדַד) atau “lish'dod” (לְשְׁדוד) yang berarti “mengalahkan, menghancurkan”. Kata Ibrani modern untuk menyebut “bandit” adalah “shoded” (שׁודֵד).

Namun, kata “shaddai” (שָׁדַּי) bisa saja terkait dengan kata yang lain. Kata “shad” (שָׁד) dari segi tata bahasa lebih dekat dengan kata “shaddai” (שָׁדַּי), dan dalam Leksikon Ibrani artinya dijelaskan sebagai berikut: 1) breast, bosom, (female) breast 1a) breast (of woman) 1b) breast (of animal)).

Singkatnya, “shad” (שָׁד) berarti “buah dada”. Akhiran “i” atau “ai” adalah akhiran yang menunjukkan pemilik, dalam hal ini artinya adalah “ku”. Maka secara harfiah “El Shaddai” bisa berarti “Allah (adalah) buah dadaku”. Sebuah nama yang cukup  ganjil untuk Allah, bukan?

Tapi kita tentu tahu bahwa Alkitab terkadang menyajikan gambaran yang feminin tentang Allah, dan nama “El Shaddai” adalah salah satunya. Gambaran ini terlalu “feminin” untuk dapat diterjemahkan menjadi Allah Mahakuasa, sesuatu yang terkesan maskulin.

Pada masyarakat zaman dahulu, buah dada merupakan salah satu simbol utama dari rezeki. Allah adalah buah dadaku berarti Allah bagaikan buah dada yang menyusuiku, mencukupi segala nutrisi atau kebutuhan utamaku, memberi aku kehangatan dan rasa aman. Buah dada juga merupakan simbol bahwa kasih Allah disampaikan melalui kasih orangtua.

Jadi daripada menerjemahkannya sebagai “Allah mahakuasa” yang terkesan maskulin, mungkin lebih baik menerjemahkannya sebagai “Allah Mencukupi Segalanya”.  Seorang bayi yang masih menyusu tidak membutuhkan makanan dan minuman lain selain air susu yang mengalir dari buah dada ibunya.

*Kesaksian :*

Pada Bulan February 1998 adalah sebuah Kejadian yang tidak pernah dilupakan. Hari itu saya berada di sebuah desa di kabupaten Boyolali, saya baru seminggu KKN disana. Pada waktu itu sejak pagi hari saya gelisah dan rasanya ingin pulang, saya tidak tahu apa yang terjadi, siang hari saat saya dan teman-teman sedang menonton Seputar Indonesia siang, teman saya Sarah berkata kepada saya : Koh Itu kan daerah mu Jatiwangi Majalengka kok ada kerusuhan, ada banyak toko yang dibakar, saya kaget karena melihat Toko Pipin sedang dijarah dan dibakar Massa.

Kemudian Saya Hubungi Rumah Saluran Telepon sudah diputus, saya lari ke Warnet diantar oleh teman saya Ngoe Yung Gang tetap tidak bisa dihubungi.

Kemudian beberapa hari setelah peristiwa itu mama saya bercerita bahwa rumah hampir dibakar dan dijarah padahal waktu itu pintu rumah masih kayu, pintu masuk ke gudang pun tidak ada kuncinya. Tuhan Yesus membuat keajaiban, para perusuh itu seperti dibutakan oleh Tuhan sehingga mereka berputar-putar mencari pintu masuk.

Tuhan Allah Maha Kuasa itu Nyata dan memberikan perlindungan kepada anak-anakNya. Walaupun sebuah rumah mama saya dibakar pada saat malam hari dan para penjarah loncat dari tembok belakang rumah yang pendek sehingga mereka dengan mudah masuk. Rumah dalam keadaan kosong dan semua yang ada di dalam rumah habis terbakar, Dua buah Mobil, Satu Motor Gede, Berkarton-karton Okie sehingga semua rumah habis terbakar.

Saya berpikir apakah saya bisa menyelesaikan skripsi saya. Puji Tuhan Dua Allah yang memberikan Makanan dan Mencukupi Semua Biaya Skripsi dan Ajaib saya tidak mengulangi penelitian skripsi karena teman-teman saya banyak yang mengulang penelitian. Tuhan membuat skripsi saya berhasil tanpa mengulang. Disitu saya mengenal Pribadi Jehovah El Shaddai.

Kiranya Tuhan Yesus memberkati bagi pembaca semua.

Only By His Grace


Joshua Ivan Sudrajat

Komentar

Postingan Populer