PEMBENTUKAN MENTAL RAJA-RAJA


*Pembentukan Mental Raja-Raja*
Rabu, 10 Juli 2019


Israel lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain, sebab Yusuf itulah anaknya yang lahir pada masa tuanya; dan ia menyuruh membuat jubah yang maha indah bagi dia. ( Kejadian 37:3 )

               

Milikilah mental raja-raja, jangan mental budak. Jangan sampai hidup kita terus diperbudak, baik oleh uang, keadaan, pekerjaan atau apapun. Hal itu tidak akan membuat Saudara dapat menikmati kemuliaan raja-raja.
               

Kenapa Yusuf memiliki mental raja-raja? Karena orang tuanya mengajarkannya, dari sejak kecil Yusuf diberikan pakaian yang merupakan pakaian bangsawan. Sejak kecil Yusuf sudah yakin bahwa dirinya adalah penguasa. Apa yang Yusuf pakai mempengaruhi alam bawah sadarnya, sampai Tuhan memberikan dua kali mimpi yang mengatakan bahwa Yusuf akan melebihi semua keluarganya. Mimpi itu yang ditakuti oleh saudara-saudaranya, sampai saat mereka mau membunuh Yusuf, mereka berkata (“Dan kita akan lihat nanti, bagaimana jadinya mimpinya itu!" - Kejadian 37:20b.). Keadaan kita sama, mimpi kita ditakuti setan. Hanya saja kita mau dibentuk atau tidak?
               

Mental itu merupakan hasil tempaan, tidak bisa Saudara mengantri ke hamba Tuhan, minta di tumpangi tangan dan didoakan, berharap mental Saudara langsung berubah.
               

Contoh lain adalah Musa, dia lahir dari keturunan orang Ibrani atau anak keluarga budak. Tetapi dia dididik oleh puteri Firaun, sehingga alkitab berkata, dia berkuasa dalam perkataan dan perbuatannya. Tetapi setelah dia melarikan diri ke tanah Midian, dan menikahi Sipora anak Yitro. Seorang Jendral besar yang kemudian 40 tahun dalam pengasingan, itu merontokkan mentalnya. Saat Tuhan mengutus Musa untuk menghadap Firaun di Mesir dan membawa Bangsa Israel keluar dari Mesir, Musa berkata,(”Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?" – Keluaran 3:11b.) Padahal alkitab berkata Musa adalah seorang yang berkuasa dalam perkataan dan perbuatannya. Dari cerita Musa di atas kita dapat mengetahui bahwa mental itu bukan sesuatu yang permanen. Karena itu kita perlu terus menerus dibentuk, terus berpikir positif. Jangan biarkan mental kita dihancurkan orang lain.
               

Sekarang tanya pada diri Saudara sendiri, menurut Saudara, siapakah dirimu? Banyak orang bertanya,”Pak, apakah destiny saya?” Saya akan bertanya kembali,”Menurut Saudara, siapa Saudara sekian tahun yang akan datang?” Pandangan Saudara itu menentukan masa depan Saudara sendiri.

Only By His Grace
Ev Daniel Krestianto
 

Komentar

Postingan Populer