BANGUNLAH HIDUPMU SEBAGAI RUMAH TUHAN

BANGUNLAH HIDUPMU SEBAGAI RUMAH TUHAN

Kitab Hagai mengisahkan bahwa setelah bangsa Israel pulang dari pembuangan dan kembali ke Yerusalem, mereka menjumpai bahwa tembok Yerusalem dan Bait Suci atau Rumah Tuhan telah hancur. Sehingga mereka tidak memiliki tempat untuk beribadah. Padahal Bait Suci pada saat itu adalah sebagai pusat penyembahan.

Tembok Yerusalem dan Rumah Tuhan telah rata dengan tanah. Meskipun demikian, bangsa Israel sibuk dengan urusan mereka sendiri. Mereka sibuk membangun rumah masing-masing dan mengabaikan pembangunan Rumah Tuhan. Mereka berpikir bahwa belum tiba waktunya untuk membangun rumah Tuhan, akibatnya seperti ini:

 “Kamu menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit; kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang; kamu minum, tetapi tidak sampai puas; kamu berpakaian, tetapi badanmu tidak sampai panas; dan orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang (Hagai 1:6)!“

 “Kamu mengharapkan banyak, tetapi hasilnya sedikit, dan ketika kamu membawanya ke rumah, Aku menghembuskannya. ...langit menahan embunnya dan bumi menahan hasilnya, dan Aku memanggil kekeringan datang ke atas negeri, ke atas gunung-gunung, ke atas gandum, ke atas anggur, ke atas minyak, ke atas segala yang dihasilkan tanah, ke atas manusia dan hewan dan ke atas segala hasil usaha (Hagai 1:9-11)."

Selanjutnya TUHAN menggerakkan semangat Zerubabel bin Sealtiel, bupati Yehuda, dan semangat Yosua bin Yozadak, imam besar, dan semangat bangsa itu untuk melakukan pekerjaan pembangunan rumah TUHAN. Ketika mereka mulai membangun Rumah Tuhan, Tuhan terus menguatkan dan menyatakan janji pemulihan serta berkatNya atas mereka. Tuhan juga menyatakan  janji kemuliaanNya atas Rumah Tuhan yang lebih megah lagi. (Hagai 2:5-10).

RUMAH TUHAN ITU ADALAH HIDUP KITA YANG MENJADI MEZBAH

 Hagai 2:10 “Adapun rumah ini, kemegahannya yang kemudian akan melebihi kemegahannya yang semula, firman TUHAN semesta alam, dan di tempat ini Aku akan memberi damai sejahtera, demikianlah firman TUHAN semesta alam."

 “Rumah ini” yang Tuhan maksudkan adalah hidup kita yang mau menjadi mezbah agar supaya Allah hadir dan betah tinggal disana.  Ini berbicara tentang diri kita atau hidup kita  yang tersedia untuk menjadi tempat Allah berdiam! Mezbah adalah tempat perjumpaan pribadi antara kita dengan Tuhan. Bagi Allah mezbah itu sungguh amat penting dan Dia merindukan diri kita menjadi mezbahNya. Percayalah, kita akan menikmati kemuliaan sejauh wadah ata u mezbah yang kita sediakan dan bangun (1 Korintus 6:19).

BANGUNLAH MEZBAH SECARA PRIBADI SEPERTI ABRAHAM

Berkali-kali Tuhan  mengunjungi dan meneguhkan janji-janjiNya kepada Abraham. Alasan Tuhan suka dengan Abraham adalah kedekatan denganNya. Abraham memiliki kebiasaan yang bagus di dalam kehidupannya. Dimanapun Tuhan tempatkan dia maka hal pertama yang dia lakukan adalah membangun mezbah. Inilah yang menjadi rahasia keberhasilan dan hidup dalam kelimpahan yang dialami olehnya. Kehausan, hasrat dan geloranya untuk mencari Tuhanlah yang menjadikan Tuhan suka mengunjunginya. Sehingga Alkitab mengatakan bahwa Abraham adalah Sahabat Allah (Yakobus 2:23).

Kejadian 12:7 - Ketika itu TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman: "Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu." Maka didirikannya di situ mezbah bagi TUHAN yang telah menampakkan diri kepadanya.

Kejadian 12:8 - Kemudian ia pindah dari situ ke pegunungan di sebelah timur Betel. Ia memasang kemahnya dengan Betel di sebelah barat dan Ai di sebelah timur, lalu ia mendirikan di situ mezbah bagi TUHAN dan memanggil nama TUHAN.

Kejadian 13:18 - Sesudah itu Abram memindahkan kemahnya dan menetap di dekat pohon-pohon tarbantin di Mamre, dekat Hebron, lalu didirikannyalah mezbah di situ bagi TUHAN.

 Seperti Abraham senantiasa membangun mezbah, begitu juga kita harus membangun mezbah secara pribadi di dalam hidup kita supaya Tuhan hadir, tinggal dan betah berdiam di dalam hidup kita.

5 Mezbah Utama Hidup Kita

1. Mezbah Doa Pribadi

Matius 21:13, “ ...: "Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun." Dalam kitab yang lain dikatakan, “Dan Ia berkata kepada Petrus: "Simon, sedang tidurkah engkau? Tidakkah engkau sanggup berjaga-jaga satu jam?” (Markus 14:37). Jadi waktu-waktu doa kita adalah mezbah kita! Oleh karena itu aturlah waktu doa Saudara. Sesibuk apa pun, luangkan waktu untuk berdoa.

2. Mezbah Penyembahan (Yohanes 4:21-23)

Kata Yesus kepadanya: "Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem. Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi. Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Penyembahan itu adalah mezbah. Oleh karena itu sediakan waktu

Kata Yesus kepadanya: "Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem. Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi. Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Penyembahan itu adalah mezbah. Oleh karena itu sediakan waktu untuk menyembahNya, karena penyembahan kita adalah mezbah. Dimana ada penyembahan, berarti disitu ada mezbah.

3. Mezbah Puasa

Sebelum memulai pelayananNya, salah satu mezbah yang dibangun oleh Yesus adalah berpuasa. Ada banyak tokoh baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru yang membangun mezbah melalui puasa, diantaranya; Musa, Ester, Daniel, Paulus, dll. Mereka mengerti bahwa puasa itu adalah mezbah.

4. Mezbah Persekutuan dengan Firman Tuhan (Yohanes 1:1).

“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.” Bersekutu dengan Firman Tuhan itu adalah mezbah. Jadi, ketika kita bersekutu dengan FirmanNya, sesungguhnya kita sedang bersekutu dengan Allah. Untuk itu jangan abaikan waktu pembacaan firman Tuhan. Maria duduk diam dan mendengarkan  perkataanNya. Maria membangun mezbah melalui mendengarkan FirmanNya maka Tuhan menyampaikan segala sesuatu bahkan rahasiaNya kepada Maria.

5. Mezbah Melayani Jiwa-jiwa (Matius 28:19-20).

Alkitab mengatakan, “Yesus berkata kepada mereka: Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.” Melayani jiwa-jiwa adalah sebuah mezbah yang harus kita bangun. Kunjungan kepada jiwa-jiwa, mendoakan jiwa-jiwa adalah hal-hal utama yang kita bisa bangun untuk membangun mezbah pribadi di dalam hidup kita.

Mari kita terus membangun mezbah bagi Tuhan, sehingga Dia hadir. Ketika Dia hadir, kemuliaanNya juga hadir. Ketika kemuliaan Tuhan hadir maka keluarga kita, anak-anak kita, pernikahan kita, keuangan kita, pelayanan kita akan semakin baik. Percayalah!

Disarikan dari kotbah Pdt. Ir. Lukas Yoesianto di Ibadah Raya Kemah Daud Ministries Jogja pada tanggal 12 Januari 2020.


Komentar

Postingan Populer