KATA-KATA PROFETIK UCAPAN YANG MENGHIDUPKAN

KATA-KATA PROFETIK UCAPAN YANG MENGHIDUPKAN



“Allah pasti sedang bergurau,” pikir Yehezkiel ketika diminta bernubuat pada tulang-tulang di hadapannya agar hidup kembali (Yehezkiel 37:1-14). “Jangankan tulang mati, orang-orang Yehuda yang hidup dan punya dua telinga pun tidak mendengarkan perkataanku,” ucapnya dalam hati (Yehezkiel 3:7). Tetapi, demi sopan santun, ia menjawab Allah, “Ya Tuhan ALLAH, Engkaulah yang mengetahui” (Yehezkiel 37:3). Bukannya Yehezkiel tidak tahu, mungkin lebih tepatnya ia tidak mau tau. Apatis dan pesimis. Perkataannya tidak didengarkan dan pengajarannya pun tidak digubris. Selama ini, tidak ada sesuatu pun yang ia kerjakan memberikan hasil. Berjam-jam ia berdoa bagi kotanya, namun Yerusalem tetap berupa reruntuhan. Berhari-hari ia menyiapkan firman. Jangankan didengar, malahan ia diancaman supaya diam. Pernahkah Anda merasa seperti Yehezkiel? berteriak dalam doa, namun kota Anda tetap hangus dalam kerusuhan. Anda mempersiapkan Firman dan kata-kata penguatan, namun jika berkumpul dengan relasi, mereka membicarakan ekonomi yang semakin hancur, gosip-gosip kerusuhan yang semakin santer, dan berita-berita yang membawa depresi lainnya. Bersusah payah Anda mengusahakan bantuan sembako, namun satu per satu mereka pergi tanpa mengucapkan terima kasih. Telah panjang lebar Anda memberi tahu anak remaja Anda, namun sedikit pun tidak digubris. Bertahun-tahun Anda berdoa agar suami atau istri bertobat dan berubah, namun tampaknya tambah parah.

Ketika kita melihat Yehezkiel, sebenarnya kita sedang bercermin. Pantulan diri Yehezkiel adalah gambaran kehidupan kita. Tidak ada sedikit pun semangat tergambar di wajahnya dan Yehezkiel tidak berusaha merangkai kata-kata, hingga Allah sendiri harus mendikte Yehezkiel tentang apa yang harus diucapkannya kata demi kata. “Beginilah Firman Tuhan ALLAH kepada tulang-tulang ini: Aku memberi nafas hidup di dalammu, supaya kamu hidup kembali. Aku akan memberi urat-urat padamu dan menumbuhkan daging padamu, Aku akan menutupi kamu dengan kulit dan memberikan kamu nafas hidup, supaya kamu hidup kembali. Dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN.” (Yehezkiel 37:5-6) Yehezkiel harus menahan matanya yang melotot supaya tidak keluar dari rongga matanya ketika ia melihat tulang belulang itu saling berpasangan. Urat-urat mulai mengikat tulang satu dengan yang lain dan daging memberikan bentuk manusia yang sempurna. Untuk kedua kalinya, Allah meminta Yehezkiel bernubuat, memerintahkan nafas dikeluarkan melalui hidung-hidung mereka. Tepat seperti perkataan Yehezkiel, tulang-tulang berubah menjadi sekumpulan besar tentara yang gagah perkasa. Tulang-tulang itu tidak berubah sebelum Yehezkiel ngucapkan perkataannya.

Orang lumpuh tidak berjalan sebelum Petrus berkata “Berjalanlah!” (Kisah Para Rasul 3:6). Yosafat dan bangsa Yehuda tidak akan memenangkan peperangan sebelum Yahaziel mengucapkan perkataan profetiknya. Betapa pentingnya perkataan mereka. Karena di dalam rangkaian kata-kata sederhana, Allah menyelipkan kuasanya. Perkataan profetik bukanlah sekedar untaian kata-kata yang bermakna, namun lebih dari itu merupakan kata-kata yang dahsyat yang Allah genapi. Ada kehidupan dalam tulang kering. Ada kesembuhan dan kekuatan di kaki yang lemah dan timpang. Tiba-tiba, ada persediaan makanan di tengah bencana kelapan yang hebat (2 Raja-raja 7:1). Ada kemenangan bagi sebuah bangsa (2 Tawarikh 20). Ucapan profetik yang dikatakan Yehezkiel tidak hanya menghidupkan timbunan tulang kering itu, tetapi juga menghidupkan semangat Yehezkiel yang saat itu kering kerontang. Lebih parah daripada tulang-tulang yang ia lihat. Ucapan profetik Anda bagi kota tempat Anda tinggal akan menghidupkan kembali ekonomi yang kering kerontang dan memberi daging pada tubuh yang mirip tulang dibalut kulit akibat kelaparan. Ucapan profetik Anda juga akan menghidupkan tulang-tulang yang mulai kering dalam diri Anda. Ketika Anda berada di lembah yang tidak lagi memiliki pemandangan selain tulang-tulang kering kerontang, ucapkanlah perkataan profetik Allah yang akan menghidupkan.

Banyak tanda dan petunjuk dibuat oleh orang. Tanda lalu lintas perlu dipatuhi agar orang tidak saling menabrak. Petunjuk pemakaian obat dibuat agar orang tidak over dosis. Manual dibuat agar orang dapat mengoperasikan komputer dengan maksimal. Demikian pula dengan petunjuk-petunjuk yang Allah berikan melalui perkataan profetik, yang intinya adalah penerimaan dan deklarasi Firman Allah (perkataan Allah) yang digerakkan oleh Roh Kudus melalui manusia sebagai alatnya. Macam-macam fungsi perkataan profetik, antara lain seperti berikut ini.

Menyatakan Keputusan Allah
“Sungguh, Tuhan ALLAH tidak berbuat sesuatu tanpa menyatakan keputusan-Nya kepada hamba-hamba-Nya, para nabi.” (Amos 3:7) Sebelum krisis terjadi, bisnis properti sedang marak-maraknya. Para loper berlomba membagi-bagikan flier di pertokoan hingga dipameran properti besar-besaran seperti mal serta gedung pertemuan. Apakah Anda sadar dengan apa yang mereka jual? Rumah belum ada, semen belum tersedia, batu bata juga belum dibeli. Mereka menjual seonggok tanah kering yang disertai dengan selembar peta berwarna. Peta masa depan,” kata mereka. Beberapa orang berusaha membeli peta masa depan mereka karena masa depan lebih pekat dari rimba belantara dan lebih kompleks dari Jakarta. Tidak sembarang toko menjual peta masa depan, tetapi biasanya tersedia di mal-mal. Bapak-bapak berdasi, nyonya-nyonya aksi, hingga ibu yang bersarung dan pelajar berseragam dengan teratur antri membeli kupon jasa paranormal di tengah sebuah mal beberapa waktu yang lalu. Festival paranormal bukan lagi hal aneh di kota megapolitan modern seperti Jakarta.

Hal ini sempat menjadi pembahasan seru di televisi, mengapa orang-orang yang mengaku dirinya modern masih berpegang pada paranormal? Di pintu masuk utama mal, terpampang foto-foto beserta riwayat kesaktian tiap paranormal. Ada yang dari daerah menggunakan jampi-jampi dan ada yang lebih modern memakai tuan magnet. Macam-macam caranya, tetapi satu tujuan mereka, mencoba memberikan peta masa depan kepada sang klien. Peta masa depan tidak hanya dijual oleh paranormal, tetapi juga oleh para ahli ilmu pengetahuan. Penulis Brad Leithauser memperkirakan adanya gejolak dalam psikologi manusia sebagai akibat iklim dunia yang berubah dan teknologi yang berlari dengan sangat cepat. Ahli ekonomi Ravi Batra, penulis The Great Depression of 1990 mengatakan bahwa menjelang milenium kedua, ada transformasi rohani ekonomi yang luar biasa. Masyarakat dibagi menjadi “yang punya” dan “yang tidak punya” yang akan mengakibatkan kekacauan walaupun akhirnya menuju pembentukan masyarakat yang lebih baik. Siapa yang belum pernah mendengar nama John Naisbitt? Ia adalah salah satu “penjual peta” terlaris di dunia. Bukunya “Megatrend” menggambarkan ia yang akan datang: global namun terbagi-bagi menurut suku/nasionalisme, modern namun peduli terhadap agama.

Bisnis peta masa depan memang sangat menguntungkan karena orang selalu ingin tahu apa yang akan dihadapi esok pagi. Tuhan pun tahu hal ini. Tidak peduli berapa usia mereka, manusia selalu ingin tahu, persis seperti anak kecil yang belajar mengenal dunianya. Sebetulnya, jauh-jauh hari Allah telah memberi tahu apa yang akan terjadi. Adam dan Hawa belum lagi punya anak, tetapi Allah telah berbicara soal Penebus yang akan lahir dari keturunan mereka (Kejadian 3:15, Lukas 2:11). Yesus pun belum juga lahir, tetapi Zakaria telah mencatat bahwa suatu hari Ia akan mengendarai keledai muda (Zakaria 9:9, Matius 21:2-7). Dunia belum berakhir ketika Allah memberikan Kitab Wahyu untuk menjelaskan apa yang akan terjadi. Pernahkah Anda meminta peta Allah atas kota Anda? Menanyakan petunjuknya atas kota Anda? Perkataan profetik apa yang perlu diucapkan untuk membawa kehidupan di jalan-jalan kota dan doa-doa apa yang perlu dinaikkan untuk membangun benteng perlindungan di sekitarnya?

Membangun jemaat
“Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun Jemaat.” (1 Korintus 14:4) Sebetulnya, di bawah peta jalan-jalan raya, ada sebuah peta lain yang tidak terlihat. Perusahaan Air Minum memiliki peta mengenai jalur-jalur pipa air minum. PT Telkom menyimpan peta tentang kabel-kabel telepon yang ditanam di bawah aspal. Tidak semua orang dapat melihat apa yang ada di bawah aspal tebal. Tetapi, jika seseorang memiliki petunjuknya, ia mengerti dengan tepat di mana pipa-pipa itu berada. Di balik perkataan yang halus dan wajah kalem Timotius, tidak ada seorang pun yang dapat menyangka bahwa ia dapat memimpin sebuah jemaat. Pemuda ini sangat malu-malu. Mungkin karena sejak kecil ia tidak pernah masuk ke golongan mana-mana. Walaupun ibunya Yahudi, namun ayahnya yang berasal dari Yunani tidak pernah membawa Timotius kecil untuk disunat. Akibatnya, anak-anak Yahudi tidak menganggapnya sebagai teman, sedangkan rekan-rekannya orang Yunani enggan mengajaknya bermain karena ibunya seorang Yahudi.

Timotius tumbuh menjadi seorang pemuda yang sensitif, pemalu, bahkan sedikit penakut. Berulang kali Paulus mengingatkan pemuda ini melalui suratnya agar ia menjadi sedikit lebih berani dan tidak minder (2 Timotius 1:7, 1 Timotius 4:12). Tetapi, sebuah nubuatan mengubah jalan hidup orang muda ini. Para penatua dapat melihat bahwa di balik “aspal yang tebal” terletak ribuan kabel telepon, alat komunikasi yang canggih, dan terdapat pipa-pipa air minum yang jernih. Mereka menumpangkan tangan atas pemuda pemalu ini, memberikan nubuatan yang membangun, dan kemudian menempatkan Timotius untuk menangani kasus-kasus pelik dan sensitif di Korintus serta mengawasi sebuah gereja di Efesus selama Paulus di penjara. Berbagai karunia dan harta karun dalam kehidupan jemaat digali oleh nubuatan para nabi. “Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua.” (1 Timotius 4:14) Ada teknologi canggih di bawah aspal tebal dan tambang berharga di bawah lapisan tanah. Ada pemimpin-pemimpin, penanam gereja, penginjil, gembala di balik wajah-wajah pemalu di gereja Anda yang hanya bisa dilihat dalam peta petuniuk Allah.

Membangun, Menasihati, dan Menghibur
“Tetapi siapa yang bernubuat, ia berkata-kata kepada manusia, ia membangun, menasihati, dan menghibur.” (1 Korintus 14:3) Menasihati berasal dari kata parakiesin, yang artinya memberikan nasihat, semangat, dan kekuatan, serta mengajak orang untuk berdiri di pihak Allah. Siapa yang tidak membutuhkan nasihat? Siapa yang tidak mau diberi semangat? Hampir semua orang mengangkat tangan jika ditanya apakah mereka membutuhkan nasihat dan semangat. Walaupun Daud seorang raja, namun ia tetap membutuhkan nasihat. Nabi Natan tidak tahu menahu soal hubungan gelap Daud dengan Betsyeba, walaupun beberapa hidung di istana sudah mengendus-endus akan bau busuk ini. Berita mengejutkan itu ia terima langsung dari Allah. Natan berpikir keras bagaimana caranya menegur Daud dengan tetap mempertahankan kepalanya, paling tidak sampai itu selesai disampaikan. Perumpamaan yang halus menyamarkan teguran yang keras. Akhirnya, kisah berakhir dengan “happy ending”. Daud bertobat dan Natan pulang dengan kepala utuh di tempatnya. Jika saja Natan tidak mendengar dari Tuhan dan tidak berani mengatakan nasihatnya, Daud mungkin akan mati segera (2 Samuel 7).

Jika masuk ke ruangan, Barak harus menunduk karena jika tidak, kepalanya akan terantuk kosen pintu. Badannya tinggi, besar, kekar, dan otot-ototnya mencuat karena banyak latihan beban. Namun, kekuatan ternyata tidak terletak pada otot dan keperkasaan tidak hanya dibuktikan dengan besarnya badan. Jika Debora tidak memberikan vitamin dan obat kuat melalui kata-kata profetiknya, badan besar dan otot kekar Barak tidak ada fungsinya dalam peperangan. Setelah mendengar bahwa ia akan pulang dengan selamat membawa kemenangan, barulah Barak bersedia pergi berperang. Rupanya belum cukup di situ. Seperti seorang anak yang sedang merajuk pada ibunya agar ditemani di hari pertama sekolah, Barak meminta Debora pergi bersamanya. Apabila tidak, ia memilih untuk pulang, “Jika engkau turut maju, aku pun maju, tetapi jika engkau tidak turut maju, aku pun tidak maju.” (Hakim-hakim 4:8)

Dengarkan perkataan profetik ini.

“Majulah …. Aku akan menyerahkan dia ke dalam tanganmu”, demikian nubuatan Debora untuk Barak (Hakim-hakim 4:7).

“Janganlah kamu takut dan terkejut — bukan kamu yang akan berperang melainkan Allah,” kata Yahaziel kepada para perwira dan rakyat Yehuda (2 Tawarikh 20:15).

“TUHAN telah menjauhkan dosamu itu, engkau tidak akan mati.” kata Nabi Nathan pada Daud (2 Samuel 12:13).

“Seorang raja damai akan lahir,” kata Yesaya pada Israel (Yesaya 9:5).

Atau dalam bahasa sehari-harinya berbunyi:

“Majulah Allah akan menyerahkan pekerjaan itu ke dalam tanganmu.”

“Jangan takut dan terkejut melihat kerusuhan, Allah akan berperang melawan para perusuh dan melindungi kalian seperti jajaran ABRI”

“Saya percaya akan timbul pemerintahan yang adil dan bebas KKN di negeri ini.”

Selain menasihati dan memberi semangat, perkataan-perkataan profetik juga sangat menghibur. “Menghibur” berasal dari kata paramuthian, yang artinya memberikan kekuatan, pengharapan, meringankan kesedihan atau kesulitan seseorang. Seperti mencari seekor kutu di kebun, pertengahan Mei 1998 yang lalu, saya mencoba mencari berita diantara kolom-kolom yang memuat berita dan foto-foto kerusuhan. Percuma saja saya membolak-balik koran karena koran-koran kita penuh darah. Gambar-gambar mahasiswa yang tergeletak di jalan raya dan aparat keamanan yang terluka menjadi fokus berita bagi koran-koran. Tulisan-tulisan dari golongan-golongan yang berbeda saling mencela. Ada pula cerita tentang penduduk yang saling memakan dan menelan. Belum lagi pendapat dan pengamatan para ahli tentang ekonomi yang makin lama makin tenggelam. Bukan salah koran memuat berita karena mereka hanya sebagai cermin yang mantulkan bayangan kota-kota kita. Koran “Yerusalem Post” tidak berbeda isinya dengan koran-koran Idonesia pada masa kerusuhan. Lebih buruk lagi, oplah mereka turun drastis karena sebagian besar penduduknya telah diangkut ke Babilon. Salah satu kolumnis yang paling terkenal di masa itu adalah Yesaya. Hampir di setiap penerbitan, ia menulis sesuatu. Belum juga membaca isi tulisannya, namun begitu melihat nama Yesaya saja sudah membuat orang Israel terhibur. Setiap kali namanya disebut, tiap kali orang diingatkan bahwa “Yahweh adalah keselamatan.” Itulah nama yang cocok untuk menjadi judul salah satu kitab di Perjanjian Lama yang berisi penghiburan. Tulisan Yesaya tajam dan terus terang, namun penuh dengan janji-janji profetik yang membawa harapan.

“Sebab TUHAN menghibur Sion, menghibur segala reruntuhannya; Ia membuat padang gurunnya seperti Taman Eden dan padang belantaranya seperti Taman TUHAN. Di situ terdapat kegirangan dan sukacita, nyanyian syukur dan lagu yang nyaring.” (Yesaya 51:3)

“Hiburkanlah, hiburkanlah umat-Ku, demikian Firman Allahmu, tenangkanlah hati Yerusalem dan serukanlah kepadanya, bahwa perhambaannya sudah berakhir, bahwa kesalahannya telah diampuni, sebab ia telah menerima hukuman dari tangan TUHAN dua kali lipat karena segala dosanya. Hai Sion, pembawa kabar baik, naiklah ke atas gunung yang tinggi! Hai Yerusalem, pembawa kabar baik, nyaringkanlah suaramu kuat-kuat, nyaringkanlah suaramu, jangan takut! Katakanlah kepada kota-kota Yehuda: “Lihat, itu Allahmu” (Yesaya 40:1,9).

Ketika tulisan di atas diturunkan, bangsa Israel sedang bergulat sebagai orang buangan di Babilon, ditekan oleh kerja rodi berkepanjangan dan kemelaratan. Akan tetapi, Yesaya memberikan penghiburan tentang masa depan, bahwa Sirus akan melepaskan orang Israel untuk kembali ke Yerusalem setelah ia mengalahkan Babilon. Ternyata di dalam kabar baik ini, masih ada kabar yang lebih baik yang tersirat di dalamnya. Dalam tulisan ini (Yesaya 40-66), Yesaya juga memberitakan kedatangan seorang hamba yang menderita, yaitu Yesus Kristus, yang akan membawa angin segar restorasi di Israel, bahkan di seluruh dunia. Dunia membutuhkan banyak Yesaya. Mustahil membuat kloningnya, tetapi umat Tuhanlah yang menjadi penggantinya sebab Tuhan ingin menghibur kota-kota di Indonesia. Ia yang meringankan kesedihan dan trauma gadis-gadis yang diperkosa. Ia yang memberikan pengharapan pada rakyat yang kelaparan dan ahli ekonomi yang sedang pusing tujuh keliling. Ia berkata pada umatnya: “Hai umat, pembawa kabar baik, naiklah ke atas gedung yang tinggi! Hai Jakarta, pembawa kabar baik, nyaringkanlah suaramu kuat-kuat, lewat radio dan televisi, surat kabar dan majalah. Jangan takut! Katakanlah kepada kota-kota di Indonesia: ‘Lihat, itu Allahmu!'”

PS Jimmy Oentoro

Disalin Oleh Joshua Ivan Sudrajat

Komentar

Postingan Populer