SATU JAM SEKALI

SATU JAM SEKALI



Masih tentang kisah kesaksian hidup dari Smith Wigglesworth, dalam Daily Devotion kemarin, saya menuliskan tentang pergumulan Smith dalam menaklukkan sakit batu ginjal dalam tubuhnya yang memakan waktu hingga enam tahun lamanya. Meski harus melalui masa-masa yang sangat berat dan menyakitkan, tapi Smith bisa memenangkan peperangan rohani tersebut melalui ketetapan hatinya yang terus berpegang pada firman. Tidak peduli apa pun fakta lahiriah yang harus ia hadapi, ia akan terus memegang janji Tuhan yang ia temukan dalam firman-Nya.

Dalam kasus sakit batu ginjal tersebut, sebetulnya dokter sudah menganjurkan untuk segera dilakukan operasi. Tapi janji firman yang berbicara dalam batinnya telah membuat keputusannya menjadi bulat untuk menolak adanya tindakan operasi. Smith berkata: "Aku tidak akan mengijinkan ada satu pun pisau operasi merobek tubuhku. Tubuhku ini adalah milik Tuhan. Jadi jika ada sesuatu yang terjadi atas tubuh ini, biarlah Tangan Tuhan sendiri yang membereskannya".

Ketetapan Smith untuk tidak mengijinkan ada satu pisau operasi mengenai tubuhnya, bukan hanya terjadi semasa dia hidup. Bahkan di saat ia dipanggil Tuhan - biasanya para dokter harus melakukan otopsi untuk orang-orang yang meninggal - tapi dalam kasus meninggalnya Smith, tidak ada tindakan prosedural otopsi yang dilakukan. Dalam kedaulatan-Nya, Tuhan tetap menghargai iman Smith Wigglesworth, bahkan sampai kematiannya pun Tuhan membuat tidak perlu diadakan otopsi pada mayatnya.

Smith sendiri 'pulang' ke rumah Bapa tanpa ada sakit apa pun. Kepulangannya terjadi pada saat ia sedang melayat salah satu rekan hamba Tuhan yang juga meninggal. Pada saat itu Smith baru bertemu dengan salah satu jemaat yang anaknya baru beberapa hari lalu ia doakan. Smith selalu merindukan untuk jemaat atau orang percaya bisa hidup dalam firman. Jadi ketika Smith menanyakan kondisi anak yang sempat ia doakan, dan respon dari sang orangtua anak tersebut hanya 'setengah hati' - maksudnya lebih menceritakan hal-hal yang negatif, bukannya apa yang sudah Tuhan lakukan - hati Smith pun menjadi sedih.

Sambil duduk di kursi yang disediakan oleh keluarga tempat ia melayat, Smith menundukkan kepala dan ia pun pulang ke rumah Bapa. Kepulangannya sedemikian indah tapi juga menunjukkan betapa hatinya terus tertuju kepada orang-orang yang membutuhkan jamahan kasih Tuhan. Ada orang yang mengatakan bahwa sesungguhnya Smith meninggal karena emosi kesedihan yang sedemikian rupa karena melihat adanya jiwa-jiwa yang belum bisa hidup dalam firman. Entahlah, yang pasti Smith pulang ke rumah Bapa dengan penuh kemuliaan.

Wahyu 14:13 (TB) Dan aku mendengar suara dari sorga berkata: Tuliskan: "Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini." "Sungguh," kata Roh, "supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka."

Amsal 10:7 (TB) Kenangan kepada orang benar mendatangkan berkat, tetapi nama orang fasik menjadi busuk.

Dari kehidupan Smith Wigglesworth saya belajar: Adalah mungkin untuk seseorang sepenuhnya hidup di dalam firman dan keilahian Tuhan. Smith adalah seorang hamba Tuhan yang betul-betul hidup dalam firman di seluruh hidupnya. Tidak ada satu jam pun ia biarkan berlalu tanpa ia membaca firman. Bahkan jika ia berpergian, ia tidak akan pernah keluar dari rumahnya tanpa membawa Alkitab. Alkitab adalah satu-satunya bacaan yang ia baca dalam hidupnya!

Sebuah gaya hidup yang ekstrem? Mungkin saja, tapi itulah rahasia keberhasilannya dalam pelayanan. Dan buah-buah pelayanannya jarang diimbangi oleh hamba-hamba Tuhan lain karena tidak ada yang mau membayar harga untuk menjalani kehidupan yang ekstrem bagi Tuhan.

Melalui Daily Devotion kali ini, saya berdoa, biarlah setiap kita melibatkan diri dalam "Gerakan Satu Jam Sekali, Menaikkan Pujian, Berdoa, Menyembah ataupun Membaca Firman" - membangun gaya hidup ilahi yang persis sama seperti yang Smith Wigglesworth lakukan. Biarlah di hari-hari terakhir ini, Tuhan kembali memiliki satu umat yang betul-betul layak bagi-Nya.

Lukas 1:17 (TB) dan ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya."

#AkuCintaTuhan

Ps. Steven Agustinus

Komentar

Postingan Populer