CIRI-CIRI ROH YATIM

 *CIRI-CIRI ROH YATIM*



Mari kita periksa kualitas hubungan seperti apakah yang kita miliki, baik terhadap Tuhan dan keluarga kita . Sebab bisa saja selama ini kita mengira baik-baik saja tetapi tanpa kita sadari ternyata sedang bermasalah. Salah satu masalah yang berakar dan tidak nampak, tapi sangat merusak kekuatan hubungan adalah adanya ‘Roh Yatim Piatu’. Ini tidak berbicara tentang yatim piatu secara jasmani, tapi adanya keyakinan bawah sadarnya yang mengatur pola pikir dan tindakannya. Roh yatim piatu memiliki ciri-ciri berikut ini :



1. TAHU BAPA SECARA TEOLOGI, TAPI TIDAK PUNYA PENGALAMAN PRIBADI


Banyak orang senang mempelajari tentang Tuhan, berkotbah, berbicara, menulis, menggubah lagu yang semuanya berbicara tentang Tuhan. Namun sesungguhnya ia tidak membangun hubungan pribadi dengan Tuhan melalui waktu-waktu berkualitas Bersama Tuhan, sehingga ia tidak punya pengalaman pribadi dengan Tuhan.


Dalam keluarga, sebagian besar kita tahu apa itu fungsi masing-masing anggota keluarga, bagaimana mengelola keluarga dengan baik, bagaimana mendidik anak, bagaimana mengatur keuangan rumah tangga dan lain-lain, tapi itu hanya sebatas pengetahuan atau teori. Namun kita sering melupakan hal yang terpenting, yaitu mempraktekkan hubungan yang sehat dan harmonis dalam rumah tangga kita. Yang ada adalah hubungan yang hambar, sehingga muncullah pribadi-pribadi kesepian di tengah-tengah kesibukan rumah tangga kita.


2. MEMILIKI MENTALITAS BUDAK TERHADAP BAPA


Seorang tuan yang berbicara kepada budaknya menggunakan dua hal ini : DIRECTION DAN CORRECTION Sedangkan orang tua kepada anak-anaknya menggunakan hati : "I love you". Roh yatim piatu mengajarkan kepada kita bahwa Tuhan berbicara dengan kita seperti tuan kepada budak, yaitu dengan aturan dan hukuman semata. Maka muncullah ketakutan dalam diri manusia saat merasa tidak sanggup memenuhi hukum agamanya. Mereka merasa tidak layak dan sangat berdosa sehingga layak untuk dihukum oleh Tuhan. Mereka memiliki gambaran tentang sifat Tuhan yang pemarah, pendendam dan penghukum. Kita lalu berpikir bahwa kasih Tuhan bersyarat, sehingga jika ingin berkenan kepadaNya kita harus lakukan berbagai macam persyaratan terlebih dahulu.


Bapa Sorgawi kita bukanlah Tuhan yang pemarah dan penuntut. Perhatikan apa yang terjadi saat Yesus keluar dari air saat Ia dibaptis.  Saat itu Yesus belum melakukan pelayanan apapun, tapi suara Bapa dari surga berkata…. Markus 1:11 (TB)  Lalu terdengarlah suara dari sorga: "Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan."

Kita melakukan pelayanan kepada Tuhan bukan sebagai budak supaya berkenan, tetapi sebagai anak, yang menggunakan pelayanan sebagai ekspresi cinta kita kepada Bapa. Karena sesungguhnya kita sudah berkenan bagiNya.


Bagaimana cara kita memperlakukan anggota keluarga kita? Apakah kita menuntut mereka baik terlebih dahulu baru berkenan bagi kita? Ataukah mereka memang sudah berkenan, bukan karena apa yang mereka kerjakan tetapi karena kita mengasihi mereka? 


3. YATIM PIATU TIDAK PUNYA NAMA


Banyak orang tergila-gila dengan titel dan jabatan. Mereka meletakkan rasa aman dan nilai diri mereka disana. Orang seperti inilah yang selalu merasa kurang dalam hidupnya, dan berpikir masih perlu menambahkan ‘nama’ dalam diri mereka. Titel atau jabatan itu baik karena menunjukkan pekerjaan dan spesialisasi kita, akan tetapi itu tidak menunjukkan status dan nilai kita sama sekali. Saat ada di dunia, Yesus hanya memiliki tiga nama  : ANAK ALLAH, ANAK MANUSIA, ANAK DAUD. Dia sangat puas dengan statusnya sebagai anak. Dari mana kita mendapatkan nama?


Efesus 3:14-15 (TB)  Itulah sebabnya aku sujud kepada Bapa, yang dari pada-Nya semua turunan yang di dalam sorga dan di atas bumi menerima namanya.


Dalam keluarga kita, apakah semua anggotanya merasa sudah cukup puas dan bangga menyandang nama keluarga kita? Ataukah masih ada yang kurang lalu mencari identitas lain di luar rumah. Atau mereka malu dengan keluarga atau bahkan ingin menghapuskannya?


4. YATIM PIATU HIDUP SEPERTI GELANDANGAN

Walaupun memiliki rumah, mereka tidak betah tinggal di rumah, karena tidak ada seorangpun yang menyayanginya di rumah. Mereka lebih suka menggelandang di luar karena merasa lebih ada penerimaan disana. ApakahKita sudah puas dengan kasih Tuhan sehingga tidak perlu mencari kasih palsu dari sunia? Apakah kita percaya sungguh-sungguh akan kuasanya, sehingga tidak meragukan Dia saat menghadapi persoalan hidup?


Mari kita cek, kualitas hubungan kita dengan Tuhan. Adakah roh yatim piatu masih menguasai kita? Jika ya, mari dengan kerendahan hati kita berubah dan lebih lagi mencintai Bapa. Perbaiki kualitas hubungan kita dengan Bapa dan keluarga kita. Karena Hubungan adalah inti kekuatan kita.


Tuhan Yesus memberkati


Edited by Joshua Ivan Sudrajat

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer