KEBODOHAN

 *KEBODOHAN*



Kata “bodoh” dalam bacaan di atas menggunakan kata moros (=Yunani) yang berarti tumpul; bodoh, dungu, tolol, goblok; acuh tak acuh, tidak memperhatikan. Sebuah pernyataan yang keras kalau sampai Alkitab menunjuk kita sebagai orang yang goblok, orang yang dungu dan tolol.


Berhentilah menjadi orang Kristen yang bodoh, pilihlah menjadi orang Kristen yang bijaksana. Dengarkanlah perkataan-Nya dan lakukanlah!


Kata moros ini juga digunakan dalam Matius 25:1-13, saat Tuhan Yesus menjelaskan perumpamaan tentang lima gadis bijaksana dan lima gadis bodoh


ungkapan ”orang bodoh” tidak memaksudkan orang yang tidak mempunyai kesanggupan mental, tetapi secara umum berarti orang yang menolak nalar dan mengikuti haluan yang tidak bijaksana secara moral yang tidak selaras dengan standar Allah yang adil-benar. Berbagai kata Ibrani yang menggambarkan orang semacam itu adalah kesilʹ (’orang bebal’; Ams 1:22), ʼewilʹ (”orang bodoh”; Ams 12:15), na·valʹ (”orang yang tidak berakal”; Ams 17:7), dan lets (”pengejek”; Ams 13:1). Kata Yunani aʹfron digunakan untuk menggambarkan ”orang yang bersikap tidak masuk akal” (Luk 12:20), a·noʹe·tos memaksudkan orang yang ”tidak berakal” (Gal 3:1), dan mo·rosʹ berarti ’orang bodoh’ (Mat 23:17; 25:2).


Jalan hidup orang bodoh digambarkan oleh haluan yang ditempuh pria bernama Nabal (1Sam 25) dan juga oleh haluan orang yang mengenal Allah yang sejati tetapi kemudian menyembah benda-benda yang diciptakan. (Rm 1:20-25) Yesaya berkata bahwa orang bodoh, atau orang yang tidak berakal


Kebodohan terjadi ketika seseorang menyalahgunakan kepandaian yang telah Allah berikan pada-Nya. Seorang yang bodoh menggunakan nalarnya untuk mengambil keputusan yang salah. Kebodohan yang paling sederhana adalah menolak percaya bahwa Allah itu ada atau berkata "tidak" kepada Allah (Mazmur 14:1). Alkitab mengaitkan kebodohan dengan sifat cepat naik pitam (Amsal 14:16-17), ucapan yang busuk (Amsal 19:1), dan ketidaktaatan terhadap orang tua (Amsal 15:5). Kita dilahirkan dengan kecenderungan bersikap bodoh, namun dengan disiplin kita dapat dilatih menjadi bijak (Amsal 22:15).


Amsal 19:3 mengajar bahwa kebodohan tidak produktif: "Kebodohan menyesatkan jalan orang..." Di dalam Markus 7:22 Yesus menggunakan istilah yang berarti "tak bernalar" dan diterjemahkan sebagai "kebebalan." Dalam konteks itu Yesus menjelaskan apa yang keluar dari hati manusia itulah yang menajiskannya. Kebodohan adalah salah satu bukti bahwa manusia mempunyai kodrat yang berdosa dan bercela. Amsal 24:9 mengajar, "Memikirkan kebodohan mendatangkan dosa..." Kebodohan adalah pelanggaran terhadap hukum Allah karena dosa sendiri adalah pelanggaran hukum Allah (1 Yohanes 3:4).


Bagi orang bodoh, jalan Allah merupakan kebodohan: "Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa..." (1 Korintus 1:18; baca juga ayat 23). Injil seakan berupa kebodohan bagi orang yang tidak selamat karena tidak masuk akal. Seorang yang bodoh sudah tidak lagi sejalan dengan hikmat Allah. Injil seakan-akan berlawanan dengan naluri dan nalar bawaan manusia, namun "... Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil" (1 Korintus 1:21).


Orang yang percaya pada Kristus menerima sifat Allah sendiri (2 Petrus 1:4), yang meliputi pikiran Kristus (1 Korintus 2:16). Dengan mengandalkan kuasa Roh Kudus yang mendiami kita, orang percaya dapat menolak kebodohan. Pikiran orang percaya dapat menyenangkan Tuhan, dan ia dapat mengambil keputusan untuk memperkaya hidupnya dan hidup orang sekelilingnya, yang memuliakan Allah (Filipi 4:8-9; Efesus 5:18-6:4).


Seorang bodoh tidak mempunyai pengendalian-diri. Ada dalam Alkitab,


”Orang bebal melampiaskan seluruh amarahnya, tetapi orang bijak akhirnya meredakannya” (Amsal 29:11).


Orang bodoh berbicara terlalu banyak. Ada dalam Alkitab,


”Siapa bijak hati, memperhatikan perintah-perintah, tetapi siapa bodoh bicaranya, akan jatuh” (Amsal 10:8).


 “Juga orang bodoh akan disangka bijak kalau ia berdiam diri dan disangka berpengertian kalau ia mengatupkan bibirnya (Amsal 17:28)


*DEFINISI KEBODOHAN*


Alkitab mempunyai definisi tersendiri tentang kebodohan. Ini beberapa kebodohan yang ditunjukkan oleh Alkitab.


Pertama, kebodohan yang dilakukan oleh Saul:


Melanggar aturan Tuhan [1]

Ketidaksabarannya [2]

Dua kali melakukan kesalahan yang sama [3]

Iri hati dan cemburu [4]

Semua rangkaian kebodohan ini harus dibayar Saul dengan:


Dicabutnya tanggung jawab dan anugerahnya sebagai Raja Israel [5]

Undurnya Tuhan dari dia; hilangnya urapan; Tuhan berdiam diri [6]

Kematian yang tragis [7]

Kedua, kebodohan yang dilakukan oleh Daud [8]. Alkitab mencatat bahwa kesombongan adalah sebuah kebodohan.


Ketiga, kebodohan yang dilakukan Asa [9]. Bersandar kepada manusia, bukan kepada Tuhan Allah. Akibatnya adalah peperangan seumur hidup.


Keempat, Alkitab mendefiniskan kebodohan sebagai “mendengarkan perkataan-Nya dan tidak melakukannya” [10]. Akibatnya: rumah yang rubuh dan kerusakan yang hebat.


Kelima, kebodohan adalah “tidak berjaga-jaga dalam persiapan” [11]. Akibatnya: ditolak. Perhatikan dalam poin keempa dan kelima ini, orang yang berhikmat dan yang bodoh memperoleh ujian yang sama.


Keenam, kebodohan adalah “terlalu banyak mengatakan aku” [12]. Akibatnya: diambil-Nya jiwa.


Ketujuh, kebodohan adalah “lambannya hati” [13]. Lamban hati berarti tahu tetapi tidak mengerti. Sehingga pada akhirnya menimbulkan ketidakpercayaan. Akibatnya: terhalang melihat Kristus.


Kedelapan, kebodohan adalah “membalikkan kebenaran” [14]. Akibatnya: celaka


ONLY BY HIS GRACE


Joshua Ivan Sudrajat

Komentar

Postingan Populer