PEREMUKAN

*PEREMUKAN*

Rhema Berdasarkan Kotbah Ev Stefanie Ael Purnomo



 Ada Dua macam bagian di dalam diri manusia yang dikatakan dalam 2 Kor 4:16 (Sebab itu kami tidak
tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami
dibaharui dari sehari ke sehari), yaitu:

Manusia Lahiriah yaitu manusia jasmani atau daging atau tempat jiwa tinggal.

Manusia Batiniah yaitu manusia rohani.

Manusia lahiriah akan selalu bersifat kedagingan dan sifat ini akan selalu menjadi penghalang bagi Tuhan untuk bekerja di dalam diri orang kristen tetapi banyak orang kristen lebih memperhatikan manusia lahiriahnya di banding dengan manusia batiniah.

Gal 5:19-21, “Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,
penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan,
roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan
kamu–seperti yang telah kubuat dahulu–bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak
akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.”

Galatia 6:8,” Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari
dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu.”

Manusia lahiriah akan membuat orang akan terkagum dengan kepandaian, kecantikan, kekayaan,
bakat atau kefasihan berbicara tetapi manusia batiniah akan membuat hidup seseorang dipulihkan, berubah
dan mendewasakan roh orang itu. Manusia batiniah ini yang akan membuat seseorang dapat efektif
melayani Tuhan karena bukan dengan kekuatan jiwa atau pengetahuannya sendiri tetapi pengandalan terhadap Roh Kudus akan membuat dia dapat mengerti apa yang harus dilakukannya, Roh Kudus dapat bergerak bebas memimpinnya bukan menggunakan pikirannya.

Untuk bisa membuat Roh Kudus dapat memasuki hidup seseorang seutuhnya, orang tersebut harus
mengalami yang namanya peremukan atau proses penghancuran dari setiap keinginan daging. Untuk
mengalami kehancuran itu seseorang harus menghancurkan terlebih dahulu setiap penghalang seperti
kesombongan, merasa diri benar (Luk 18:9-14), kebanggaan akan kekayaan, pendidikan atau kekuatiran

(Mark 4:18-19). Bahkan pandangan positif, pikiran, bakat atau kemampuan lahiriah yang lain yang
nampaknya positif tetapi berasal dari daging dapat menjadi penghalang keluarnya manusia batiniah
seseorang.

B. PROSES PEREMUKAN

Tuhan Yesus mengajarkan di dalam Yoh 12:24-25, Aku berkata kepadamu: “Sesungguhnya jikalau
biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan
menghasilkan banyak buah. Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi
barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal”. Tanpa
kematian maka tidak ada buah yang dihasilkan.

Minyak Narwastu tidak berguna sebelum dipecahkan ketika minyaknya keluar maka dipakai untuk
mengurapi Tuhan Yesus (Mark 14:3).
Proses Peremukan:

Kesadaran bahwa dibutuhkan kematian untuk keberhasilan proses ini.


Kesadaran bahwa Allah memakai setiap situasi dan keadaan untuk menggarap/
menyempurnakan kita (Rm 8:28-30) bahkan tidak ada yang terlepas dari pandangan dan campur
tangan Allah (Luk 12:6-7).


Jangan menggerutu, bersungut-sungut, marah-marah terhadap situasi atau keadaan yang tidak
menyenangkan karena justru dengan kondisi itu maka ada kesempatan manusia lahiriah seseorang
bisa diremukkan dengan cara berdiam diri untuk mulut tidak mengeluarkan kata-kata yang
salah tetapi mengucapkan kata-kata syukur serta meminta kekuatan dari Tuhan.


Walaupun kita mengalami kegagalan minta Allah membersihkan jiwa kita (emosi, kehendak,
pikiran, memori, imajinasi) dari hal-hal yang jahat yang masih berdiam di dalam jiwa kita.


Harus ada kemauan yang kuat untuk bisa mencapai garis akhir dari proses peremukan ini.
Tuhan Yesus mengajarkan di dalam Luk 9:23, Kata-Nya kepada mereka semua: “Setiap orang yang
mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku”.


Kita harus menyangkal diri kita artinya menyangkal rasa ingin dihargai, kemarahan atau segala
sesuatu yang ada di dalam kehidupan kita tetapi akui Tuhan di dalam segala keadaan. Sangkal diri tapi akui
Tuhan dan pikul salib artinya utamakan Tuhan setiap hari. Tetapi sekali lagi ditekankan bahwa proses ini
akan terjadi jika orang itu punya kesadaran penuh untuk mempersembahkan dirinya kepada Tuhan
(Rom12:1-2).

C. HASIL PEREMUKAN MANUSIA LAHIRIAH

Orang yang sudah mengalami peremukan akan mempunyai sifat seperti Kristus, dan akan terlihat
perubahan yang mendasar dari sifat orang tersebut seperti orang yang semulanya pemberontak, keras
kepala menjadi lembah lembut, rendah hati, tidak memaksa kehendaknya. Paulus sebelumnya adalah
saulus yang jahat tetapi ketika dia mulai melayani banyak kejadian-kejadian yang sangat berat dan
menyakitkan yang di alaminya tetapi apa yang di alami tidak membuat dia bersungut-sungut ataupun
marah-marah tetapi dianggap sebagai suatu kehormatan bahwa dia dapat menyatakan kehidupan
Yesus (2 Kor 4:7-10,13).


Orang yang sudah mengalami peremukan akan efektif dipakai oleh Tuhan karena orang tersebut
mudah bekerjasama denganNya dan ketika pelayanan apa yang dilakukan akan berefek terhadap
orang yang dilayani bahkan ada buah di dalam setiap pelayanannya. Ketergantungannya kepada
Tuhan membuat urapan, kuasa atau otoritas dapat mengalir dengan mudah untuk mengubah hidup
seseorang, menyembuhkan orang sakit, menghancurkan kuasa gelap.


Kehidupannya akan memberikan dampak yang baik bagi orang di sekitarnya atau menjadi berkat bagi orang lain.

Tuhan izinkan terjadi untuk membentuk kedewasaan rohani kita dan karakter kita agar menjadi semakin serupa dengan Kristus. Jadi jangan pernah berkecil hati atas keremukan hati yang kita alami, karena selalu ada berkat dibalik itu yang akan kita dapati


Berikut adalah tiga alasan kenapa kita harus memiliki Peremukan hati:


1. Peremukan mengundang hadirat Tuhan.


Keremukan adalah dititik di mana kita sadar bahwa kita adalah manusia yang tidak layak, tidak pantas dalam hal apapun, tetapi hanya Tuhan yang layak dan Tuhanlah sendirilah yang membuka tingkap langit dan berkat atas kita. Keremukan akan membuat kita sadar kalau selama ini mungkin kita hanya berfokus pada diri kita sendiri dan bukan pada Tuhan. Jika kita mau lebih kritis, cobalah periksa doa-doa kita, bukankah kebanyakan dari kita datang kepada Tuhan dengan daftar pergumulan. Doa-doa kita berfokus pada diri kita sendiri bukan berfokus pada Tuhan?


Ingat Sahabat Joshua Ivan ketika Tuhan secara Ilahi mengambil yang kita punya. Berapa yang kita punya? Seberapa lama kita mempunyainya? Jika itu Tuhan ambil, semata-mata untuk membuat kita berfokus pada Dia. Jangan kita meremehkan hal ini, karena ketika kita diremukkan, itu mendorong dan menarik kita kembali kepada Tuhan. Ketika kita mengalami ini, kita mengalami hadiratNya lebih dari karunia dan berkat

    2. Peremukan menghadirkan kuasa Tuhan


Ketika sepenuhnya remuk, kita baru sadar di situ bahwa kehidupan yang berhasil kita jalani semata-mata bukan karena kuat dan gagah kita tapi karena Roh Tuhan. Sahabat Joshua Ivan, pahami bahwa salah satu bahaya terbesar dalam pelayanan adalah kesombongan, Alkitab berkata dalam Yakobus 4:6, “Allah menentang orang yang congkak , tetapi mengasihani orang yang rendah hati.”  Bahaya dalam pelayanan Kekristenan adalah rasa pantas mendapatkan, rasa pantas diberkati, rasa pantas untuk mendapatkan lebih, padahal seharusnya kita tidak pantas berpikir demikian. Jika kita terjebak pada pola pikir seperti itu, maka siap-siaplah Tuhan akan membawa kita pada proses peremukan hati. Supaya kita menyadari bahwa Tuhan sedang membentuk karakter kita dan rindu melimpahkan kuasanya atas kita.

Amin

Ditulis oleh Joshua Ivan Sudrajat


Komentar

Postingan Populer