PERSIAPAN MENJADI MEMPELAI KRISTUS

*PERSIAPAN MENJADI MEMPELAI KRISTUS*



Shalom 


Pasukan Terdahsyat Tuhan Yesus Kristus, kita sudah masuk ke dalam Putaran Terakhir.


Mari kita siapkan sungguh-sungguh untuk Menjadi Mempelai TUHAN yang Kudus dan Tidak BERCACAT CELA.


2 Korintus 3:18 (TB)  Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar. 


“Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia!

Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.”

Wahyu 19:7


PROSES MENJADI MEMPELAI KRISTUS


“Proses Pembentukan Mempelai Kristus”, dengan merujuk pada “tradisi perkawinan orang-orang Yahudi” yang pararel dengan pembentukan calon mempelai Kristus.


Tuhan mau supaya pada saat kedatangan-Nya menjemput kita, saudara dan saya harus benar-benar sudah memenuhi syarat menjadi mempelai Kristus.


Hidup tak bercacat cela berarti hidup dalam kekudusan, tidak hidup dalam kecemaran dan hawa nafsu, sebab kita dipanggil bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus  (1 Tesalonika 4:7).  


Oleh karena itu  "...kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan."  (Ibrani 12:14).


1. Menjadi Milik Kristus


Mempelai wanita dibeli dan harganya telah dibayar lunas oleh “Chatan”, sehingga calon mempelai wanita tesebut menjadi milik tunggal Chatan (mempelai pria).


Kelahiran baru dan disertai dengan sikap pertobatan yang sungguh-sungguh menjadi syarat utama bagi calon mempelai-Nya. Kelahiran baru ini ditandai oleh sikap hati yang percaya dan sungguh-sungguh berbalik kepada Tuhan serta menjadikan Yesus sebagai penguasa tunggal dalam hidup kita. Percaya kepada Yesus artinya kita menyerahkan seluruh hidup kita kepada-Nya dan juga mengandalkan Dia di dalam seluruh aspek kehidupan kita.


(Yoh 3:5; Rm 10:9-10; Tit 3:5)


1 Petrus 1 : 23


1:23 Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal.


Kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih fana tapi dari benih kekal, yaitu oleh firman Allah yang hidup, artinya dari ras Kristus.


2. Hidup Benar dan Kudus


Orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Yesus, pasti akan hidup menaati firman-Nya. Hidup dalam kekudusan adalah buah dari pertobatan yang kita lakukan.


Alkitab berkata bahwa hidup benar dan kudus itu dilambangkan sebagai lenan halus yang akan dipakaikan kepada mempelai-Nya. Adalah kehendak Tuhan ketika kita berjumpa dengan Dia, kita mempersembahkan roh, jiwa dan tubuh yang sempurna tak bercacat cela di hadapan-Nya. (Wahyu 19:7-8; 1 Tes 5:23)


Dalam tradisi orang Yahudi, perkawinan merupakan sesuatu yang “sangat sacral” karena dalam prosesi perkawinan tersebut Sorga terlibat.


Oleh sebab itu dalam proses pembentukan seorang calon mempelai disebut “Kiddushin” (Purify) yang artinya Penyucian.

Saudara tidak akan bisa menjadi “mempelai Kristus” kalau saudara tidak mengalami pemurnian atau penyucian terlebih dahulu.

Selama kita masih hidup untuk diri kita sendiri dan kesenangan kita sendiri, saudara tidak akan mengalami penyucian.

Kita jangan punya prinsip “sekedar percaya pasti selamat”, karenanya saya mendorong saudara untuk mengerti lebih dalam “tentang penyucian” sampai saudara benar-benar suci dan kudus, tidak bercacat dan tidak bercela.


Apa yang diatur dalam Kitab Taurat, penggenapannya bagi kita adalah “hari ini” sampai hidup kita sempurna dihadapan Tuhan, tidak bercacat dan tidak bercela.


Dalam perkawinan Anak Domba, Kristus melambangkan mempelai pria (Chatan), dan kita sebagai gereja adalah mempelai wanita (Kallah).

Kita mau dipersunting sebagai mempelai wanita dalam suatu perkawinan Anak Domba, dimana Bapa di Sorga adalah Penggagasnya, dan Personilnya adalah Yesus, serta perantaranya adalah Roh Kudus.

Roh Kudus yang memperkenalkan kita kepada Yesus sampai akhirnya kita jatuh cinta pada Yesus.

Begitu kita jatuh cinta pada Yesus, kita tidak akan melepaskan Dia dan kita tidak akan “mencari laki-laki lain” lagi.

Kekristenan di umpamakan dengan “perkawinan sacral yang melibatkan Sorga”.


Bagaimana posisi saudara sekarang? Apakah sekarang ini saudara sudah menjadi mempelai Kristus? Jawabannya, “Belum”, karena saat ini saudara masih berstatus “tunangan Kristus Yesus” atau baru “Calon mempelai Kristus”.


Karena “berstatus tunangan” atau “masih calon mempelai” berarti kita masih bisa putus, tapi kalau sudah menjadi mempelai sudah tidak bisa bercerai.

Karenanya, selama kita “masih dalam posisi bertunangan” atau “masih berstatus calon mempelai”, sudah seharus kita hidup dalam kekudusan, dan janganlah hidup sembarangan mengikuti hawa nafsu duniawi.

Efesus 5 : 31 – 32


5:31 Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.


Laki-laki harus meninggalkan semua “ikatan-ikatannya” sebelum jadi mempelai, karena kita tidak akan pernah bisa menjadi mempelai jika masih ada ikatan.


3. MENJADI EMAS MURNI


Wahyu 3:18 (TB)  maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat.


Emas menandakan cinta Tuhan yang murni kepada calon mempelai-Nya.


Saudara dibeli dengan “emas murni” yang menandakan “cinta Tuhan yang murni” supaya “cinta saudara kepada Dia juga murni”.


4. Berjaga-jaga

Kita tidak mengetahui kapan Tuhan Yesus akan menjemput gereja-Nya, oleh karena itu orang percaya harus senantiasa hidup dalam keadaan siap sedia. Dalam menanti-nantikan saat yang indah itu terjadi, di mana kita bertemu dengan mempelai pria yaitu Yesus Kristus, kita diperintahkan Tuhan untuk hidup berjaga-jaga. Mengapa harus berjaga-jaga? Karena pasti ada banyak hal yang bisa menarik kita keluar dari rencana Tuhan yang sempurna. Tantangan, cobaan, godaan dan ujian yang seringkali kita alami dapat membuat kita keluar dari kesetiaan kita kepada Tuhan. (Mat 24:42-44; Luk 21:34-36)


Mari Kita Siapkan Diri untuk Menjadi Mempelai TUHAN, kita siapkan Minyak Cadangan, Minyak Untuk Mengoles Mata Kita Sehingga Mata Kita Tetap Terfokus pada Tuhan Yesus


Sebagai Mempelai Kristus kita harus mempunyai Hubungan yang Intim dengan Tuhan.


Tahun 2022 kita harus hidup Bergaul Intim dengan Tuhan, Pelita Kita Tetap Menyala.


Tuhan Yesus memberkati


Jatiwangi 14 Desember 2021

Only By His Grace


Joshua Ivan Sudrajat







Komentar

Postingan Populer