LIMA BENIH TAHUN 2023 BENIH IMAN

LIMA BENIH TAHUN 2023
BENIH IMAN



Pasukan Terdahsyat Tuhan Yesus Kristus dan Sahabat Joshua Ivan Sudrajat

BENIH KEDUA yang Tuhan berikan kepada saya untuk menjalani Tahun 2023 adalah IMAN

Masih banyak yang belum lolos mengenai IMAN dalam hidup saya.

Terkadang saya merasa Iman saya tidak nyampe karena melihat keadaan yang stag seakan tak bergerak

IMAN YANG BESAR

Setelah Yesus selesai berbicara di depan orang banyak, masuklah Ia ke Kapernaum.  Di situ ada seorang perwira yang mempunyai seorang hamba, yang sangat dihargainya. Hamba itu sedang sakit keras dan hampir mati.  Ketika perwira itu mendengar tentang Yesus, ia menyuruh beberapa orang tua-tua Yahudi kepada-Nya untuk meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan hambanya.  Mereka datang kepada Yesus dan dengan sangat mereka meminta pertolongan-Nya, katanya: “Ia layak Engkau tolong,  sebab ia mengasihi bangsa kita dan dialah yang menanggung pembangunan rumah ibadat kami.”  Lalu Yesus pergi bersama-sama dengan mereka. Ketika Ia tidak jauh lagi dari rumah perwira itu, perwira itu menyuruh sahabat-sahabatnya untuk mengatakan kepada-Nya: “Tuan, janganlah bersusah-susah, sebab aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku;  sebab itu aku juga menganggap diriku tidak layak untuk datang kepada-Mu. Tetapi katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya.”  Setelah Yesus mendengar perkataan itu, Ia heran akan dia, dan sambil berpaling kepada orang banyak yang mengikuti Dia, Ia berkata: “Aku berkata kepadamu, iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara orang Israel!”  Dan setelah orang-orang yang disuruh itu kembali ke rumah, didapatinyalah hamba itu telah sehat kembali. Lukas 7:1-10

Lalu Yesus berkata kepada perwira itu pulanglah dan jadilah sesuai yang engkau percaya.

Kualitas iman yang kita lihat dari seorang perwira ini yaitu.

1. Perwira itu mempercayai Yesus adalah pribadi yang berotoritas penuh, sehingga segala perkataan-Nya harus dan pasti ditaati (ayat 8-9 bd 13)

2. Perwira itu siap dan bersedia untuk menundukkan diri pada otoritas Yesus dan taat pada apapun yang Yesus katakan (ayat 11-12).

Iman yang besar disini adalah Percaya penuh pada Yesus yang berotoritas dan bersedia untuk tunduk pada otoritas itu dengan taat pada apapun yang Yesus katakan.

Jikalau seseorang Percaya pada Yesus yang berotoritas tetapi tidak mau tunduk pada otoritas-Nya yaitu dengan taat pada perkataan-Nya, maka pada dasarnya orang itu belum mempunyai iman yang besar seperti iman perwira itu.

Itulah juga yang dikatakan oleh Rasul Yakobus bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati (Yak 2:17-22).

Perwira itu bukan hanya memiliki iman tetapi ia menunjukkan perbuatan dan tindakan yang nyata dari imannya.

Itulah teladan iman seorang perwira di Kapernaum, kiranya kita dapat belajar dari iman yang besar itu.

IMAN PEREMPUAN KANAAN

Matius 15:21-28 (TB)  Lalu Yesus pergi dari situ dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon.
Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: "Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita."
Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya: "Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak."
Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel."
Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah aku."
Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing."
Kata perempuan itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya."
Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh.

APAKAH CIRI DARI IMAN YANG BESAR DI MATA ALLAH?

Apakah ciri dari iman yang besar di mata Allah? 

Hal apakah yang membuat iman perempuan ini besar? Seperti yang saya tekankan sebelumnya, bahwa dia bukan siapa-siapa. Dia mungkin sama dengan perempuan Samaria (di dalam Injil Yohanes). Kaum perempuan di dalam masyarakat zaman itu, menurut hukum orang Yahudi, menurut Mishnah pada zaman itu, kedudukan resmi perempuan pada zaman itu sama dengan anak-anak dan budak. Di dalam masyarakat Yahudi, perempuan pada zaman itu nyaris tidak punya kedudukan apa-apa dan tidak punya status hukum. Dan yang ada di sini bukan sekadar perempuan, tapi seorang perempuan Sirofenisia. Dia bahkan bukan perempuan Yahudi yang mungkin masih bisa mendapatkan penghormatan dari masyarakat, dia adalah perempuan Kanaan. Dia diremehkan di mata orang Yahudi. Orang asing sangatlah direndahkan oleh orang Yahudi, tetapi jika Anda adalah orang Roma, mungkin Anda masih bisa mendapatkan sedikit penghargaan. Akan tetapi seorang Kanaan?

DI MANAKAH KEBESARAN DARI IMAN PEREMPUAN INI?

Yesus berkata kepadanya, “Hai ibu, sungguh besar imanmu! Sangat besar! Hal yang semacam ini belum pernah kulihat. Aku belum pernah melihatnya. Jadilah seperti yang kau kehendaki. Apapun yang kau kehendaki, kamu telah mendapatkannya. Jika kamu memiliki iman sebesar ini, ucapkan saja keinginanmu dan kamu telah mendapatkannya. Kamu telah menerimanya.” Saya berdoa kepada Allah supaya saya bisa memiliki iman semacam ini. Ini adalah iman yang sangat indah.

APAKAH CIRI DARI IMAN YANG BESAR DI MATA ALLAH?

Apakah ciri dari iman yang besar di mata Allah? Berapa kali Yesus berkata kepada para murid-nya, “Hai kamu yang kurang percaya”? Dari ayat-ayat ini, kita bisa melihat bahwa perempuan Sirofenisia ini mendapat tempat yang lebih tinggi daripada kedua belas murid. Kepada kedua belas rasul itu, berulang kali Yesus harus katakan, “hai kamu yang kurang percaya.” Namun kepada perempuan ini dikatakan, “Besar imanmu.”

Mengertikah Anda bahwa di dalam Kerajaan Allah, di tempat yang paling tinggi, yang akan duduk di sana bukanlah kedua belas rasul ini, juga bukan para penginjil besar, bukan para pakar teologi, bukan para profesor teologi – yang saya duga akan mendapat tempat paling rendah di dalam Kerajaan Allah – melainkan perempuan ini, orang kecil ini. Dia akan duduk di sana.

Hal apakah yang membuat iman perempuan ini besar? Seperti yang saya tekankan sebelumnya, bahwa dia bukan siapa-siapa. Dia mungkin sama dengan perempuan Samaria (di dalam Injil Yohanes). Kaum perempuan di dalam masyarakat zaman itu, menurut hukum orang Yahudi, menurut Mishnah pada zaman itu, kedudukan resmi perempuan pada zaman itu sama dengan anak-anak dan budak. Di dalam masyarakat Yahudi, perempuan pada zaman itu nyaris tidak punya kedudukan apa-apa dan tidak punya status hukum. Dan yang ada di sini bukan sekadar perempuan, tapi seorang perempuan Sirofenisia. Dia bahkan bukan perempuan Yahudi yang mungkin masih bisa mendapatkan penghormatan dari masyarakat, dia adalah perempuan Kanaan. Dia diremehkan di mata orang Yahudi. Orang asing sangatlah direndahkan oleh orang Yahudi, tetapi jika Anda adalah orang Roma, mungkin Anda masih bisa mendapatkan sedikit penghargaan. Akan tetapi seorang Kanaan?

Dan masih ditambahkan lagi, sekiranya fakta-fakta sebelumnya itu masih kurang, dia punya seorang anak, tetapi bukan anak laki-laki, hanya seorang anak perempuan. Dan anak perempuan ini sedang dirasuk setan! Wah! Apa yang telah dilakukannya? Apa yang telah dilakukan oleh keluarganya sehingga anak itu kerasukan setan? Anak-anak biasanya tidak kerasukan setan kecuali jika ayah atau keluarganya bermain-main dengan kegiatan perdukunan, dan fakta ini memberi petunjuk tentang moral dan kerohanian keluarganya. Status keluarganya, secara sosial dan dari sisi spiritual sangatlah rendah. Dan perempuan ini, orang yang bukan siapa-siapa ini, datang mencari Yesus yang adalah Anak Daud, Anak Allah.

DI MANAKAH KEBESARAN DARI IMAN PEREMPUAN INI?

Hal yang perlu Anda perhatikan adalah dia memanggil Yesus sebagai “Anak Daud” di ayat 22. “Ya Tuan, Anak Daud.” Orang yang mengerti isi Alkitab akan tahu bahwa sebutan “Anak Daud” adalah penghormatan pada orang yang berkedudukan sebagai raja. Daud adalah raja Israel. “Anak Daud” adalah raja. Dan sebutan “Anak Daud” juga merupakan gelar bagi Mesias, yaitu Raja Mesias. Dia yang tinggal berdekatan dengan orang Israel tahu sedikit tentang hal Mesias dari Israel. Dan dia mengenal bahwa Raja Mesias, Anak Daud, adalah Yesus.

Dengan yakin perempuan ini memanggil Yesus memakai sebutan gelar Yahudi seperti, “Mesias, Anak Daud,” Raja, Mesias. Perempuan ini sudah merenungkan sebelumnya. Apa yang dia ucapkan itu bukan sekadar omongan asal bunyi, tetapi dia sudah mendengar dan merenungkan tentang kabar-kabar yang beredar dan menarik kesimpulan dari semua itu. Dia sudah sampai pada kesimpulan bahwa Yesus ini, yang kelihatannya berkeliling seperti rabi biasa, tidak lain adalah Anak Daud, Mesias yang dijanjikan, Mesias Raja yang dinanti-nantikan umat Yahudi itu.

Banyak sekali langkah yang telah diambil oleh perempuan bersahaja ini. Jangan pernah meremehkan orang-orang biasa karena Yesus tidak merendahkan mereka. Jangan pernah menilai orang berdasarkan prestasi akademis atau kedudukan sosial mereka, karena, di antara orang-orang kecil itu, terdapat permata-permata yang sangat berharga di hati Allah, seperti perempuan ini.

Jadi, langkah iman pertama yang bisa kita pelajari adalah menarik kesimpulan yang yakin berdasarkan apa yang telah Anda dengar dan membuat ketetapan, jadi bukan sekadar menarik kesimpulan melainkan membuat ketetapan yang pasti berdasarkan apa yang telah Anda dengar.

Apakah Yesus sekarang ini benar-benar Tuan Anda? Apakah Anda mengenali Raja Mesias di dalam dirinya? Raja yang dijanjikan? Dan apakah Anda mampu menerapkan ketetapan ini di dalam kehidupan Anda sehari-hari? Banyak orang yang meletakkan iman di dalam otaknya saja akan tetapi perempuan ini bukan sekadar menaruh iman di dalam otak dan hatinya saja, bahkan di dalam keadaan yang sangat kritis berkaitan dengan keadaan anak perempuannya, dia mampu menerapkan iman itu ke dalam situasi yang sedang dia hadapi. “Karena Yesus adalah Mesias yang dijanjikan, karena Yesus adalah Raja Mesias yang akan membawa keselamatan, berarti aku bisa melakukan sesuatu dengan iman itu. Aku boleh datang kepadanya dan berkata, ‘Tuan, Anak Daud, engkau adalah Mesias yang dijanjikan, Pribadi yang akan memberi harapan bagi mereka yang putus asa, keselamatan bagi yang tersesat, pandanglah aku, pandanglah kesengsaraanku.'”

Hal itulah tepatnya yang dia kerjakan. Dia datang kepada Yesus. Tidak ada gunanya kita beriman pada Tuhan, namun menjauh darinya dalam kehidupan seharian kita. Seberapa sering Anda datang kepada Tuhan dan menjalankan dan menerapkan iman itu?

PEREMPUAN INI MENDEKAT KEPADA YESUS DAN BERLUTUT DI HADAPANNYA

Selanjutnya, perhatikanlah kerendahan hatinya. Dia datang kepada Yesus di ayat 25 dan berlutut di hadapan Yesus, seorang rabi dan manusia biasa. Perhatikan sikap rendah hatinya. Sikap perempuan ini adalah bukti langsung dari kerendahan hatinya.

Kebesaran imannya bukan sekadar karena dia mendengar dan menyimak, melainkan karena dia telah menarik kesimpulan dari apa yang dia dengar dan dia membuat ketetapan berdasarkan apa yang telah didengarnya itu. Dan setelah membuat ketetapan itu, dia mendatangi Yesus. Dan sekarang karena Yesus telah membuka jalan bagi kita untuk mendekat pada Allah. Apakah kita datang kepada Allah? Kapankah terkahir kali Anda datang pada Allah? Yang saya maksudkan adalah menghampiri, saya tidak berbicara tentang sekadar berdoa. Kita bisa tetap di kejauhan sambil berdoa, namun kita juga bisa menghampiri Dia. Mendekatlah kepada Allah dan Dia akan mendekat kepada Anda. Allah tidak dekat dengan Anda karena Anda tidak pernah menghampiri Dia. Perhatikanlah cara perempuan dengan iman yang besar ini di dalam menghampiri Yesus. Dia berlutut di hadapan Yesus. Dia merendahkan diri di hadapan Yesus.

LANGKAH PRAKTIS IMAN

Perkuat iman dengan mempelajari alkitab agar Anda menerima ukuran iman melalui firman Tuhan. Tuhan bersabda dalam Roma 10:17, “Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus”.

Iman tidak bisa tumbuh hanya dengan berdoa, memohon, berpuasa, atau berpantang. Satu-satunya cara menumbuhkan iman adalah menjalankan firman Tuhan dalam Roma 10:17.

Iman akan semakin kuat jika Anda membaca dan mempelajari sabda Tuhan dalam alkitab secara kontinu. Dalam 2Tesalonika 1:3, Tuhan berfirman: “Ia akan menguatkan hatimu dan memelihara kamu terhadap yang jahat” sehingga Anda bisa menjalani hidup sesuai janji Tuhan dalam alkitab.

Tumbuhkan iman dan biarkan iman menuntun Anda mengalami hal-hal yang Anda inginkan, tetapi belum terlihat yang selaras dengan keyakinan Anda dan kehendak Tuhan sehingga bisa terwujud dan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Hasil yang Anda peroleh adalah karena iman, bukan hanya karena harapan sebab inilah cara yang Tuhan berikan kepada kita untuk menerima semua yang sudah Ia sediakan.

Percayalah bahwa Tuhan selalu memenuhi janji-Nya dan tidak mungkin berbohong. Memiliki keyakinan ini adalah satu-satunya cara memiliki iman yang mampu memindahkan segunung masalah. Anda tidak bisa memercayai Tuhan jika belum mengenal-Nya dengan merasakan kehadiran Tuhan melalui ibadah. Beribadah berarti menyediakan waktu untuk menyendiri dan memanfaatkannya untuk mempelajari sabda Tuhan, berkomunikasi dengan Tuhan melalui pujian dan doa, mengenal Tuhan Yesus melalui kehidupan, jalan, dan kebenaran yang Ia ajarkan dalam kitab suci.

Jalinlah hubungan dengan Tuhan agar Anda bisa bersekutu dengan orang-orang yang percaya kepada Tuhan.

~ “Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka”.(Matius 18:19-20).

Tumbuhkan iman dengan memberikan kesempatan kepada Tuhan untuk mengungkapkan diri. Anda bisa mengenal Tuhan sebab Ia selalu bersama Anda. Walaupun tidak terlihat, dekatkan diri kepada Tuhan agar roh Anda diperbarui dengan ukuran iman sehingga Anda mengalami perubahan dalam hal-hal yang bersifat fisik dan terlihat.

Tahun 2023 Tuhan mau saya dan Sahabat Joshua Ivan Up Grade Iman dan mempunyai Iman Yang Kokoh.

Bagaimana iman bertumbuh? Roma 10 : 17 (baca) Iman kita bertumbuh melalui PENDENGARAN, yaitu setiap kali kita mendengarkan firman Tuhan yang diberitakan. Firman Tuhan berkuasa dalam hidup kita; Karena firman itu memberi kehidupan dan kekuatan, sebagai makanan rohani bagi roh dan jiwa kita Matius 4 : 4. Firman membuat hidup kita menjadi segar (tidak layu) dan efeknya adalah keberhasilan (selalu menghasilkan buah Mazmur 1 : 1 – 3). Firman menyelamatkan dan melindungi hidup kita Daniel 6 : 23. Itu sebabnya respon kita terhadap firman Tuhan sangat besar pengaruhnya bagi hidup kita secara pribadi. Firman Tuhan itu digambarkan sebagai benih dalam perumpamaan Tuhan Yesus. Jika benih itu ditabur di tanah(hati) yang subur, maka firman Tuhan itu akan berbuah 30, 60, dan 100 kali lipat. Namun sebaliknya, jika benih firman Tuhan itu tidak bertumbuh, maka hal itu bergantung kepada kondisi hati kita, dan bukan pada firman Tuhan.

Tuhan menghendaki iman kita bertumbuh. Sebab paling tidak ada tiga dampak besar jika iman kita bertumbuh menjadi dewasa di dalam Tuhan.

Pertama, jiwa kita menjadi selamat. Tujuan iman kita yang utama adalah keselamatan jiwa kita. Pada saat oleh iman kita menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, roh kita diselamatkan. Manusia sesungguhnya di dalam diri kita adalah roh, bukan tubuh kita yang bersifat fana ini. Lewat Penebusan dosa oleh darah Yesus kita menerima mujizat terbesar yaitu keselamatan jiwa kita yang sifatnya kekal. 1 Petrus 1:9 mengatakan: “Karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu.”

Kedua, orang lain diselamatkan. Orang yang imannya bertumbuh adalah orang yang taat kepada firman Tuhan. Cara hidup kita, perbuatan dan tindakan kita dalam ketaatan kepada Firman adalah kesaksian yang hidup sehingga orang lain dapat diselamatkan. Khotbah yang hidup bukanlah melalui ucapan tapi melalui perilaku nyata sehari-hari. Tepatlah apa yang tertulis dalam 1 Petrus 3:1 ini, “Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya.”

Ketiga, lewat hidup kita, Tuhan dipermuliakan. Dalam kasih karunia Tuhan, baiklah kita terus bertumbuh di dalam iman dan pengenalan akan Tuhan (2 Petrus 3:18). Pada saat iman kita bertumbuh di dalam Tuhan melalui ketaatan dan kesetiaan kita, Tuhan akan dipermuliakan. Bahkan semua pelayanan yang kita lakukan untuk Tuhan akan mendapat upah (Matius 25:21).

Jika iman kita bertumbuh pasti kita memiliki ketiga hal di atas. Hidup kita pun pasti sudah jadi berkat, kita berkenan di mata Tuhan dan manusia seperti halnya Tuhan Yesus (Lukas 2:52). Jangan kita hidup hanya supaya dikasihi manusia. Tetapi kejarlah perkenanan Tuhan dengan memiliki iman yang terus bertumbuh menjadi semakin dewasa. Hidup kita harus menjadi berkat, maka kita akan berkenan di mata Allah dan juga manusia.

Jatiwangi 01 Desember 2022
Only By His Grace

Ditulis oleh Joshua Ivan Sudrajat



Komentar

Postingan Populer