PERJANJIAN ABRAHAM 2023

RHEMA PEMBACAAN ALKITAB

RABU 4 JANUARI 2023



BAHAN BACAAN

Kejadian 11-13

Matius 4


RHEMA


PERJANJIAN ABRAHAM


Kejadian 12:2-3 (TB)  Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat.

Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat." 


Firman Tuhan ini saya dapatkan ketika Tanggal 1 Januari 2023


Kata Besar (Great) dari Bahasa Ibrani Gadol artinya Bertumbuh, Semakin Besar Mendapatkan Promosi Dari Tuhan


Yakobus menyebut Abraham sebagai "Sahabat Allah" (Yakobus 2:23), sebuah julukan yang tidak pernah digunakan bagi sosok lain dalam Alkitab. Orang percaya lintas generasi dijuluki sebagai "anak-anak Abraham" (Galatia 3:7). Pentingnya serta dampak Abraham dalam sejarah keselamatan begitu jelas dalam Alkitab.



Pertanyaan-pertanyaan Alkitab terjawab

Menu icon

CARI TAHU BAGAIMANA ...

Menerima Hidup Yang Kekal

Bagaimana saya menerima pengampunan dari Tuhan?

PERTANYAAN

Apa yang dapat kita pelajari dari kehidupan Abraham?


JAWABAN


Selain Musa, tidak ada sosok Perjanjian Lama yang lebih sering dibahas dalam Perjanjian Baru selain Abraham. Yakobus menyebut Abraham sebagai "Sahabat Allah" (Yakobus 2:23), sebuah julukan yang tidak pernah digunakan bagi sosok lain dalam Alkitab. Orang percaya lintas generasi dijuluki sebagai "anak-anak Abraham" (Galatia 3:7). Pentingnya serta dampak Abraham dalam sejarah keselamatan begitu jelas dalam Alkitab.


Kehidupan Abraham meliputi bagian yang cukup besar dalam naratif Kejadian dari sebutannya yang pertama dalam Kejadian 11:26 hingga kematiannya dalam Kejadian 25:8. Meskipun banyak informasi yang tersedia tentang kehidupan Abraham, tidak banyak yang diketahui tentang kelahiran dan masa mudanya. Ketika kita pertama menjumpai Abraham, ia sudah berusia 75 tahun. Kejadian 11:28 merekam bahwa Terah, ayah Abraham, hidup di Ur-Kasdim, sebuah kota maju yang duduk di tepi Sungai Efrat di antara Teluk Persia dan kota Bagdad di daerah Mesopotamia selatan. Kita juga membaca bahwa Terah membawa keluarganya berkelana ke tanah Kanaan tetapi berdiam di kota Haran di daerah utara Mesopotamia (di rute perdagangan antara Babel dan Niniwe serta Damsyik).


Kisah Abraham mulai menarik di awal pasal 12 kitab Kejadian. Dalam ketiga ayat pertama, kita melihat bahwa Allah memanggil Abraham:


"Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: 'Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat'" (Kejadian 12:1-3).


Allah memanggil Abraham keluar dari rumahnya di Haran dan memerintahkannya pergi ke tanah yang akan Ia ungkapkan. Allah juga membuat tiga janji pada Abraham: 1) Janji diberikannya tanah miliknya sendiri; 2) janji bahwa ia akan menjadi bangsa yang besar; dan 3) janji berkat. Janji-janji ini adalah dasar dari yang kita sebut sebagai Perjanjian Abraham (yang ditetapkan dalam Kejadian pasal 15 dan diteguhkan dalam Kejadian 17). Yang membuat Abraham istimewa ialah bahwa ia menaati Allah. Kejadian 12:4 merekam bahwa, setelah Allah memanggil Abraham, ia pergi "seperti yang difirmankan TUHAN kepadanya." Penulis kitab Ibrani menggunakan Abraham sebagai teladan iman berulang kali, dan secara khusus membahas tindakan yang mengagumkan ini: "Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui" (Ibrani 11:8).


KEJADIAN 13


Dalam perjalanan hidup Abraham, banyak pilihan-pilihan yang dia lakukan untuk dapat mencapai apa yang telah Tuhan janjikan kepada dirinya. Tentunya Abraham juga tidak luput dari kesalahan, karena dia juga manusia. Tetapi Abraham juga belajar dari kesalahan-kesalahan yang ada untuk dapat mengambil pilihan yang lebih baik lagi yang tentunya sesuai dengan kehendak Tuhan.


Abraham Memilih Untuk Mengalah

“Sebab itu Lot memilih baginya seluruh Lembah Yordan itu, lalu ia berangkat ke sebelah timur dan mereka berpisah.” Kejadian 13:11


Kisah ini dimulai dari para gembala dari Abram (belum ganti nama menjadi Abraham) dan Lot yang berkelahi memperebutkan tanah untuk menggembalakan ternak mereka (Kejadian 13:1-18). Untuk menghindari perkelahian, Abram mempersilahkan Lot untuk memilih bagian tanah yang dianggap baik menurutnya. Lot memilih lembah Yordan yang terlihat sangat baik. Abram-pun mengalah dan menetap di tanah bagian lainnya yaitu di Kanaan.


Kita semua tahu bahwa pada akhirnya tempat yang dipilih oleh Lot dimusnahkan oleh Tuhan, yaitu di Sodom dan Gomora.


Secara kasat mata mungkin Abram hanya mendapat tanah sisa dan terlihat tidak sebaik lembah Yordan yang banyak airnya. Tetapi Abram rela untuk mengalah dan menjauhi pertengkaran yang ada.


Dan kita melihat bahwa justru Tuhan memberikan yang terbaik bagi Abram.


“Setelah Lot berpisah dari pada Abram, berfirmanlah TUHAN kepada Abram: “Pandanglah sekelilingmu dan lihatlah dari tempat engkau berdiri itu ke timur dan barat, utara dan selatan,

sebab seluruh negeri yang kaulihat itu akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu untuk selama-lamanya.” Kejadian 13:14-15


Ada saat-saat tertentu dimana Tuhan menuntut kita untuk mengalah dan menyerahkan segalanya kepada Dia. Di saat kita memilih untuk mengalah, maka kita akan belajar dan melihat bagaimana Tuhan bekerja dengan luar biasa dalam kehidupan kita. Kita akan melihat pembelaan Tuhan bagi hidup kita.


EMPAT UJIAN YANG DI ALAMI TUHAN YESUS

Matius 4:1-11


Pencobaan atau Ujian yang dialami Yesus mengikuti tiga pola yang umum dialami semua menusia. Pencobaan pertama mengenai keinginan daging (Mat 4:3-4), termasuk di dalamnya adalah semua keinginan fisik. Pada saat itu Yesus lapar, dan Iblis mencobai Dia untuk mengubah batu-batu menjadi roti, namun Dia menjawab dengan mengutip Ulangan 8:3.


Pencobaan atau Ujian yang kedua mengenai keangkuhan hidup (Mat 4:5-7). Iblis mencoba menyalahgunakan ayat Alkitab untuk mencobai Dia (Mzm 91:11-12). Tapi, Yesus menjawabnya dengan ayat Alkitab lainnya untuk meluruskannya (Ul 6:16), dengan menegaskan kalau menjadi sebuah kesalahan bagi-Nya untuk menyalahgunakan kuasa yang diberikan pada-Nya.


Pencobaan atau Ujian yang ketiga mengenai keinginan mata (Mat 4:8-10). Jika ada jalan pintas untuk menjadi Mesias, yang tidak memerlukan upaya pengorbanan di kayu salib, maka inilah jalannya. Iblis telah menguasai kerajaan dunia (Ef 2:2), namun dia bersedia untuk memberikan semuanya kepada Kristus sebagai imbalan terhadap kesetiaan-Nya. Angan-angan belaka ini menyebabkan kejijikan bagi Allah, dan Dia menjawab tajam, “Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti” (Mat 4:10; Ul 6:13).


Ada banyak pencobaan atau ujian yang menjatuhkan kita karena daging kita memang lemah, namun kita memiliki Allah yang tidak akan membiarkan kita dicobai yang melampaui kekuatan kita; Dia akan memberikan jalan keluar (1 Kor 10:13). Oleh karena itu, orang Kristen bisa menjalani kehidupan yang bekemenangan. Kita bersyukur kepada Allah karena telah dilepaskan dari pencobaan. Pengalaman Yesus di padang gurun menolong kita untuk melihat bahwa pencobaan-pencobaan inilah yang akan menjauhkan kita dari usaha melayani Allah dengan efektif.


Demikianlah Hasil Rhema Hari Ini Kiranya Menjadi Berkat Untuk kita semuanya


Tuhan Yesus memberkati


Jatiwangi 4 Januari 2023

Only By His Grace


Joshua Ivan Sudrajat

Komentar

Postingan Populer