IBADAH PENGHIBURAN BAPAK BENJAMIN PAUL WENAS

IBADAH PENGHIBURAN

BPK BENJAMIN PAUL WENAS

SABTU 25 FEBRUARY 2023

PDT GILBERT LUMOINDONG




Pengkhotbah 7:1-4 (TB) Nama yang harum lebih baik dari pada minyak yang mahal, dan hari kematian lebih baik dari pada hari kelahiran.

Pergi ke rumah duka lebih baik dari pada pergi ke rumah pesta, karena di rumah dukalah kesudahan setiap manusia; hendaknya orang yang hidup memperhatikannya.

Bersedih lebih baik dari pada tertawa, karena muka muram membuat hati lega. 

Orang berhikmat senang berada di rumah duka, tetapi orang bodoh senang berada di rumah tempat bersukaria. 


Lukas 7:48 (TB) Lalu Ia berkata kepada perempuan itu: "Dosamu telah diampuni."


Jangan Sampai Nama Kita jadi perbincangan orang-orang.


Pergi ke rumah duka lebih baik dari pada pergi ke rumah pesta, karena di rumah dukalah kesudahan setiap manusia; hendaknya orang yang hidup memperhatikannya. 


Tingkah Laku yang negatif dan nama kita jadi perbincangan.


Pertanyaan penting yang harus kita ajukan ialah: "Apa untungnya ketika kita berada di tempat kedukaan?" Berikut beberapa keuntungan yang kita bisa peroleh pada saat kita berada di tempat kedukaan.


Nama Baik lebih berharga daripada minyak yang mahal.


Yakobus 2:26 (TB) Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati. 


Air Mata untuk mengenang masa-masa indah bersama orang yang pergi.


Mazmur 116:15 (TB) Berharga di mata TUHAN kematian semua orang yang dikasihi-Nya. 


Di tempat duka, kita dapat merenungkan bahwa hidup ini suatu waktu akan berakhir.


"Pergi ke rumah duka lebih baik dari pada pergi ke rumah pesta, karena di rumah dukalah kesudahan setiap manusia; hendaknya orang yang hidup memperhatikannya" - Pengkhotbah 7:2.


Kematian adalah Pintu Gerbang Menuju Kemuliaan


Matius 24:13 (TB) Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.


Pengkhotbah menegaskan bahwa "di rumah dukalah kesudahan setiap manusia". Hal ini menjadi penting, supaya setiap kita menyadari akan hidup yang ada dan mengisinya dengan baik. Di tempat duka, kita dingatkan bahwa hidup kita suatu ketika akan berakhir. Pada saat kita disadarkan akan hal itu, maka kita semakin hidup lebih baik, lebih menjadi berkat, lebih mengasihi, lebih terlibat dalam pekerjaan Tuhan.


Roma 8:18 (TB) Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.


Hidup ini adalah soal nilai.


Di tempat duka, kita dapat merenungkan bahwa kehidupan kita di dunia ini menentukan kehidupan kita yang akan datang.

"Orang berhikmat senang berada di rumah duka, tetapi orang bodoh senang berada di rumah tempat bersukaria" - Pengkhotbah 7:4. Mengapa orang berhikmat senang berada di rumah duka? Karena di tempat duka itulah orang berhikmat menemukan makna hidupnya bahwa hidup dia hari ini menentukan hidup dia di masa yang akan datang. Beda dengan orang bodoh, yang selalu hidup dengan pesta pora. Orang bodoh tidak tahu bahwa hidup dia sekarang menentukan hidup dia di masa yang akan datang. Orang bodoh tidak pernah berpikir untuk hidup yang akan datang.


Mazmur 126:5-6 (TB) Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. 

Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya. 


Ayub 1:21 (TB) katanya: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!" 


Percayalah Tuhan Setia!


Ditulis oleh Joshua Ivan Sudrajat 



Komentar

Postingan Populer