TUHAN YESUS BANGKIT DAN HIDUP

TUHAN YESUS BANGKIT DAN HIDUP
IBADAH JUMAT AGUNG
JUMAT 7 APRIL 2023
PDT IR NIKO NJOTORAHARDJO



Hari ini Jumat Agung, kita memperingati kematian Tuhan Yesus, dan merenungkan kembali kasih-Nya yang luar biasa bagi kita. Apa pun keadaan Saudara hari-hari ini, dan masalah yang kita hadapi, ketahuilah Tuhan Yesus sangat-sangat mengasihi kita.

Roma 8:28 (TB)  Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

Yohanes 3:16 (TB)  Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Ada apa dengan manusia sehingga Tuhan Yesus harus datang ke dunia? Alkitab berkata, semua orang telah berbuat dosa dan kehilangan kemuliaan Allah, upah dosa ialah maut, mati, tempatnya di neraka yang sangat mengerikan. Jangan sampai masuk ke sana! Karena itu, Tuhan Yesus datang ke dunia ini untuk menyelamatkan kita!

Bagaimana cara-Nya menyelamatkan? Alkitab berkata, Ia yang tidak mengenal dosa, dijadikan dosa oleh karena kita (diperlakukan seperti orang berdosa demi menanggung dosa kita), supaya di dalam Dia, yakni mereka yang percaya kepada Tuhan Yesus, dibenarkan oleh Allah. Jadi, Tuhan Yesus harus mati menggantikan Saudara dan saya!

Cara mati Tuhan Yesus sangat-sangat tidak manusiawi. Alkitab menuliskan, sepuluh tahap penderitaan Tuhan Yesus dari taman Getsemani hingga Golgota. Sangat mengerikan.

Tahap pertama: di taman Getsemani, Tuhan Yesus berdoa kepada Bapa dalam keadaan takut, sampai peluh-Nya seperti tetes-tetes darah ke tanah. Saat itu, malaikat turun untuk menguatkan Dia. Ia berdoa, "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah 'cawan ini' lalu dari-Ku, tetapi jangan seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Kaukehendaki." Di sini, Tuhan Yesus mengajar, di dalam doa, kita boleh menawar, tetapi jangan memaksakan kehendak. Jika kita sekarang merasa takut, ingat Tuhan Yesus pernah mengalami ketakutan untuk menebus dosa kita. Karena itu, datanglah pada-Nya. Dia pasti mampu dan mau menolong.

Tahap kedua: ditangkap. Dia dituduh bermacam-macam, bahkan mukanya diludahi! Ditinju, dipukul. Tetapi, Yesus tidak membalas. Di sini, Ia mempraktikkan yang diajarkan-Nya, yaitu agar kita mengasihi dan berdoa bagi orang-orang yang membenci, mengutuk, atau mencaci maki kita. Jika hanya mengasihi orang-orang yang mengasihi kita, apa jasa kita? Karena, orang-orang berdosa juga 'mengasihi' orang-orang yang mengasihi mereka.

Tahap ketiga: dibelenggu dan diadili. Sewaktu diadili oleh Pilatus, ternyata tidak didapati kesalahan yang membuat Tuhan Yesus setimpal dihukum mati. Sementara itu, orang-orang Yahudi terus-menerus berteriak supaya Tuhan Yesus dihukum mati! Disalibkan! Akhirnya, Pilatus menyerahkan Tuhan Yesus untuk disalib.

Tahap keempat: dicambuk. Proses awal penyaliban adalah jubah-Nya dibuka, lalu dihukum cambuk. Dua algojo bergantian menghunjam cambuk ke punggung Tuhan. Ujung cambuk itu terbuat dari potongan tulang dan besi. Tiap kali cambuk dihujamkan ke punggung-Nya, itu menimbulkan luka yang dalam. Tuhan Yesus berteriak kesakitan. Darah-Nya bercucuran. Ia bermandikan darah.

Tahap kelima: diberi mahkota duri. Mahkota duri ditancapkan ke kepala-Nya dengan cara dipukul. Sakitnya pasti 'luar biasa'. Darah mengucur.

Tahap keenam: memikul salib. Dalam kesakitan, berlumur darah, ditambah semalaman tidak tidur, Tuhan Yesus harus memikul salib-Nya. Tuhan Yesus jatuh-bangun karena tidak kuat, maka Simon dari Kirene disuruh menggantikan mengangkat. 

Tahap ketujuh: tangan dan kaki-Nya dipaku. Sakitnya luar biasa. Darah mengalir.

Tahap kedelapan: digantung di kayu salib. Saat itu, Ia menderita lahir-batin. Secara fisik, Dia merasakan sangat sakit di sekujur tubuh-Nya, dan sesak karena ada cairan yang menekan jantung-Nya. Secara batin, Ia menderita karena melihat semua orang yang lalu-lalang menghujat Dia. Ahli-ahli Taurat, para tua-tua, imam-imam menghujat Dia. Bahkan, salah satu penjahat di sebelah-Nya juga ikut menghujat.

Tahap kesembilan: merasa ditinggalkan oleh Bapa. Sekitar jam 12 siang sampai pukul 3 petang, tiba-tiba langit di sekitar Golgota gelap. Tuhan Yesus gelisah, Ia berseru, "Eli, Eli, lama sabakhtani?" (Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?) Tuhan Yesus merasa ditinggalkan oleh Bapa.

Tuhan Yesus Bangkit Dan Hidup

Ibadah Live Streaming 1, Ibadah Live Streaming 2, Ibadah Live Streaming 3, Ibadah Live Streaming 4, Ibadah Live Streaming 507 April 2023Pk. 07:00, 09:00, 11:30, 14:00, 16:30 WIBPemesanan DVD Khotbah dapat dilakukan via telp di  021 2605 1888 /  021 2937 1333 atau melalui counter sekretariat pada saat Ibadah Raya Hari Minggu.

Hari ini Jumat Agung, kita memperingati kematian Tuhan Yesus, dan merenungkan kembali kasih-Nya yang luar biasa bagi kita. Apa pun keadaan Saudara hari-hari ini, dan masalah yang kita hadapi, ketahuilah Tuhan Yesus sangat-sangat mengasihi kita.

Roma 8:28
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu (enak maupun tidak enak) untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

Yohanes 3:16
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Ada apa dengan manusia sehingga Tuhan Yesus harus datang ke dunia? Alkitab berkata, semua orang telah berbuat dosa dan kehilangan kemuliaan Allah, upah dosa ialah maut, mati, tempatnya di neraka yang sangat mengerikan. Jangan sampai masuk ke sana! Karena itu, Tuhan Yesus datang ke dunia ini untuk menyelamatkan kita!

Bagaimana cara-Nya menyelamatkan? Alkitab berkata, Ia yang tidak mengenal dosa, dijadikan dosa oleh karena kita (diperlakukan seperti orang berdosa demi menanggung dosa kita), supaya di dalam Dia, yakni mereka yang percaya kepada Tuhan Yesus, dibenarkan oleh Allah. Jadi, Tuhan Yesus harus mati menggantikan Saudara dan saya!

Cara mati Tuhan Yesus sangat-sangat tidak manusiawi. Alkitab menuliskan, sepuluh tahap penderitaan Tuhan Yesus dari taman Getsemani hingga Golgota. Sangat mengerikan.

1.    Tahap pertama: di taman Getsemani, Tuhan Yesus berdoa kepada Bapa dalam keadaan takut, sampai peluh-Nya seperti tetes-tetes darah ke tanah. Saat itu, malaikat turun untuk menguatkan Dia. Ia berdoa, "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah 'cawan ini' lalu dari-Ku, tetapi jangan seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Kaukehendaki." Di sini, Tuhan Yesus mengajar, di dalam doa, kita boleh menawar, tetapi jangan memaksakan kehendak. Jika kita sekarang merasa takut, ingat Tuhan Yesus pernah mengalami ketakutan untuk menebus dosa kita. Karena itu, datanglah pada-Nya. Dia pasti mampu dan mau menolong.

2.    Tahap kedua: ditangkap. Dia dituduh bermacam-macam, bahkan mukanya diludahi! Ditinju, dipukul. Tetapi, Yesus tidak membalas. Di sini, Ia mempraktikkan yang diajarkan-Nya, yaitu agar kita mengasihi dan berdoa bagi orang-orang yang membenci, mengutuk, atau mencaci maki kita. Jika hanya mengasihi orang-orang yang mengasihi kita, apa jasa kita? Karena, orang-orang berdosa juga 'mengasihi' orang-orang yang mengasihi mereka.

3.    Tahap ketiga: dibelenggu dan diadili. Sewaktu diadili oleh Pilatus, ternyata tidak didapati kesalahan yang membuat Tuhan Yesus setimpal dihukum mati. Sementara itu, orang-orang Yahudi terus-menerus berteriak supaya Tuhan Yesus dihukum mati! Disalibkan! Akhirnya, Pilatus menyerahkan Tuhan Yesus untuk disalib.

4.    Tahap keempat: dicambuk. Proses awal penyaliban adalah jubah-Nya dibuka, lalu dihukum cambuk. Dua algojo bergantian menghunjam cambuk ke punggung Tuhan. Ujung cambuk itu terbuat dari potongan tulang dan besi. Tiap kali cambuk dihujamkan ke punggung-Nya, itu menimbulkan luka yang dalam. Tuhan Yesus berteriak kesakitan. Darah-Nya bercucuran. Ia bermandikan darah.

5.    Tahap kelima: diberi mahkota duri. Mahkota duri ditancapkan ke kepala-Nya dengan cara dipukul. Sakitnya pasti 'luar biasa'. Darah mengucur.

6.    Tahap keenam: memikul salib. Dalam kesakitan, berlumur darah, ditambah semalaman tidak tidur, Tuhan Yesus harus memikul salib-Nya. Tuhan Yesus jatuh-bangun karena tidak kuat, maka Simon dari Kirene disuruh menggantikan mengangkat.

7.    Tahap ketujuh: tangan dan kaki-Nya dipaku. Sakitnya luar biasa. Darah mengalir.

8.    Tahap kedelapan: digantung di kayu salib. Saat itu, Ia menderita lahir-batin. Secara fisik, Dia merasakan sangat sakit di sekujur tubuh-Nya, dan sesak karena ada cairan yang menekan jantung-Nya. Secara batin, Ia menderita karena melihat semua orang yang lalu-lalang menghujat Dia. Ahli-ahli Taurat, para tua-tua, imam-imam menghujat Dia. Bahkan, salah satu penjahat di sebelah-Nya juga ikut menghujat.

9.    Tahap kesembilan: merasa ditinggalkan oleh Bapa. Sekitar jam 12 siang sampai pukul 3 petang, tiba-tiba langit di sekitar Golgota gelap. Tuhan Yesus gelisah, Ia berseru, "Eli, Eli, lama sabakhtani?" (Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?) Tuhan Yesus merasa ditinggalkan oleh Bapa.

Orang yang berdosa, pada hakikatnya dipisahkan dari Bapa. Jadi, untuk menebus orang berdosa, maka Tuhan Yesus harus merasakan ditinggalkan oleh Bapa, dipisahkan dari Bapa. Inilah 'puncak penderitaan' Tuhan Yesus. Penderitaan lainnya tidaklah sebanding dengan merasa ditinggalkan oleh Bapa. Saya sendiri, kalau tidak merasakan hadirat Tuhan, itu hal paling berat. Karenanya, setiap hari saya selalu menjaga langkah-langkah hidup saya agar terus mengalami hadirat-Nya. Kalau ada dosa, segera selesaikan supaya merasakan hadirat Allah. Jika di antara Saudara ada yang tidak merasakan hadirat-Nya, lalu menganggapnya hal biasa, Saudara perlu bertobat!

Tidak ada yang lebih membahagiakan daripada berada dalam hadirat Tuhan. Alkitab katakan, di hadapan-Nya ada sukacita berlimpah-limpah. Artinya, dalam hadirat Tuhan, ada sukacita serta kebahagiaan yang berlimpah-limpah!

Tahap kesepuluh: Tuhan Yesus berkata, "Sudah selesai!" (It is  finished!) "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawa-Ku." Lalu, Tuhan Yesus mati.

Pertanyaannya, mengapa Tuhan Yesus harus mati demikian, dan bukannya dengan cara mudah? Misalnya, dipenggal selesai! Tetapi, mengapa harus sampai bermandikan darah? Alkitab katakan, tanpa penumpahan darah, tidak ada pengampunan dosa. Untuk mengampuni dosa Saudara dan saya, maka Tuhan Yesus harus mati secara demikian. Selain itu, penyakit kitalah yang ditanggung-Nya, penderitaan kita dipikul-Nya, dan oleh bilur-bilur-Nya (luka-luka-Nya) kita disembuhkan.

Tuhan Yesus mati karena dosa-dosa kita. Dia dikuburkan, tetapi pada hari yang ketiga, Dia bangkit. Tuhan Yesus tidak selamanya mati! Apa yang Alkitab katakan kalau sampai Ia tidak bangkit:

Sia-sialah pemberitaan firman Tuhan. 
Tetapi puji Tuhan, Tuhan Yesus hidup! Ia bangkit! Pemberitaan firman Tuhan tidak sia-sia.

Sia-sialah kepercayaan kita dan kita akan tetap mati dalam dosa-dosa kita.
Demikian juga orang-orang yang mati di dalam Tuhan, mereka akan tetap binasa. Tetapi, karena Tuhan Yesus bangkit, kita tidak akan mati dalam dosa-dosa kita, melainkan akan bersama-sama dengan Dia selama-lamanya.

Kita orang-orang yang paling malang dari segala manusia.
Karena Ia bangkit, kita bukan orang-orang yang paling malang, tetapi justru orang yang paling beruntung dari segala manusia!

Sebab Ia hidup, maka ada hari esok. Karena Tuhan Yesus yang pegang hari esok Saudara dan saya, jangan kita khawatir untuk apa yang akan kita makan, minum, pakai. Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, tetapi Bapa di surga tahu kita memerlukan semuanya itu. Karena itu, carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, maka semuanya, apa yang Saudara butuhkan, akan ditambahkan kepada kita.

Karena Tuhan Yesus hidup, mujizat-mujizat yang dilakukan-Nya masih ada sampai hari ini! Orang buta melihat, lumpuh berjalan, tuli mendengar, yang mati dibangkitkan, orang kusta menjadi tahir, dan kepada orang miskin diberitakan Kabar Baik.

Karena Ia hidup, Pentakosta Ketiga sedang digenapi, di mana melalui semua peristiwa saat ini, penuaian jiwa terbesar dan terakhir sebelum Tuhan Yesus datang kembali, terjadi. Hari-hari ini ada kebangkitan "Generasi Yeremia", yakni anak-anak muda yang dipenuhi Roh Kudus, cinta mati-matian kepada Tuhan Yesus, tidak kompromi terhadap dosa, dan akan memenangkan jiwa. 

Di Universitas Asbury, Kentucky, Amerika Serikat sudah terjadi kebangunan rohani. Sejak 08 Februari 2023, terjadi di antara anak-anak muda, Generasi Yeremia. Mereka mengalami pertobatan, kesembuhan, dan baptisan Roh Kudus. 'Revival' atau kebangunan rohani ini sedang menyebar ke seluruh Amerika dan bergerak ke bangsa-bangsa lain. Pentakosta Ketiga sedang tercurah di Amerika, serta sedang bergerak ke banyak bangsa!

Karena Tuhan Yesus hidup, memasuki tahun ini, Tuhan memberi tema Tahun 2023 adalah Tahun untuk Bangkit, Jadilah Pemenang! Kita harus bangkit dan jadi pemenang dalam hal membangun manusia rohani. Kita menjadi serupa Yesus, yang berarti menjadi murid-Nya. Sesuai Roma 8:29, maka target kita sebagai orang percaya ialah serupa dengan-Nya. Artinya, menjadi murid Tuhan Yesus.

Kita harus bangkit dan menjadi pemenang dalam hal memberi dengan kemurahan hati supaya kita diberkati, karena Tuhan terlebih dulu memberkati kita.

Kita harus bangkit dan jadi pemenang dalam 'unity', kesatuan hati. Itulah kunci utama terjadinya penuaian jiwa besar-besaran. Perbanyak berdoa, memuji, dan menyembah Tuhan bersama-sama dalam 'unity', siang-malam. Hal seperti ini sudah terjadi di Universitas Asbury, Kentucky, Amerika Serikat.

Karena Tuhan Yesus hidup, maka kita harus bangkit dan menjadi pemenang dalam hal takut akan Tuhan. Takutlah akan Dia.

Lukas 12:4-5 (TB)  Aku berkata kepadamu, hai sahabat-sahabat-Ku, janganlah kamu takut terhadap mereka yang dapat membunuh tubuh dan kemudian tidak dapat berbuat apa-apa lagi.
Aku akan menunjukkan kepada kamu siapakah yang harus kamu takuti. Takutilah Dia, yang setelah membunuh, mempunyai kuasa untuk melemparkan orang ke dalam neraka. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, takutilah Dia!

Amsal 8:13 (TB)  Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat.

Mazmur 25:12-14 (TB)  Siapakah orang yang takut akan TUHAN? Kepadanya TUHAN menunjukkan jalan yang harus dipilihnya.
Orang itu sendiri akan menetap dalam kebahagiaan dan anak cucunya akan mewarisi bumi.
TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka.

Jumat Agung mengingatkan kita, Tuhan telah terlebih dahulu mengasihi kita semua, karena itu, kita juga harus mengasihi Dia dan sesama manusia.

Tuhan Yesus Memberkati

Sumber YouTube: https://youtu.be/_CeAh1N-8Yo

Ditulis oleh Joshua Ivan Sudrajat


Komentar

Postingan Populer