KECAPI KERELAAN HATI

KECAPI KERELAAN HATI



Shalom


Sahabat Joshua Ivan Sudrajat Roh Kudus membagikan satu kata KERELAAN HATI


DEFINISI 


Kerelaan hati: melakukan sesuatu bukan untuk kepentingan diri sendiri, melakukan sesuatu dengan tulus dan ikhlas demi kepentingan yang lebih besar dari diri sendiri.


Kerelaan hati berasal dari suku kata “rela”, yang artinya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu bersedia dengan ikhlas hati, menerima dengan senang hati dan tidak mengharapkan imbalan atau dengan kehendak/kemauan sendiri. Kalau didefinisikan kerelaan hati adalah perbuatan yang dilakukan bukan untuk kepentingan sendiri, namun dengan ketulusan dan keikhlasan tanpa ada paksaan dari siapa pun. Berdasarkan pengertian tersebut, maka seseorang yang rela hati membutuhkan kebesaran hati untuk menerima dengan segala konsekwensi yang ada dari apa pun yang dilakukannya.


Kerelaan Hati dalam bahasa Ibrani good pleasure râtsâh artinya to be pleased with, be favourable to, accept favourably


Kisah 17:11 Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya daripada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima Firman itu dengan segala kerelaan hati (ay.11)


KUNCI KECAPI KERELAAN HATI ADALAH KETAATAN


Pada awalnya, memilih untuk taat memang membutuhkan perjuangan. Menaklukkan pikiran manusia, merelakan hati dan kehendak pribadi kepada cara Tuhan, bahkan terkadang sampai harus melawan logika. Namun, ketika ada iman dan hati yang percaya bahwa cara Tuhan jauh lebih efektif, jauh lebih mudah, jauh lebih baik, pada akhirnya semua itu akan terbukti bahwa tuntunan-Nya adalah kebenaran yang paling benar dan paling memerdekakan. Percayalah, ketaatan tidak akan pernah mendatangkan kesulitan, justru kemudahan dan mendatangkan berkat yang jauh lebih besar!!!


KECAPI KERELAAN HATI Adalah Memiliki Kerelaan Hati Untuk Melayani Tuhan


Yohanes Pembaptis adalah seorang guru yang dikenal oleh banyak orang di zaman Yesus. Namun, ketenarannya ini tidak membuat Yohanes menjadi sombong.


Dia tetap rendah hati dan mau melayani. Kerendahan hatinya jelas terlihat di dalam Markus 1: 7, “Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak.”


KECAPI KERELAAN HATI DALAM MEMBERI


2 Korintus 9:7-8 (TB) Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.

Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.


Dalam hal memberi harus didasarkan pada kerelaan hati. Ini adalah prinsip Kerajaan Allah. Segala sesuatu harus dilakukan dengan kerelaan hati. Tanpa kerelaan hati, maka pemberian tersebut tidak akan menjadi berkat, baik bagi penerima maupun pemberi. Kerelaan hati adalah sikap yang keluar dari dalam, bukan karena perintah atau paksaan.


KECAPI KERELAAN HATI DALAM MEMBERITAKAN INJIL


Efesus 6:15 (TB) kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera;  


Kasut KERELAAN HATI dalam mengabarkan INJIL damai sejahtera, meliputi 4 hal, yaitu :


Memberkati yang terhilang ( Lukas 10:5)


 Kita harus memberkati yang terhilang, sekalipun yang terhilang itu adalah “serigala”. Mengapa? Karena ada banyak orang Kristen yang suka mengutuk sesamanya. Mereka mempunyai pemahaman yang salah, menganggap orang lain adalah jahat, yang tidak pantas masuk sorga. Ingatlah, Yesus datang untuk orang sakit. Seringkali orang percaya bisa menjadi lebih jahat, suka menghakimi orang lain, menutup pintu rapat-rapat dan membentengi diri terhadap orang yang minta tolong. Janganlah menjadi anak Tuhan yang demikian, tetapi milikilah kerelaan untuk memberkati orang lain. Terkadang hanya melalui perkataan yang ramah dan memberi semangat, kita dapat memberkati mereka yang terhilang.


Menjadi teman bagi orang lain (Lukas 10:7)


Seorang sahabat biasanya yang paling didengar (sharing). Bahkan terkadang, menempatkan diri kita sebagai seorang sahabat bagi orang lain, itu lebih kuat dampaknya daripada kita harus memaksakan orang itu untuk segera bertobat. Amsal 17:17 mengatakan bahwa seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.


Memenuhi kebutuhan orang lain (Lukas 10:9)


Kita harus peka dan peduli untuk memenuhi kebutuhan orang lain. Dalam Matius 14:15-16, ketika murid-murid meminta Yesus untuk menyuruh orang banyak itu pergi untuk membeli makanan, Tuhan Yesus menjawab bahwa murid-muridlah yang harus memberi makan orang banyak itu. Dalam hal ini, awalnya murid-murid tidak memiliki kerelaan untuk memenuhi kebutuhan orang lain. Tetapi setelah Tuhan Yesus menegaskan bahwa merekalah yang harus memberi makan orang banyak itu, maka kerelaan hati murid-murid untuk memenuhi kebutuhan orang banyak itu terwujud, melalui seorang anak kecil yang memberikan lima roti dan dua ikan. Dan akhirnya mujizatpun terjadi, seluruh orang banyak itupun dapat makan, bahkan ada sisanya. Jadi, dengan memiliki kerelaan untuk memenuhi kebutuhan orang lain, dapat mendatangkan mujizat bagi banyak orang.


Memberitakan Injil


Tahapan terakhir tentang kasut kerelaan adalah memberitakan Injil. Artinya kita harus terlebih dahulu melalui tahapan sebelumnya , baru bergerak dalam tahapan memberitakan Injil. Hal ini dimaksudkan supaya kasut kerelaan kita benar-benar menghasilkan tuaian, yaitu jiwa baru yang diselamatkan.


KECAPI KERELAAN HATI UNTUK DIPROSES DAN DI DIDIK OLEH TUHAN


Kerelaan yang seperti apa yang Tuhan inginkan dari kita? yaitu:

-. Kerelaan untuk dibentuk menjadi serupa dengan Dia

-. Kerelaan untuk diajarkan prinsip-prinsip kebenaran Firman Tuhan

-. Kerela untuk melakukan FirmanNya

-. Kerelaan untuk melakukan segala sesuatu yang diperintahkan Tuhan untuk kita lakukan.


Dalam Yeremia 18:1-6 Tuhan menyuruh Yeremia untuk melihat proses pembentukan tanah liat. Hidup kita bagaikan bejana di tangan Tuhan. Kita bejananya dan Dia penjunannya.


Memisahkan kotoran dan sampah seperti kayu kecil, pasir, kerikil dari tanah itu.


Kita harus meninggalkan hidup yang lama dan segala sesuatu yang membuat hati kita keras seperti dosa dan kebiasan buruk. Tuhan ingin kita memiliki hati nurani yang lembut (Amsal 28:14) yaitu cepat melepaskan pengampunan, mudah dibentuk, tidak keras hati.


Setelah tanah dibersihkan, tanah siap dibentuk. 

Tanah itu diletakkan di atas pelarikan yang terus berputar dan berputar.


Di sini Tuhan sedang mengajarkan kita untuk tetap teguh dalam iman kita dan percaya pada waktu Tuhan. Dia sedang menguji iman kita. Tuhan akan membuat semua indah pada waktunya.


Dan setelah berputar-putar pada pelarikan, tanah itu kemudian dituang dengan air.


Air melambangkan Roh Kudus yang masuk dalam hidup kita untuk memberkati kita, mengurapi kita dan membentuk kita sehingga menjadi bejana yang mempunyai tujuan.


Setelah menuangkan air, tukang periuk akan menekan-nekan tanah itu dari bagian dalam, semakin banyak air yang dituangkan, tanah itu akan lebih padat dan terbentuklah bejana yang indah.


Ini menggambarkan Tuhan membentuk kita dari dalam. Tuhan memperbaiki hati, karakter dan cara berpikir kita. Semakin banyak kita bersekutu dengan Tuhan semakin banyak kita diubahkan. Hati yang keras adalah tempat favorit Iblis untuk berlibur. 


Dalam Kisah 7:51 dikatakan tidak bersunat hati dan telinga maksudnya memiliki telinga tapi tidak mau mendengar dan keras kepala tidak bisa menerima Roh Kudus. Matius 12:43 Iblis mencari tempat yang tandus untuk perhentian yaitu hati yang keras. Tidak mudah mengampuni orang, tidak mudah menerima pengampunan, menyimpan sakit hati, dendam, tidak bisa menerima informasi dan tak bisa melepaskan informasi.


Bejana yang sudah terbentuk kemudian dibakar dalam api.


Ketika mengalami ujian dan pencobaan, jika kita memiliki hubungan yang erat dengan Tuhan maka iman kita akan menjadi kuat. Kita tidak akan dihanguskan (Yesaya 43:2). Persekutuan kita dengan Tuhan akan menentukan kekuatan kita untuk melawan Iblis. Dengan tunduk dan patuh pada Tuhan maka Iblis pun dapat dikalahkan (Yakobus 4:6-7). Kekuatan yang berlimpah berasal dari Allah bukan dari diri kita dan ini akan terlihat saat kita memiliki hati dalam bejana tanah liat yang mudah dibentuk (2 Kor 4:7)


Mari Kita Memainkan Kecapi Kerelaan Hati dalam hidup kita



Amin


ONLY By His Grace 

Ditulis oleh Joshua Ivan Sudrajat

Jatiwangi 23 JUNI 2023

Komentar

Postingan Populer