BELAJAR DARI YUSUF AYAH YESUS

BELAJAR DARI YUSUF AYAH YESUS






Sahabat Joshua Ivan Sudrajat , Yusuf ayah Yesus, adalah salah satu tokoh Natal yang jarang sekali di-highlight atau dibahas lebih jauh. Ketimbang dengan Maria, sosok Yusuf ini lebih sedikit diekspos. Mungkin karena ia tidak terlibat banyak ketika Yesus memulai ministry-nya.


Namun, tentunya, sosok yang dipilih Tuhan untuk menjadi ayah Yesus di dunia ini adalah seorang yang istimewa. Jika tidak, tentu Bapa tidak akan mempercayakan Yusuf sebagai ayah duniawi bagi Anak yang sangat dikasihi-Nya, yaitu Yesus. Mari kita lihat lebih dalam sosok Yusuf ini. Siapakah dia dan apa yang kita bisa pelajari darinya?


Karakter seorang Yusuf, Ayah Yesus


1. Righteous (Hidup Benar)


Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. –  Matius 1:19


Dikatakan di dalam terjemahannya bahasa Inggrisnya, Yusuf dikatakan sebagai seseorang yang setia pada hukum atau faithful to the law (NIV). Di dalam terjemahan NLT, Yusuf disebut sebagai a righteous man, orang benar. Sedangkan, dalam terjemahan MEV, Yusuf dikatakan seorang yang just, yaitu adil, tepat, atau benar. 


Yusuf dipilih sebagai ayah Yesus karena dia adalah seorang yang benar di mata Tuhan. Hal ini dapat kita lihat dalam berbagai kejadian di bawah ini. 


2. Taat kepada Tuhan


Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. 


Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” – Matius 1:20-21 


KETAATAN TOTAL YUSUF


Sahabat Joshua Ivan Sudrajat Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: “Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia.” Maka Yusuf pun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir. – Matius 2:13-14


Di buku Matius, kita dapat melihat bahwa malaikat Tuhan datang lagi kepada Yusuf dan memerintahkannya untuk membawa Maria dan Yesus ke Mesir, karena Raja Herodes mau membunuh Yesus. Dan Yusuf tidak berlama-lama, malam itu juga, ia melakukan apa yang diperintahkan oleh malaikat tersebut.

Begitu juga ketika malaikat Tuhan kembali datang lagi, untuk menyuruh Yusuf kembali ke Israel, dia juga melakukannya dengan taat (Matius 2:19-21). 


Begitu juga ketika malaikat Tuhan kembali datang lagi, untuk menyuruh Yusuf kembali ke Israel, dia juga melakukannya dengan taat (Matius 2:19-21). 


Ada begitu banyak contoh ketaatan Yusuf. Bukan hanya taat kepada Tuhan, tetapi Yusuf juga taat kepada peraturan pemerintah. Ia juga mendaftarkan dirinya dan Maria untuk mengikuti sensus yang diperintahkan oleh Kaisar Agustus (Lukas 2:1-5). Yusuf juga sangat taat terhadap hukum Taurat. Di dalam Lukas 2:41 tertulis bahwa setiap tahun ia pergi ke Yerusalem pada hari raya Paskah.



Selain itu, Yusuf juga menyunat Yesus pada hari kedelapan. Ia memberi nama Anak itu Yesus, sesuai yang diperintahkan malaikat Tuhan. Ayah Yesus itu kemudian juga membawa-Nya ke Yerusalem (karena Ia anak sulung), untuk diserahkan kepada Tuhan, sesuai dengan hukum Taurat bangsa Yahudi.

Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya. Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: “Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah.” – Lukas 2:21-23

Ketaatan Yusuf begitu nyata dalam berbagai kejadian. Meskipun mungkin jalan Tuhan bukan jalan yang pernah ia bayangkan sebelumnya, ia tetap memilih untuk taat. Ia memilih untuk mengikuti rencana Tuhan dengan menikahi Maria. Ketika Yusuf diminta untuk pergi dari satu kota ke kota lain pun, dia tetap ikuti. Tentu ini adalah perjalanan yang panjang, melelahkan, dan juga membutuhkan banyak energi, waktu, serta uang. 


Berkaca kepada diri sendiri, apakah kita orang yang taat? Ketika firman Tuhan menyatakan kesalahan kita, maukah kita mengubah diri kita menjadi seperti kehendak Tuhan? Ketika kita ditegur pembimbing, dinasehati, dinyatakan kelemahan dan kesalahan kita, apakah kita mau berubah sesuai kehendak Tuhan? Mari kita belajar dari Yusuf dan memutuskan untuk menjadi orang yang taat. 


Memiliki Self- Sacrifice & Self-Control



Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya, tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus. – Matius 1:24-25

Salah satu karakter Yusuf yang bisa kita tiru adalah rela berkorban dan mengendalikan diri. Ia tidak bersetubuh dengan Maria sampai Yesus lahir. Ia mengesampingkan kepentingan pribadinya diatas kepentingan Tuhan. Berpindah-pindah dari satu kota ke kota yang lain, ke Betlehem, Mesir, Nazareth, itu pun butuh hati yang rela berkorban. 

Perjalanan panjang tersebut tentu membuat Yusuf harus mengeluarkan tenaga, waktu, dan uang. Mungkin, ia pun harus melakukan pekerjaan yang lain di kota yang baru dan beradaptasi lagi. 


Rela berkorban dan memiliki pengendalian diri merupakan buah dari hatinya yang takut akan Tuhan. Hari ini, kepentingan siapa yang lebih kita kedepankan? Keinginan siapa yang lebih kita turuti? Kepentingan dan keinginan pribadi atau Tuhan?


BERTANGGUNG JAWAB


Pada saat Yesus berusia dua belas tahun, kedua orang tuanya mengajak Yesus ke Yerusalem. Tetapi Yesus tidak ikut pulang bersama dengan kedua orang tuanya. Dan Yusuf dan Maria mencari-cari Yesus. Pada hari yang ketiga, mereka akhirnya menemukan Yesus. 

Karena mereka menyangka bahwa Ia ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan mereka. Karena mereka tidak menemukan Dia, kembalilah mereka ke Yerusalem sambil terus mencari Dia. Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. – Lukas 2:44-46


Yusuf adalah seorang yang bertanggung jawab. Sebagai ayah di bumi bagi Yesus, ia mencari ketika anaknya hilang atau tidak bersama mereka. Bayangkan mencari seorang anak selama tiga hari. 


Mereka kehilangan Yesus dalam perjalanan dari Yerusalem ke Nazaret. Menurut sebuah sumber, jarak antara Nazaret dan Yerusalem sekitar 104 km. Kehilangan anak di dalam rentang 104 km, Yusuf dan Maria mungkin tidak tahu harus mencari Yesus mulai dari sisi yang mana.

Bagi kita yang pernah ke mall dan kehilangan anak kita selama beberapa jam saja, rasanya pasti sudah stres. Bisa saja saking putus asanya, Yusuf dan Maria memutuskan untuk berhenti mencari. Bisa juga mereka berpikir, “Yesus kan sudah besar, sudah 12 tahun, biarkan saja. Nanti dia juga pulang sendiri.” Namun, meskipun demikian, Yusuf dan Maria tetap mencari hingga mereka menemukan. 


Hal ini menunjukkan betapa bertanggung jawabnya Yusuf sebagai ayah Yesus dan Maria sebagai ibunya. Selama di bumi, Yusuf benar-benar berjuang menjadi ayah yang baik bagi Yesus. Keteladanannya dapat kita tiru. 


Apa yang dipercayakan kepada kita hari ini? Suami, istri, keluarga, anak, pacar, sahabat, pekerjaan, uang, anak bimbingan, atau orang-orang yang kita pimpin? Apakah kita bertanggung jawab terhadap apapun yang sudah Tuhan berikan kepada kita?


Dengan karakter yang begitu luar biasa dari Yusuf, tidak heran kalau Bapa memilihnya sebagai ayah Yesus di dunia. Tuhan juga telah memilih kita menjadi murid-Nya. Apakah kita seorang yang hidupnya benar, taat, rela berkorban, punya pengendalian diri, dan juga bertanggung jawab? Jika belum, mari kita latih karakter-karakter Yusuf ini dalam hidup kita.


Mari Kita Belajar Tentang Tokoh-tokoh Natal


Amin


Jatiwangi 11 Desember 2023

Only By HIS GRACE


Joshua Ivan Sudrajat

Komentar

Postingan Populer