MAKNA TUJUH PERKATAAN YESUS

MAKNA TUJUH PERKATAAN TUHAN YESUS 





Apakah Tujuh Perkataan Yesus di Salib?


Pertama: Pengampunan


Yesus berkata: Ya Bapa, ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” (Lukas 23:34). 


Sahabat Joshua Ivan Sudrajat Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita bahwa prinsip pengampunan adalah mengasihi musuh.


Mendoakan dan mengharapkan pertobatan orang-orang yang sudah berbuat jahat kepada kita itulah pengampunan yang sesungguhnya. Doa Kristus di tengah-tengah ejekan yang menyalibkan Dia adalah ungkapan kasih yang tidak terbatas.


Kedua: Keselamatan


Kata Yesus kepadanya: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus” (Lukas 23:43). 


Sahabat Joshua Ivan Sudrajat Dalam bagian ini Yesus meyakinkan salah satu penjahat yang disalib bersama dengan-Nya.


Yesus menjamin orang berdosa yang bertobat dan percaya kepada-Nya, akan bersama-sama dengan Dia di Firdaus. Seruan jaminan kepastian yang diucapkan Yesus, merupakan bentuk kasih yang menyelamatkan.


Kalimat "Sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus" (Lukas 23:43) adalah janji Yesus kepada seorang penjahat yang sedang disalibkan bersama-Nya. Ini berarti bahwa setelah meninggal, penjahat tersebut akan langsung berada bersama Yesus di sorga (Firdaus), tempat yang menggambarkan kehadiran Allah. 


Penjelasan:


"Sesungguhnya":


Kata ini menegaskan kebenaran janji Yesus, bahwa ini adalah hal yang pasti terjadi. 


"Hari ini juga":


Menunjukkan bahwa janji ini akan segera direalisasikan, yaitu setelah kematian penjahat tersebut. 


"Engkau akan ada bersama-sama dengan Aku": 

Menjelaskan bahwa penjahat tersebut akan berada dalam kehadiran Yesus di sorga. 


"Di dalam Firdaus": 

Firdaus dalam konteks ini adalah sinonim untuk sorga, tempat yang ditujukan untuk mereka yang percaya pada Yesus. 


Tafsir:

Kalimat ini menunjukkan bahwa:


1. Keselamatan melalui iman:Penjahat tersebut menemukan keselamatan bukan karena perbuatannya yang baik, tetapi karena iman dan pengampunan yang diberikan Yesus. 

2. Kekuatan pengampunan:Meskipun seorang penjahat, ia tetap dapat menemukan tempat di sorga melalui pengampunan dan rahmat Yesus. 

3. Janji yang pasti:Yesus menjamin bahwa setelah kematian, orang yang percaya akan langsung berada bersama-Nya di sorga. 

4. Harapan bagi yang mati:Kalimat ini memberikan harapan bagi setiap orang yang percaya, bahwa setelah kematian mereka akan berada bersama Yesus di sorga. 


Ketiga: Kasih


Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada Ibu-Nya: “Ibu, Inilah anakmu! Inilah ibumu!” (Yohanes 19:26-27).


Yesus adalah Tuhan yang peduli terhadap penderitaan umat-Nya. Umat Tuhan yang sungguh-sungguh mengasihi Yesus haruslah demikian. Yaitu, Mengasihi sesama.


Keempat: Penderitaan Rohani


Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: Eloi, Eloi lama sabkhtani?” Yang berarti: “Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Markus 15:34).


Sahabat Joshua Ivan Sudrajat Seruan ini mengajarkan mengenai kuasa dosa yang dahsyat sehingga Bapa merelakan Anak-Nya yang sangat Ia kasihi, memikul beban dosa tanpa pertolongan dan perlindungan Allah.



Kelima: Penderitaan Jasmani


Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia — supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci : “Aku haus!” (Yohanes 19:28).


Sahabat Joshua Ivan Ungkapan ini satu-satunya yang berhubungan dengan kesakitan jasmani yang Ia ucapkan dari atas kayu salib.

Rasa haus Yesus menunjukkan bahwa Ia benar-benar manusia. Yesus adalah sumber Air Hidup. Namun, Ia rela menderita agar dapat menyelamat


Keenam: Kemenangan


Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: “Sudah selesai.” Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya” (Yohanes 19:30).


Sahabat Joshua Ivan Sudrajat Ucapan ini bukanlah teriakan kekalahan. Namun, merupakan teriakan kemenangan.

Ketaatan Yesus kepada kehendak Bapa hingga akhir hidup-Nya menandakan kasih yang begitu besar bagi manusia. Sesungguhnya inilah kasih yang taat sampai mati.


Dalam Alkitab, "sudah selesai" (dalam bahasa Yunani: tetelestai) memiliki arti yang mendalam dan signifikan. Kata ini, yang seringkali diterjemahkan sebagai "lunas", "terlaksana", atau "terpenuhi", merujuk pada penyelesaian pekerjaan keselamatan yang dilakukan oleh Yesus Kristus di atas kayu salib. Kata ini bukan hanya menandakan berakhirnya penderitaan Yesus, tetapi juga menandakan penyelesaian tugas penebusan manusia dari dosa, sehingga mereka dapat memiliki hubungan kembali dengan Allah. 


Penyelesaian Tugas Penebusan:


"Sudah selesai" menunjukkan bahwa Yesus telah menyelesaikan pekerjaan keselamatan yang diperlukan untuk menebus dosa manusia. Dia telah membayar harga dosa kita melalui pengorbanannya di atas kayu salib. 


Kemenangan atas Dosa dan Kematian:

Ucapan "sudah selesai" juga menyiratkan kemenangan Kristus atas dosa dan kematian. Kematian-Nya di salib bukan merupakan kekalahan, melainkan sebuah kemenangan yang membebaskan manusia dari hukuman dosa dan membuka jalan bagi kehidupan kekal. 


Rekonsiliasi dengan Allah:

Melalui pekerjaan Kristus yang sudah selesai, manusia dapat kembali berdamai dengan Allah. Jembatan yang pernah terputus karena dosa telah dibangun kembali, dan sekarang kita dapat memiliki hubungan dengan Allah melalui iman kepada Kristus. 


Tidak Ada Pekerjaan Tambahan:

"Sudah selesai" juga menunjukkan bahwa kita tidak perlu melakukan apa pun untuk mendapatkan keselamatan. Pekerjaan penebusan telah selesai sepenuhnya oleh Kristus, dan kita hanya perlu menerima kasih karunia-Nya melalui iman. 


Ketujuh: Penyerahan


Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.” Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya” (Lukas 23:46).


Ucapan terakhir Yesus menjelang kematian-Nya merupakan sebuah doa.

Dalam doa-Nya mengajarkan kepada kita bagaimana menghadapi kematian. Bentuk kasih yang penuh dalam penyerahan total kepada Allah.


Kalimat "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku" dalam Alkitab, khususnya yang diucapkan Yesus di kayu salib (Lukas 23:46), memiliki makna yang mendalam tentang penyerahan diri, kepercayaan, dan ketaatan kepada Bapa. Ini menunjukkan bahwa Yesus sepenuhnya menyerahkan hidup dan jiwanya ke dalam tangan Allah, percaya bahwa Ia akan diperlakukan dengan kasih dan keadilan. 


Berikut adalah beberapa aspek penting dari makna kalimat ini:


Penyerahan diri dan kepercayaan:


Yesus tidak hanya menyerahkan nyawanya, tetapi juga hidupnya sepenuhnya kepada Bapa. Ia percaya bahwa Bapa akan menjaga dan merawatnya, bahkan di tengah penderitaan dan kematian. 


Ketaatan dan kasih yang sempurna:


Dengan menyerahkan nyawanya, Yesus menunjukkan ketaatan yang sempurna kepada kehendak Bapa. Ini adalah tindakan kasih yang luar biasa, karena Ia menyerahkan diri-Nya demi keselamatan manusia. 


Harapan dan keyakinan akan kebangkitan:


Meskipun Yesus mati, ia tidak takut akan kematian. Ia tahu bahwa Ia akan bangkit kembali, dan bahwa kebangkitan-Nya akan membuktikan kasih dan kuasa Bapa. 


Contoh bagi orang percaya:Ucapan ini menjadi contoh bagi orang percaya untuk menyerahkan diri mereka kepada Tuhan dalam segala keadaan, baik dalam suka maupun duka, dan untuk percaya bahwa Tuhan akan menjaga dan memelihara mereka. 

Singkatnya, "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku" adalah ungkapan iman dan penyerahan diri yang penuh kepercayaan, ketaatan, dan harapan kepada Bapa, yang juga menjadi contoh bagi orang percaya untuk hidup dalam iman dan penyerahan kepada Tuhan. 


Tujuh ungkapan Yesus di salib Golgota mencakup seluruh pengajaran tentang kasih Allah kepada umat-Nya. Kasih tanpa syarat yang Kristus sudah buktikan dengan ucapan-Nya di kayu salib menjadi perenungan yang sangat penting bagi kita. Marilah kita mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama seperti yang Kristus sudah lakukan bagi kita.


Tuhan Yesus memberkati 


Jatiwangi 20 April 2025

Only By His Grace 


Joshua Ivan Sudrajat 

Komentar

Postingan Populer