KESAKSIAN IBU IIN TJIPTO PURNOMO UMUR SEPULUH TAHUN
DUA KERA
KESAKSIAN IBU IIN UMUR SEPULUH TAHUN
Markus 5:35-36 (TB) Ketika Yesus masih berbicara datanglah orang dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata: "Anakmu sudah mati, apa perlunya lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru?"
Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat: "Jangan takut, percaya saja!"
Pada saat mereka telah pindah di jalan Gatot Subroto, Drg. Yusak Tjipto membuka prakteknya di jalan Cihampelas. Waktu itu lin berusia 10 tahun dan saat liburan sekolah, mereka berlibur di Jawa Barat dan berenang di Linggarjati.
Seseorang telah memperingatkan mereka bahwa kolam tempat mereka berwisata bukanlah kolam biasa. Orang-orang di sana memiliki kepercayaan bahwa siapa pun juga yang bisa melihat seekor ikan mas besar di dalam kolam itu, apa pun keinginannya akan terkabul. Tentunya mereka tahu bahwa hal itu adalah manifestasi dari kuasa gelap. Namun agaknya peringatan itu tidaklah terlalu diperhatikan. Saat lin masuk ke kolam itu, ia bukan hanya melihat ikan yang dimaksud, bahkan ikan itu dikejar-kejarnya. Di situlah serangan kuasa gelap terjadi.
Tetapi saat itu tidak satu pun yang menyadarinya, termasuk ayahnya sendiri. Sepulang dari liburan, ia demam tinggi, sehingga suhu badannya mencapai 41°C. Dicobanya dengan berbagai obat untuk menurunkan panasnya, tetapi tidak ada hasil apa pun. Juga obat yang dari dokter spesialis anak tidak membuahkan hasil. Setelah sekitar 10 hari kondisi anaknya tetap tidak ada perubahan, dibawanya ke seorang dokter spesialis, temannya.
Saat itu dokter tersebut berkata bahwa lin menderita peradangan selaput otak. Masa itu tidak ada obat untuk penyakit tersebut. Bahkan dokter berkata bahwa tak lama kemudian anak tersebut akan menjadi buta dan tuli. Kemudian akan menjadi idiot atau mati. Dan nampaknya hal itu benar-benar akan terjadi. Karena hari yang sama tiba-tiba lin berkata: "Lho, Pah... lampunya ko dimatikan?"
Saat itu ia sadar bahwa kemungkinan lin sudah buta, Mereka sehati berdoa, dan Tuhan berbicara lewat Nany, adiknya, yang kala itu tinggal bersama keluarganya: "Stop semua obat. hanya dengan doa puasa, anak itu akan sembuh."
Segera semua pemberian obat dihentikan. Mereka hanya berharap kepada Tuhan. Dan sekalipun demikian, tiap hari ia masih menjalankan tugasnya sebagai Wakil Direktur Sekolah Perawat. Sedang isterinya menunggui putrinya di rumah. Setiap hari banyak orang berdatangan untuk menengok keadaan anak itu, sambil mendoakan dan memberikan banyak saran.
Dan hampir semuanya mempertanyakan keputusan yang diambil kedua orang tua lin. "Mengapa tidak diberi obat, kan kasihan? Obat kan juga dari Tuhan? Iman ya iman, tapi jangan begitu.....": demikian komentar yang setiap hari harus didengar. Sekalipun sangat tertekan, si isteri tetap pada pendirian yang mereka percayai.
Akibatnya tidak sedikit yang menuduhnya sebagai orang tua yang kejam, yang membiarkan anaknya sendiri sengsara. Sampai-sampai seorang temannya yang begitu iba hatinya melihat penderitaan lin, berencana untuk membawa secara diam-diam anak tersebut ke rumah sakit.
Akan tetapi sebelum semuanya itu terjadi, Tuhan telah melakukan suatu karya yang amat heran.
Hari itu ketika hamba-Nya ini masih di rumah sakit tempatnya bekerja, ia mendengar seperti suara yang berulang-ulang berkata: "Anakmu mati, anakmu mati, anakmu mati!"
"Anakku mati ya biar!": katanya dalam hati.
"Sekalipun Tuhan yang menyuruh menghentikan obat dan berjanji akan menyembuhkannya, tetapi kalau ternyata Tuhan tetap akan mengambil lin, itu merupakan hak-Nya. Tetap itu adalah kasih karunia-Nya. Hak Tuhan untuk mematikan, menyembuhkan dan menghidupkan, semuanya hak Tuhan! Saya percaya Firman Tuhan ya dan amin. Apa pun yang terjadi Tuhan sanggup melakukan segala perkara!"
Kembali pengalaman yang mirip pengalaman Gunung Moria terulang dalam hidupnya. Imannya benar-benar mendapat ujian yang dahsyat. Jeram yang tak bersahabat itu harus dilewatinya lagi. Untuk membuatnya menjadi kuat dan perkasa.
Saat ia pulang ke rumah, dilihatnya ayah dan istrinya dalam keadaan kebingungan. Rupanya lin berkali-kali berkata kepada mereka dengan lirih: "Aku mau pulang, aku mau pulang, ke Sorga, ke Sorga..." Bahkan ia minta diturunkan ke lantai.
Waktu itu di antara masyarakat yang ada mereka percaya kalau ada orang akan mati, ada yang minta diturunkan menginjak lantai. Akibatnya apa yang lin minta ditafsir sebagai tanda menjelang kematiannya.
Namun ketika Drg. Yusak tiba di rumah, justru bertanya: "Sudah mati?"
Mendengar itu si ayah begitu marah: "Bapak gila! anaknya minta pulang justru dikatakan sudah mati!"
Hidup Bergaul Karib Dengan Juhan (Bag. 2)
"Maaf...": selanya.
"Sebab tadi di Rumah sakit berkali-kali aku mendengar suara: anakmu mati, anakmu mati....."
Tanpa membuang waktu, ia segera masuk ke kamar Dimintanya semua yang ada di sana untuk keluar, karena ia ingin sendirian dengan putrinya. Ia berusaha berbicara dengan anaknya. Dengan suara keras ia mencoba berkomunikasi dengan putrinya yang sudah hampir-hampir tidak dapat mendengar itu.
"Kamu maunya bagaimana, Nik..?"
"Aku mau pulang, aku mau pulang Papa."
"Ya... ya... pulang ya pulang. Mari Papa antar kamu pulang. Ayo kita berdoa."
Kejadian yang dramatis itu berlangsung sekitar pukul tiga sore. Ternyata ketika dalam doa itulah, anak tersebut bertemu dengan Tuhan Yesus dan setan. Drg. Yusak bisa mengenalinya melalui penggalan-penggalan dialog yang keluar dari mulut putrinya itu.
"Tuhan, Sorga enak? kalau enak aku mau pulang saja..."
Namun beberapa saat ia berkata lagi: "Tidak! Tuhan baik, Tuhan baik, Tuhan tidak jahat!"
Ayahnya segera tahu bahwa yang terakhir tadi putrinya bicara dengan setan. Selang beberapa saat, lin akhirnya berkata: "Oh, aku disuruh pulang lagi Tuhan, tidak jadi Engkau panggil?"
Lalu hamba-Nya itu segera berkata: "Tuhan, kalau Engkau kembalikan hidup lin, berikan ia kesembuhan yang sempurna dan tidak ada kelainan apa pun. Dan aku minta jaminan agar lin sampai akhir hidupnya nanti tidak murtad dan masuk Sorga. Aku persembahkan hidupnya kepada-Mu."
Agaknya hamba Tuhan ini menyadari benar bahwa lebih baik mengikuti kehendak Tuhan yang sempurna daripada memaksa Tuhan mengikuti kehendaknya sendiri. Bukankah Raja Hizkia pernah mengalami hal serupa. Ketika ia berhasil membuat Tuhan mengubah keputusan-Nya sehingga terkabul keinginannya, hasilnya justru amat mengerikan. Paling tidak sepuluh macam bencana, kesulitan dan kehancuran yang menjadi akibat dari perpanjangan umurnya. Dan akhirnya, sekalipun ditunda, kematian tetap akhirnya datang juga. Penundaan seperti itu tidak membatalkan apa pun.
Setelah ia berdoa demikian, Tuhan tetap diam. Tetapi la berbicara melalui keadaan yang berubah. Iin dilihatnya telah tertidur lelap. la segera keluar dan diberitahukannya apa yang ia alami. Sekalipun Tuhan tidak berbicara apa pun, namun ia tahu bahwa anaknya pasti sembuh.
lin sendiri tidur hingga pukul sebelas malam dan Tuhan berkata: "Semua berdoa karena saat ini Aku mau bertindak!"
Keluarga itu segera berdoa hingga pukul dua pagi. Saat itu, Tuhan membuka mata hamba-Nya ini, dan dilihatnya setan dengan wujud dua ekor kera ada di dada lin.
"Oh, ada setan berujud dua ekor kera di dada lin": katanya.
Dalam Nama Tuhan Yesus, keluar engkau setan!!"
Kedua roh itu keluar, tetapi menempel di punggung isterinya. Isterinya itu berteriak: "Setannya nempel d punggung saya"
"Ya, aku lihat... He! kamu setan, tidak boleh kamu di situ, keluar!!"
Setan itu pun lari ke kamar sebelah. Segera ia menghardiknya: "Tidak boleh kamu berada di rumah ini. Dari mana asalmu?!"
"Dari Linggarjati, Cirebon": kata setan itu.
"Pulang ke tempat asalmu!": perintahnya.
Saat setan itu pergi, lin pun membuka matanya dan sadar kembali. la bangun dan terkejut: "Lho, ada apa koq kumpul di sini?"
"Kamu sakit, Nik...": jelasnya.
"Aku lapar Papa, minta makan."
Iin bisa melihat kembali, bisa mendengar dan berbicara hanya masih terlalu lemah untuk berjalan. Keesokan harinya anak itu telah sehat sempurna dan bisa berjalan kembali. Yang lucu adalah hari itu teman yang berniat membawa lin dengan diam-diam ke Rumah Sakit datang ke rumah mereka. la sangat terkejut melihat lin telah sembuh. Sungguh Tuhan adalah Allah yang ajaib.
"Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya. Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan mela-wan tipu muslihat Iblis; karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara."
Efesus 6:10-12
Halaman 12-19
Hidup Bergaul Dengan Tuhan
Bagian 2
Media Injil Kerajaan
Komentar
Posting Komentar