MUTIARA DI TANGAN TUHAN
MUTIARA DI TANGAN TUHAN
KAMIS 1 MEI 2025
PERFECT SHALOM
Matius 13:45-46:
Perumpamaan ini menggambarkan Kerajaan Surga seperti seorang pedagang yang mencari mutiara indah. Setelah menemukan mutiara yang sangat berharga, ia menjual segalanya untuk membelinya. Ini menunjukkan bahwa setiap individu memiliki nilai yang sangat tinggi di mata Tuhan dan Dia rela melakukan apa saja untuk mendapatkan mereka.
Yesaya 43:4:
Ayat ini menyatakan bahwa "karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau." Ayat ini menekankan bahwa setiap orang memiliki nilai yang berharga di mata Tuhan, dan Dia mengasihi setiap orang tanpa terkecuali.
Sahabat Joshua Ivan Sudrajat Mutiara di tangan Tuhan juga dapat diartikan sebagai simbol dari:
Keunikan: Setiap orang diciptakan unik dan memiliki bakat serta potensi yang berbeda.
Nilai: Setiap orang memiliki nilai dan makna yang berharga di mata Tuhan.
Harapan: Tuhan memiliki rencana indah untuk setiap individu dan ingin mereka menemukan kebahagiaan dan tujuan hidup.
Mutiara dan Kota Surgawi
Sahabat Joshua Ivan Sudrajat Bagaimana jika Tuhan menciptakan tiram Mutiara untuk terus-menerus memerankan kembali kisah Injil? Bagaimana jika semua mutiara menunjuk kepada Yesus, tiram sejati yang dikorbankan agar kita dapat diubah dari objek murka menjadi objek belas kasihan (Roma 9:22–24)? Yesus di salib agar kita dapat dibasuh dalam darah-Nya dan dilapisi dengan lapisan demi lapisan kasih karunia Tuhan. Penderitaan Anak Domba menciptakan gerbang bagi kita untuk memasuki kerajaan surga, yang tidak dapat dimasuki tanpa menerima pesan tentang kehancuran. Melalui metafora dalam mutiara, kita dapat melihat umat Tuhan ditampilkan dan dimuliakan dalam kelemahan sementara diselimuti keindahan Tuhan yang hidup kekal di surga.
Ada petunjuk lain tentang Injil yang mengelilingi kota surgawi. Perhatikan fondasi yang dihiasi dengan 12 batu permata. Ketika digali dari tanah, fondasi itu tidak lain hanyalah batu-batu biasa yang kusam. Hanya melalui pemotongan, penggilingan, dan pemolesan yang cermat di tangan seorang seniman, batu-batu berharga ini dapat berkilau dengan warna-warna yang sangat indah. Allah senang dengan hasil karya-Nya dengan membuat permata-permata yang indah dari pecahan-pecahan. Seperti 12 pintu gerbang dan 12 batu permata, umat Allah dapat dianggap diwakili oleh angka 12 dalam ukuran tembok-tembok surga. Malaikat itu "mengukur kota itu dengan tongkat itu dan mendapati panjangnya dua belas ribu stadia, dan lebarnya sama tingginya dengan panjangnya. Dan sudut itu mengukur tembok itu dengan ukuran manusia, dan tebalnya seratus empat puluh empat hasta" (Wahyu 21:16–17).
Kita, umat Allah, terwakili di gerbang-gerbang, fondasi-fondasi, dan tembok-tembok surga. Kita adalah Kota Suci, mempelai Kristus, yang selamanya menunjuk dan memperlihatkan kemuliaan Allah melalui Injil Kristus. “’Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba.’ Lalu ia membawa aku dalam roh ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah. Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah” (Wahyu 21:9–11).
Melalui gerbang-gerbang mutiara dan kota surga, kita melihat hasil akhir Injil yang bekerja dengan kuat dalam hidup kita dan sekilas keindahan serta nilai kita di mata Allah.
Mutiara mengarahkan kita kepada Kristus
Kerajaan surga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, ia pun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu” (Matius 13:45–46).
Sahabat Joshua Ivan Sudrajat Beranikah kita membayangkan bahwa kita bisa menjadi mutiara yang sangat berharga? Mungkinkah Kristus menyerahkan semua yang dimilikinya untuk membeli kita? Dapatkah kita membayangkan bahwa rasa sakit dan penderitaan pada akhirnya menunjuk pada dasar-dasar pembangunan surga itu sendiri? “Dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa” (Wahyu 5:9).
Mutiara Surga dibeli dengan darah Sang Pedagang itu sendiri. Mahkota keindahan surga dapat ditemukan dalam diri Anak Domba yang disembelih, di atas takhta Allah yang mulia. Cahaya pelangi menyelimuti takhta ini, membelokkan dan memecah cahaya putih menjadi semua warna pelangi (Wahyu 4:3). Warna-warni mutiara juga menciptakan efek pelangi, dan merupakan satu lagi pantulan keindahan Anak Domba yang terpecah-pecah!
Tuhan Yesus memberkati
Jatiwangi 1 Mei 2025
Only By HIS GRACE
Joshua Ivan Sudrajat
Komentar
Posting Komentar