Penyembahan Yang Berkenan
Penyembahan yang Berkenan
Saat
kita datang menghadap ke hadirat Tuhan dengan hasrat dan gelora, maka Ia akan
menyambut kita dengan hasrat dan gelora yang lebih besar dari apa yang pernah
kita bisa pikirkan.
Saya
beritahu anda bahwa cara penyembahan anda kepada Tuhan akan menentukan sebesar
apakah level kita di hapadan Tuhan, semakin tinggi atau malah sebaliknya.
Penyembahan juga akan menentukan apakah kita akan semakin dikenal oleh Tuhan
dan mendapatkan perkenanan-Nya setiap saat. Penyembahan akan membawa kita
ditarik semakin dekat ke hadapan tahta kemuliaan-Nya.
Lukas 7:36-38
Seorang Farisi mengundang Yesus untuk
datang makan di rumahnya. Yesus datang ke rumah orang Farisi itu, lalu duduk
makan. Di kota itu ada seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa.
Ketika perempuan itu mendengar, bahwa Yesus sedang makan di rumah orang Farisi
itu, datanglah ia membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi. Sambil
menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi
kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia
mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu.
Penyembahan yang dilakukan perempuan ini sangat menggetarkan hati Yesus. Sebuah penyembahan yang tulus dan penuh kerinduan membuat hati Yesus tidak tahan.
Jika
kita membaca seluruh kisah ini secara lengkap, kita akan menemui dua sifat
manusia yang sangat berbeda, yakni Simon dan perempuan tersebut.
Simon
mengundang Yesus ke rumahnya, karena dia mengharapkan sesuatu dari Yesus, namun
undangan yang dilakukan Simon sangat tidak sesuai dengan kebiasaan yang terjadi
pada zaman itu. Pada zaman dulu ada kebiasaan orang-orang Yahudi dalam
menyambut tamu istimewanya. Jika mereka mengundang seorang ke rumahnya, maka
hal yang pertama diterima oleh si tamu adalah penyambutan. Penyambutan tersebut
berupa: Si pemilik rumah tersebut akan menempatkan seorang budaknya di depan
pintu, dan pada saat tamu tersebut datang, budak tersebut akan membasuh kakinya
dan membersihkannya. Kemudian setelah bersih dari semua kotoran dan debu dari
kaki tamu tersebut, maka si pemilik rumah akan memberikan pelukan hangat dan
ciuman di pipi si tamu, barulah mereka akan masuk bersama ke ruang jamuan
makan.
Hal
inilah yang tidak dilakukan Simon pada saat ia mengundang Yesus ke rumahnya.
Simon melupakan hal terpenting! Ia tidak menganggap bahwa Yesus adalah tamu
istimewa sehingga ia memperlakukan Yesus biasa saja.
Dalam
hal inilah; perempuan itu mengambil bagian yanag seharusnya menjadi bagian
Simon. Perempuan itu melayani dan menyambut Yesus melebihi standar yang ada. Ia
memperlakukan Yesus bukan hanya istimewa tapi ia melakukan sebuah penyembahan.
Lukas 7:44-49
Dan sambil berpaling kepada perempuan
itu, Ia berkata kepada Simon: "Engkau lihat perempuan ini? Aku masuk ke
rumahmu, namun engkau tidak memberikan Aku air untuk membasuh kaki-Ku, tetapi
dia membasahi kaki-Ku dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya. Engkau
tidak mencium Aku, tetapi sejak Aku masuk ia tiada henti-hentinya mencium
kaki-Ku. Engkau tidak meminyaki kepala-Ku dengan minyak, tetapi dia meminyaki
kaki-Ku dengan minyak wangi. Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang
banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang
yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih." Lalu Ia berkata
kepada perempuan itu: "Dosamu telah diampuni." Dan mereka, yang duduk
makan bersama Dia, berpikir dalam hati mereka: "Siapakah Ia ini, sehingga
Ia dapat mengampuni dosa?"
Komentar
Posting Komentar