Ev. Yusak Tjipto: "Tinggal Dua Bulan Lagi, Bertahanlah."
Ev. Yusak Tjipto: "Tinggal Dua Bulan Lagi, Bertahanlah."
Kalau kita sedang sehat, nyaman, diberkati maka kita bisa berkata bahwa 
Tuhan baik. Tetapi bisakah kalau dalam keadaan susah, sakit, 
penderitaan, kita tetap berkata: "Tuhan baik"?
Di Inggris (September lalu) waktu semua pelayanan sudah selesai, saat 
Ev. Yusak sedang berdoa, Tuhan tiba-tiba datang, tepat pada hari raya 
Yom Kippur, hari dimana Imam Besar menghadap di ruang maha kudus.
Ev. Yusak berkata, "Aku sudah capek, ndak kuat lagi. Biar si Agung saja yang melanjutkan." Lalu Tuhan malah membalas, "Selama ini apa yang Aku sudah lakukan untukmu & anak-anak-Ku di Bahtera ini?"
 Sebelumnya ada pendoa dari Jakarta telepon Ev. Iin dan berkata bahwa 
dia melihat Tuhan menemui Pdt. Petrus Agung dan yang lainnya, dan pendoa
 ini berpesan pada Ev. Yusak agar jangan ngomong sembarangan. Jadi ternyata perkataan "capek & ndak kuat" itu adalah SALAH karena membatasi kuasa Tuhan 
Dulu Tuhan ajar Ev. Yusak bahwa ketika kita sudah menyelesaikan segala 
sesuatu, jangan melihat hasil karena bisa membuat bangga jika berhasil 
ataupun bisa membuat kecewa jika gagal. Tetapi Tuhan berkata yang lain, "Semua ini pekerjaan-Ku yang telah Aku kerjakan untukmu, lihat & nikmatilah semuanya."
Ayah dari Ev. Yusak lapor ke Tuhan mengapa Tuhan memberkati & 
menyayangi Ev. Yusak demikian, sedangkan  hamba-hamba Tuhan yang di 
pedesaan, yang lebih membutuhkan tapi tidak diberkati sebanyak Ev. 
Yusak. Dalam hal ini ayahnya jauh lebih mengandalkan pengertiannya 
sendiri daripada berusaha mencari kehendak Tuhan, termasuk pandangannya 
tentang cara Tuhan berbicara, karena baginya Tuhan tidak pernah bisa 
berbicara langsung seperti dulu yang pernah dilakukan-Nya di zaman 
Perjanjian Lama. Hingga pada suatu saat dia berdoa untuk semua anak 
cucunya, tiba-tiba ada suara berkata, "Berhenti sembahyang!"
 Namun suara itu ditengkingnya, hingga tiga kali Tuhan nyatakan secara 
audible barulah ia berhenti, menuruti perintah-Nya untuk menemui anak 
perempuannya yang ternyata selang beberapa menit kemudian berpulang ke 
Sorga di pangkuan ayahnya. Kemuliaan Tuhan merahasiakan sesuatu, siapa 
yang tahu kalau Tuhan suruh berhenti sembahyang ternyata untuk 
mengantarkan anaknya sebelum berpulang.
Tiap-tiap pribadi kita sudah punya jatah dan kasih karunia Tuhan masing-masing. Hari ini Tuhan bilang, "Jangan
 tertipu setan, sebab apa yang Aku sudah lakukan, anak-anak-Ku terimanya
 salah. Lihat pengorbanan-Ku di atas kayu salib. Tetapi anak-anak-Ku 
terimanya bahwa semua sudah tidak usah menderita apa-apa, itu hampir 
sama dengan teori kelimpahan yang salah." Setan memutar balik fakta bahwa kita ndak
 usah lagi menderita & berperang lagi. Setan selalu menyodorkan yang
 enak-enak seperti saat Yesus dicobai, Yesus kalau lapar tinggal pakai 
kuasa saja untuk mengubah batu jadi roti.
Suatu saat Ev. Yusak menginap di sebuah kamar hotel, namun merasakan 
suasana atau atmosfernya sangat tidak enak. Ternyata Tuhan berkata bahwa
 di pojok ranjang ada setan yang berperawakan gundul. Setelah berdoa, 
Roh Kudus tidak suruh tengking atau mengusir, tapi suruh omongi saja. 
Ev. Yusak ngomongi ke setan, "Aku pinjam kamarmu 1-2 hari saja, kalau 
kamu tidak mau pergi, ya di sini aja jagain aku yah." Setan yang merasa 
serba salah berkata, "Enak saja saya harus jagain kamu, tidak sudi!" 
Lalu setannya pergi sendiri. Situasi dan strategi seperti ini, siapa 
yang bisa memahami jika bukan selalu bersandar kepada Tuhan dengan 
selalu berkonsultasi dengan Roh Kudus?
Saat ini setan menipu bahwa di dalam dunia harusnya tidak menderita padahal firman berkata, "Semuanya
 itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. 
Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku 
telah mengalahkan dunia. " - Yohanes 16:33. Jadi kita disuruh 
percaya saja jika dalam penderitaan di dunia karena Tuhan memang 
mengijinkan dalam batas-batas-Nya. Kalau kita diberi kelimpahan kita 
harus punya sikap bahwa seharusnya kita ndak punya apa-apa tetapi karena kasih setia-Nya maka kita bisa menikmatinya, itu anugrah-Nya yang limpah
Kalau ada pengajaran yang mengatakan bahwa karena semua sudah dibayar Yesus maka ndak usah menderita, ndak usah kerja, percaya saja, tetap saja ndak akan bisa mengucap syukur karena pada dasarnya manusia ndak pernah puas seperti bangsa Israel ndak
 usah kerja dapat manna tiap hari tetap saja mengomel dan akhirnya tidak
 dikenan untuk masuk Tanah Perjanjian Kanaan. Maka kalau kita terima 
firman, hadapkan ke Roh Kudus.
Kerja setan itu hanya mendorong & menghambat, kalau kita rohani dan 
menggebu-gebu di dorong sehingga terlalu rohani & sombong & 
mendahului Tuhan, seperti Ev. Yusak mengeluh capek dan ingin 
berhenti. Itu salah karena berarti itu menentapkan langkahnya 
sendiri. Maka dari itu kalau kita sedang menghadapi yang ndak enak setan akan menekan bahwa Tuhan ndak
 sayang kamu. Jadi kalau kita terima firman apapun jangan dikembangkan 
sendiri menurut pikiran kita tetapi hadapkan ke Roh Kudus sebab dia yang
 mengerti maksud-Nya.
Tuhan kalau janji tidak selalu spektakuler penggenapannya, tetapi tidak 
mudah juga menerimanya, contoh seperti Tanah Kanaan dijanjikan, tetapi 
masuknya tetap tidak mudah, harus dengan berperang, tetapi perangnya 
juga dengan bantuan Tuhan dan harus sesuai perintah dan petunjuk Tuhan 
selangkah demi selangkah. Seperti saat menghadapi tembok Yerikho, tiap 
hari kelilingi satu kali selama enam hari, di hari ke-7 kelilingi tujuh 
kali dengan diakhiri dengan sorak sorai dan bunyi alat-alat musik dan 
temboknya roboh sendiri. 
"Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang 
Mahakudus, Allah Israel: 'Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan 
diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu.'" - 
Yesaya 30:15. Ini yang dikehendaki Tuhan (nggelinding wae). Tetapi
 orang juga bisa terima salah, diam saja sama sekali diartikan tidak 
bekerja sama sekali. Itu namanya mengolah firman dengan pengertiannya 
sendiri. Padahal bertobat itu tidak diam, tetapi menyadari kelemahan, 
ketidakmampuan kita, kita tidak lebih daripada seekor ulat.  Kalau Tuhan
 suruh kerja orang terimanya kerja keras tanpa tanya Tuhan lagi, ini 
juga salah. Tinggal diam bukan sama sekali tidak kerja apa-apa, 
melainkan roh, jiwa dan tubuh tinggal diam di dalam Dia dan bertindak 
hanya sesuai dengan kehendak-Nya.
Pengajaran zaman sekarang ada yang mengajarkan tidak usah menderita 
apa-apa karena Tuhan sudah bayar semua di kayu salib. Padahal Tuhan 
berkata bahwa kesukaran sehari cukup sehari, Tuhan yang akan selesaikan 
bagian-Nya juga. Jangan kita hidup berdasarkan perasaan, mata & 
telinga tetapi hidup dengan percaya, Tuhan akan sediakan semua, tetapi 
jalannya bukan seperti jalan kita, tetaplah bertahan & percaya!
Dari Pdt. Petrus Agung Purnomo:
"Pandanglah burung- burung di langit, yang
 tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam 
lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu 
jauh melebihi burung- burung itu?" - Matius 6:26. Jadi kalau kita
 tidak menabur, kita juga tidak menuai. Juga tidak mengumpulkan bekal di
 dalam lumbung. Tetapi kita ini jauh melebihi burung-burung, jadi kita 
ini bukan level kelimpahan burung-burung tidak menabur, tidak menuai, 
& tidak mengumpulkan bekal.
Paulus menerima anugrah makin besar justru dia bekerja makin keras: "Tetapi
 karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan
 kasih karunia yang dianugerahkan- Nya kepadaku tidak sia- sia. 
Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi
 bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku." - 1 
Korintus 15:10.
Mari tetap percaya janji-Nya 6 bulan dari Juni ke Desember 2012 ini 
pasti digenapi, ada terobosan demi terobosan yang terjadi dalam hidup 
kita. Amin.





Thanks pak
BalasHapusAmin..
BalasHapusAmin
BalasHapus