Di Kaki Sang Raja
Di Kaki Sang Raja
Suatu pagi dalam saat teduh (Feb. 19, 2013), saya digerakkan Tuhan
untuk mempelajari tentang Maria dan Martha. Saya tidak tahu kenapa, tapi
yang jelas di dalam roh saya terdengar seperti itu. Kita pasti sudah
sering mendengar kisah dua tokoh perempuan ini. Sayapun sudah tahu betul
ceritanya seperti apa. Tapi saya sadar pewahyuan dan rhema itu selalu
segar "fresh from the oven", jadi saya tetap meminta Roh Kudus mengajari saya, dengan telinga seorang murid, meski saya sudah tahu.
Saya mulai buka ayat-ayat Alkitab yang berhubungan dengan kedua tokoh ini di kitab Injil.
Waktu
saya membaca, tiba-tiba Roh Kudus buka mata saya dan melihat perbedaan
mencolok kedua tokoh ini. Bukan karena sekedar Martha sibuk melayani dan
maria duduk diam dikaki Tuhan, tapi ada hal lain yang saya lihat, yaitu
perbedaan respon Yesus terhadap perkataan kedua wanita ini.
Yohanes 11:1-44
Mari kita lihat perbedaannya:
1. Martha.
Dia berkata pada Yesus: "Tuhan sekiranya Engkau ada disini, saudaraku pasti tidak mati." (ayat 21)
Jawab Yesus: "Saudaramu akan bangkit." To the point sekali jawaban Yesus. Namun Dia tidak langsung bereaksi dan membangkitkan Lazarus saat itu juga. Ia masih tetap stay (berada) ditempat Marta menjumpai Dia (ayat 30)
2. Maria.
Lalu
Martha pergi memberitahu saudaranya Maria bahwa Yesus sudah datang dan
Ia memanggilnya. Maria segera bangkit dan menemui Yesus. Ketika dia
melihat Yesus, tersungkurlah dia didepan kakiNya dan berkata padaNya: "Tuhan sekiranya Engkau ada disini, saudaraku pasti tidak mati." (ayat 32)
Lihat respon Yesus: "... maka masygullah hati Yesus. Ia sangat terharu dan berkata: Dimanakah dia kamu baringkan?" (ayat 33-34)
Lihat, dua wanita ini, Martha dan Maria mengajukan pernyantaan/statement yang exactly the same (sama persis), tapi respon Yesus berbeda. Satu pernyataan dengan dua respon yang berbeda!
Untuk
Martha Yesus hanya menjawab: "Ya Lazarus nanti bangkit. Tapi untuk
Maria, Dia respon beda. Hati Yesus terharu, masygul, dan langsung ingin
ke kubur Lazarus saat itu juga. Dia tidak duduk diam saja, tapi langsung
menuju kubur Lazarus. Untuk Martha seolah-olah Dia "cuek" tidak
langsung bergerak, tapi untuk Maria dia langsung bergerak.
Kok bisa begitu? Apakah Tuhan pilih kasih? Kita tentu yakin bahwa Tuhan tidak pernah pilih kasih. There's no favoritism in Him. God is no respecter of persons (Kisah Rasul 10:34; Roma 2:11)
Namun respon Tuhan disini bukan menunjukkan bahwa Dia lebih mengasihi Maria lebih dari Martha.
Tentu
ada satu sikap berbeda yang Maria miliki, yang tidak dimiliki Martha,
yang menyentuh hati Tuhan, sehingga membuat hatiNya tergerak untuk
bertindak.
Apa itu? Perbedaan yang mencolok yang saya lihat adalah ini: Setiap kali Maria mendekati Tuhan, dia akan datang ke kaki Yesus. Hal pertama yang dia tuju pasti datang mendekat ke kaki Yesus.
Yohanes 11: 32 mencatat "Ketika dia melihat Yesus, tersungkurlah dia didepan kakiNya ..."
Ada beberapa hal yang saya pelajari tentang sikap Maria waktu dia datang ke kaki Yesus.
1. Duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataanNya.
Di Injil Lukas 10:38-42, Yesus berkunjung kerumah Martha dan Maria.
Alkitab mencatat "Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataanNya.(ayat 39)
Sikap
Maria ini menggambarkan orang percaya yang selalu mau dengar-dengaran
akan Tuhan. Duduk diam dan menanti-natikan Tuhan. Bagai rajawali
mendapat kekuatan baru waktu menanti-natikan Tuhan. (Yesaya 40:31)
2. Tersungkur dan menangis dikaki Yesus.
Di Injil Yohanes 11, ketika Maria melihat Yesus yang tiba untuk membangunkan Lazarus dari "tidurnya", tersungkurlah ia didepan kaki Yesus. Dan menangis (ayat 32-33)
Sikap hati yang hancur, seorang hamba, hineni, tersungkur dikaki Tuannya.
3. Mengurapi kaki Yesus dengan minyak narwastu murni yang mahal.
Di
Injil Yohanes pasal 12 diadakan perjamuan untuk Yesus di rumah Lazarus,
di Betania. Maka Maria mengambil minyak narwastu murni yang mahal dan
mengurapi/meminyaki kaki Yesus. (ayat 3)
Maria
sangat menghargai Tuhan Yesus sehingga ia rela meminyaki kaki Tuhan
Yesus dengan minyak narwastu murni yang mahal harganya. Dia bayar
harganya, korban dan beri yang terbaik buat Tuhan.
Menurut
Yudas Iskariot, harga minyak narwastu itu mencapai tiga ratus dinar.
Satu dinar adalah upah pekerja harian dalam satu hari. Di Indonesia,
upah pekerja harian berbeda-beda, tergantung dari daerah tempat
seseorang bekerja. Bila kita mengambil standard DKI Jakarta, upah minimum
harian sekitar Rp. 50.000,-. Bila kita menghitung berdasarkan standard
DKI Jakarta, harga minyak narwastu itu sekitar Rp. 15.000.000,- Tentu
saja nilai uang sebesar itu sangat besar bagi seorang pekerja biasa.
Oleh karena itu, apa yang dilakukan oleh Maria itu menunjukkan
penghargaan yang tinggi terhadap Tuhan Yesus.
4. Menyeka kaki Yesus dengan rambut.
Masih
di pasal yang sama, setelah mengurapi kaki Yesus dengan minyak yang
mahal, Maria "... menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak
diseluruh rumah itu." (ayat 3)
Kita tahu rambut adalah mahkota wanita. Sedangkan mahkota itu melambangkan harta kekayaan, derajat dan kemuliaan. Namun Maria menyeka kaki Tuhan dengan "mahkota"nya.
Artinya
Maria tidak lagi memperhitungkan kemuliaan dan harga dirinya. Dia tidak
bermegah dengan mahkotanya. Dia buang semua kesombongannya.
Dan hal yang sama juga dilakukan oleh kedua puluh empat tua-tua di kitab Wahyu pasal 4:10,
"maka
tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk
di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai
selama-lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu,
..."
Itulah kenapa Paulus menulis di 1 Korintus 1:29, "supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri dihadapan Allah." No flesh shall glory in God's presence!
5. Membasahi kaki Yesus dengan air mata dan menyeka dengan rambutnya.
Dikisah
lain di kitab Injil Lukas pasal 7:36-50, diceritakan juga ada seorang
perempuan berdosa yang datang mengurapi Yesus. Meskipun ada perdebatan
dan argumentasi historis tentang siapa perempuan ini, ada referensi yang
menjabarkan bahwa perempuan ini adalah Maria Magdalena. a
Terlepas
dari apakah perempuan ini Maria atau bukan, yang saya mau fokuskan
adalah sikap hati wanita ini yang mirip sekali dengan Maria saudara
Martha dan Lazarus.
Lihat apa yang dia lakukan:
“Sambil
menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu
membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan
rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak
wangi itu.” (Lukas 7:38)
Kita
harus tahu backgroundnya bahwa di Timur Tengah kuno, jalan-jalan
cenderung berdebu sehingga kaki akan menjadi kotor ketika melakukan
perjalanan. Kaki tersebut biasanya akan dibasuh di rumah supaya kaki
tersebut bersih dari kotoran. Pembasuhan kaki biasanya dilakukan oleh
hamba/ pembantu, tetapi jika tidak ada maka pembasuhan dilakukan oleh
orang yang paling muda, bisa anak atau isteri. Tetapi pembasuhan kaki
juga merupakan simbol dari hospitality, yakni suatu sikap penerimaan/
pelayanan terhadap tamu. Jikalau seorang musafir yang melakukan
perjalanan jauh menumpang atau bertamu di rumah seseorang maka pihak
tuan rumah akan melayani tamu mereka dengan membasuh kaki tamu-tamu
tersebut, meskipun tidak harus sang tuan rumah yang melakukannya, tetapi
pembasuhan dilakukan pihak tuan rumah. Jadi dapat disimpulkan bahwa
pembasuhan kaki pasti dilakukan oleh (1) hamba/ pelayan/ dianggap paling
muda dan (2) pihak tuan rumah (host). b
Namun ini suatu hal yang tidak wajar/lazim, Maria membasuh kaki Yesus yang kotor berdebu dengan "air matanya" dan menyekanya dengan "rambutnya". (Lukas 7:37-48)
Saya
pribadi membayangkan betapa deras air mata wanita ini mengalir dan
membasahi kaki Yesus. Beberapa kali saya pernah menangis begitu hebat
karena persoalan yang sangat berat dan air mata mengalir deras sekali
dan itu cukup untuk membasahi kaki saya.
Saya percaya itu
adalah airmata pertobatan dan penyembahan perempuan berdosa ini. Hatinya
remuk dan keluarlah airmata. Sungguh suatu kehancuran hati!
Dan
dia juga merendahkan dirinya dengan menyekanya dengan rambut yang
adalah mahkotanya. Jadi bukan hanya wanita ini hancur hatinya, tapi juga
merendahkan dirinya, seperti hamba. Airmata dan rambut, perpaduan
antara kehancuran hati dan kerendahan hati. Itu yang Tuhan lihat!
Daud
juga mengalami hal yang sama setelah dia melakukan dosa perzinahan
dengan Batsyeba. Dia bertobat dan mengatakan: " Korban sembelihan kepada
Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan kau
pandang hina, ya Allah." (Mazmur 51:19)
Tidak ada orang yang remuk hatinya lalu dia senyum-senyum, bersorak-sorak dan menari-nari.
Saya
percaya anugrah Tuhan jauh lebih besar dari dosa kita, tapi Tuhan
memandang hati yang hancur. Memang Tuhan bersemayam ditempat tinggi dan
kudus, tapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati. (Yesaya
57:15)
6. Mencium kaki Yesus dan meminyakinya dengan minyak wangi.
Mencium
kaki itu tradisi orang Yunani, orang Romawi dan orang Yahudi yang
mempunyai makna bahwa orang yang akan menerima ciuman kaki ini adalah
oknum yang berjaya, yang menang dalam peperangan, layak menerima segala
puji, segala sanjung dan segala kemuliaan. Itu sebabnya orang-orang akan
datang kepada panglima-panglima atau raja-raja yang menang dalam
peperangan untuk mencium kaki itu. Mereka menghormati orang tersebut
sebagai orang yang gagah perkasa, orang yang menang dalam peperangan
sehingga layak menerima segala sanjung dan pujian.
Perempuan
ini bukan hanya bertobat, tapi juga dengan mencium kaki Yesus, Dia
medeklarasikan bahwa Yesus adalah Raja yang layak menerima segala puji,
hormat dan kemuliaan.
Dia
juga mengurapi kaki Yesus dengan minyak. Secara profetis, dia
menyatakan bahwa Yesus Raja yang menang atas kuasa dosa dan maut. Dia
harus mati untuk menanggung dosa yang sebenarnya harus kita tanggung. Namun Dia bangkit dari kematian sebagai bukti bahwa Dia sudah menang atas dosa.
Itulah
alasannya kenapa setelah Maria mengurapi kaki Yesus, Dia berkata:
"Biarkanlah Dia melakukan hal ini mengingat hari penguburanKu. (Yohanes
12:7)
Dan bukankah Yesus berkata bahwa apa yang dilakukan wanita ini akan terus diingat dimana saja Injil diberitakan diseluruh dunia. (Matius 26:13)
Apa
artinya? Saya percaya setiap kali Injil diberitakan dan ada orang yang
bertobat, itu semua datang dengan satu pesan bahwa Yesus mati dikayu
salib menanggung dosa kita dan bangkit dari antara orang mati
mengalahkan maut. Dan itu berarti Injil. Dan apa yang dilakukan wanita ini adalah tindakan profetis tentang kematian/penguburan Yesus.
NB: Injil Yohanes pasal 12:3 ini direferensikan ke Lukas 7:37-38.
Saya
percaya sikap hati Maria ini menjadi teladan yang baik sekali buat
gereja Tuhan untuk menyentuh hati Tuhan. Tentu bukan tindakan
lahiriahnya yang menjadi penekanan, tapi sikap hatinya. Dan hal itulah
yang menyentuh hati Tuhan sehingga Dia "segera" merespon dan bertindak
untuk kita.
Dengan hati seperti Maria Magdalena ...
Mari mendekat ke kaki Sang Raja!
Still in love,
Jean O. Christensen
Komentar
Posting Komentar