Kelimpahan Dari Hidup Yang Dipecahkan
Kelimpahan Dari Hidup Yang Dipecahkan
Preaching By : Ev. Iin Tjipto Wenas
Bahan
Renungan : Matius 14 : 13 – 21
Renungan :
Allah mempunyai rencana di
dalam setiap kehidupan anak – anakNya, Kelimpahan merupakan salah satu rencana
Allah bagi anak – anakNya. Tuhan mau apa yang baik terjadi dalam hidup kita,
sebab rancanganNya adalah rancangan
Damai Sejahtera bukan rancangan kecelakaan, untuk mendatangkan kepadamu
hari depan yang penuh harapan (Yeremia 29:11).
Saat ini kita mau belajar
mengenai bagaimana caranya hidup dalam kelimpahan, ada beberapa kunci yang akan
kita pelajari yaitu :
1. Waktu Berdua dengan Tuhan (Matius 14 : 13)
Setelah Yesus mendengar berita itu menyingkirlah Ia dari situ, dan
hendak mengasingkan diri dengan
perahu ke tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mendengarnya dan mengikuti Dia
dengan mengambil jalan darat dari kota – kota mereka. (Matius 14:13)
Didalam pelayanannya Tuhan Yesus memberikan teladannya, ketika orang
banyak mengikuti Dia dan mendengarkan pengajaran yang Tuhan Yesus sampaikan,
ditengah – tengah kesibukannya Tuhan Yesus menyempatkan diri untuk mengambil
waktu untuk berdua saja dengan Bapa di Surga.
Pagi – pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar.
Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa disana. (Markus 1 : 35) Kitab Markus
mencatat bahwa ketika Yesus masih berada di dunia ini, ia mempunyai waktu
persekutuan pribadi dengan Bapa di Surga.
Setiap dari kita yang ingin mengalami kelimpahan dari Tuhan harus
mempunyai persekutuan pribadi dengan Tuhan, kita mengambil waktu berdua dengan
Tuhan. Ketika kita berdua dengan Tuhan maka ada pewahyuan yang Tuhan bukakan,
ada rhema yang Tuhan bukakan, ada sebuah rahasia yang dibukakan bahkan Tuhan
membukakan setiap kesalahan kita.
Kita juga melihat Daud di Perjanjian Lama, Daud mempunyai waktu
sendirian dengan Tuhan, ketika ia sedang menggembalakan kambing dombanya,
disitulah Daud mempunyai persekutuan yang intim dengan Tuhan, dia mengambil
kecapinya dan memainkannya sambil menyembah Tuhan. Daud mempunyai kesukaan untuk
menyembah Tuhan.
Yosua juga mempunyai waktu berdua dengan Tuhan, Yosua sering tidur
didepan kemah dimana Tabut Allah disimpan, ketika Musa sudah meninggalkan kemah
tersebut, Yosua sampai jauh malam ia bercakap – cakap dengan Tuhan diluar kemah
pertemuan. Yosua mempunyai persekutuan yang intim dengan Tuhan.
2. Penuh Belas Kasihan (Matius 14 : 14)
Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hatiNya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit. (Matius 14 : 14)
Tuhan Yesus selama ia hidup di dunia ini dan selama tiga setengah tahun
melayani orang banyak, hatiNya selalu tergerak oleh karena Belas KasihanNya, Ia
melihat banyak orang yang membutuhkan pertolongan, kesembuhan dan sebagainya.
Belas kasihan kepada setiap orang yang membutuhkan merupakan Kunci
Kemurahan Tuhan turun atas hidup kita. Tuhan Yesus Kristus mempunyai Hati yang
penuh belas kasihan, selama ia hidup, ia juga selain memberitakan Injil
Kerajaan Surga, ia juga menolong bahkan memberi makan orang – orang yang tidak
mempunyai makanan.
Di Sekolahan yang saya pimpin, jika ada guru sekolah yang membedakan
siswa, maka guru ini akan saya panggil, karena ia lebih memperhatikan siswa
yang kaya (mampu) daripada siswa yang berasal dari anak jalanan. Saya juga
melihat guru – guru yang memberikan perhatian ekstra kepada siswa – siswa yang
miskin bahkan ia rela memberikan uangnya yang sedikit, saya melihat guru ini
hidupnya diberkati oleh Tuhan Yesus. Saya tahu bahwa Belas kasihan mendatangkan
Berkat Tuhan turun atas hidup orang yang menaruh belas kasihan kepada orang –
orang miskin.
Jika kita menaruh belas kasihan kepada orang – orang miskin akan
mendatangkan Kemurahan Tuhan turun atas hidup kita. Belas Kasihan itu bisa
menutupi dosa, memulihkan orang yang sedang mengalami keterpurukan. Belas
Kasihan juga mendatangkan kelimpahan atas hidup kita. Mari kita semuanya hidup
di penuhi oleh belas kasihan setiap hari.
3. Serahkan Pada Tangan Tuhan Semuanya (Matius 14 :
17 – 18)
Jawab Mereka : ”Yang ada pada kami disini hanya lima roti dan dua ikan.” Yesus berkata : ”Bawalah kemari kepadaKu” (Matius 14 : 17 – 18).
Setiap kita Tuhan memberikan minimal satu talenta atau bakat atau
karunia kepada kita anak – anak Tuhan. Tuhan menginginkan agar kita menyerahkan
satu bakat yang kita miliki kepada Tuhan Yesus. Jika menyerahkan semua yang
kita miliki baik itu bakat atau talenta kita pada Tuhan Yesus maka semuanya
akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa.
Talenta yang kita miliki jika jatuh ke tangan Tuhan akan menghasilkan
sesuatu yang luar biasa, menakjubkan. Mungkin kita dianggap sebagai orang yang
jelek, gagal di mata manusia, jika kita
menyerahkan hidup kita ke tangan Tuhan maka Tuhan akan ubahkan kejelekan dan
kegagalan kita menjadi sesuatu yang indah.
Manusia bahkan orang – orang yang kita sebut saudara seiman, kita sudah
dianggap sampah, hancur dan tidak berguna lagi, jika kita menyerahkan hidup
kita ke tangan Tuhan maka akan menghasilkan sesuatu yang menakjubkan.
Jika kita mengalami kehancuran, kegagalan dan proses Tuhan, sering kali
kita lari dari proses Tuhan tersebut. Banyak di antara kita yang tidak mau
mengalami poses Tuhan karena kita akan merasakan sakit ketika kita dilecehkan
orang dan diejek orang. Tidak enak memang jika kita mengalami kegagalan
ditambah oleh Tuhan dihancurkan kembali. Ibaratnya sudah jatuh tertimpa tangga
pula. Kita harus tetap bertahan jika kita mengalami proses Tuhan, sesakit
apapun yang kita alami, kita tidak boleh lari dari proses Tuhan. Seringkali
kita ingin menyerah ketika sedang mengalami proses Tuhan.
Ketika saya baru memulai pelayanan, ada banyak badai yang saya alami,
ketika anak – anak sakit, suami sakit dan masuk rumah sakit, sedangkan saya
harus tetap melayani kotbah didaerah lain, sakit rasanya meninggalkan anak –
anak dan suami yang sedang sakit, masalah kembali menerpa, ketika saya akan
melayani, mobil yang saya tumpangi di tabrak oleh sebuah mobil truck, AC
dirumah mengalami kerusakan, banyak hal yang tidak enak dialami oleh saya.
Namun saya tetap menetapkan hati untuk pergi melayani Tuhan. Saya putuskan
untuk naik taxi, saya mendapatkan mobil taxi yang jelek dan rusak, di dalam Tol
mobil yang saya tumpangi mogok, saya harus jalan kaki keluar tol, kemudian
melanjutkan dengan naik ojek. Perjalanan saya keluar tol dengan berjalan kaki
tidak lah dekat namun saya harus berjalan kaki jauh sekali. Setibanya saya di
rumah setelah pelayanan, saya melihat anak – anak sudah sehat dan ceria
kembali, Tuhan kirimkan berkat untuk biaya rumah sakit suami saya dan suami saya
hanya dirawat di rumah sakit selama tiga hari. Menurut analisa dokter
seharusnya suami saya dirawat di rumah sakit selama tiga bulan baru mengalami
pemulihan tetapi mujijat terjadi, suami saya hanya di rawat selama tiga hari.
4.
Memecah Roti Untuk Sesama (Matius 14 : 19)
Lalu disuruhNya orang banyak itu duduk di rumput. Dan setelah di ambilnya lima roti itu dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah – mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid – muridNya, murid – muridNya membagi – bagikannya kepada orang banyak. (Matius 14:19)
Seringkali didalam kita menghadapi masalah dan proses Tuhan, kita
sangat sulit sekali untuk mengucap syukur. Sebenarnya jika kita mengucap syukur maka dengan mengucap
syukur kita membuka pintu kelimpahan.
Jika kita menggerutu,
mengeluh yang kita ucapkan itu tidak akan membuka pintu kelimpahan. Setiap kali
kita mengucap syukur maka kita sedang membuka pintu berkat.
Ketika Petrus dan Paulus
sedang di penjara, penjara terbuka ketika Petrus dan Paulus menaikkan pujian
kepada Allah. Kejadian Penjara terbuka membuat kepala penjara dan seisi
rumahnya menerima keselamatan. Penjara bisa berarti hutang atau beban masalah
yang sedang kita hadapi, jika kita mengucap syukur maka akan membukakan gembok yang
membelenggu hidup kita, jika kita menggerutu maka gembok hutang itu akan
mengikat kita makin kuat. Jika kamu mengucap syukur akan membuat hutangmu
kehilangan kuasanya atas hidupmu dan kita akan melihat hal – hal yang ajaib
dalam kehidupan kita.
Jangan pernah sekali kita
berharap bahwa omelan, gerutuan kita akan membukakan pintu berkat bagi hidup
kita.
Memecahkan roti artinya
kita memecahkan uang kita, waktu kita, harga diri kita. Jika kita memecahkan
hidup kita (merendahkan diri) maka Tuhan akan memberikan kekuatan kepada kita
untuk menghadapi hal – hal yang tidak enak.
Biarkan Tuhan memecahkan
sampai habis hidup kita, sehingga Tuhan menjadikan kita sesuatu yang baru,
indah dan luar biasa. Setelah kita mengalami dipecahkan hidup kita, maka kita
bisa membagikan hidup kita kepada orang lain. Salurkan apa yang kita punya,
misalnya kita bisa menulis ringkasan kotbah, bagikan itu sehingga bisa menjadi
berkat buat orang lain.
Mengumpulkan sisa roti
merupakan kerinduan Tuhan supaya hidup kita efisien dan tidak banyak membuang
waktu yang ada. Ambil waktu yang ada dan gunakan dengan hal – hal yang berguna
misalnya mendengarkan kotbah – kotbah sepanjang kita melakukan perjalanan
dengan mobil, berdoa, nyembah Tuhan, layani orang lain, baca buku – buku
rohani, ilmu pengetahuan. Apa yang kita dapatkan lalu bagikan untuk orang lain.
Amin
Jatiwangi, 31 Oktober 2012
By His Grace
Joshua Ivan Sudrajat
Komentar
Posting Komentar