Jurnal SHRK Februari 2013 - Hari Ke - 2 Vol. 1
Jurnal SHRK Februari 2013 - Hari Ke-2 Vol. 1
Gunung Karmel - arti namanya adalah tanah kebun, terletak di
pantai Mediterania, sebelah utara Israel, tepat di bawah kota Haifa.
Dalam kehidupan kaum beriman, gunung Karmel berbicara mengenai banyak
perkara rohani yang sangat penting dan esensial, di antaranya:
1. Kehidupan yang memikat hati Tuhan - "Kepalamu seperti bukit Karmel, rambut kepalamu merah lembayung; seorang raja tertawan dalam kepang-kepangnya." - Kidung Agung 7:5.
Pertama-tama, coba renungkan adakah kehidupan kita memikat minat-Nya
dan bahkan menawan hati-Nya? Apakah Tuhan begitu mengingini kita
sedemikian rupa, bahkan Ia "tergila-gila" dengan kita? Seorang raja
tertawan dalam kepang-kepang kepala nan indah bagai bukit Karmel. Raja
ini tentulah Tuhan Yesus, sedangkan kepala yang membuat-Nya tertawan,
tentu saja kepala kita yang adalah Gereja sebagai mempelai wanita-Nya.
Kepala atau isi kepala yang bagaimanakah yang mampu menawan hati Raja kita? Salah satunya adalah Filipi 4:8, "Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua
yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua
yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan
patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu." Jika hendak
dijabarkan satu per satu secara rinci, terlalu banyak untuk dituliskan
semuanya. Namun ada beberapa hal yang dapat kita simak.
Suatu kali, Ev. Iin Tjipto akan berulang tahun yang ke-8 esok hari.
Adiknya, Ev. Daniel telah menyiapkan kejutan berupa anak-anak katak
(kecebong) dalam jumlah sangat banyak. Kejutan ini bocor sebelum
waktunya karena Ev. Iin mendengar pembicaraan Ev. Daniel dengan pembatu
rumah tangga mereka, "Mbak, kecebongnya sudah disiapkan semua untuk
besok yah?" Padahal Iin kecil sangat membenci kecebong dan baginya
sangat menjijikan, namun Daniel kecil tulus untuk memberi kejutan dan
tidak mengerti bahwa kakaknya membenci kejutan itu. Mendengar hal itu,
Iin kecil gelisah, namun Tuhan menasehati sambil mengancam untuk
menerima serta membahagiakan hati adiknya. Iin kecil menerima dan
mentaati apa yang dikatakan Tuhan, keesokan harinya acara kejutan
berjalan baik sesuai yang diharapkan dan sampai dua minggu ke depan,
mereka berdua "mengasuh" sambil mengamati metamorfosa kecebong hingga
menjadi katak dewasa.
Sikap dan pemikiran tersebut adalah benar seperti yang dikehendaki
Tuhan. Memilih untuk mengalah dan membahagiakan hati adiknya daripada
mengecewakannya. Sikap dan pemikiran seperti ini adalah salah satu yang
membuat hati-Nya tertawan.
Begitu pula dengan nilai kemuliaan. Sebuah batu disebut batu mulia,
bukan karena mahal harganya karena harga yang mahal adalah akibat.
Sedangkan penyebabnya adalah potongan-potongan yang membentuk batu
permata tersebut. Sebuah batu permata yang terbaik memiliki ribuan
proses pemotongan sehingga menjadi begitu indah. Kehidupan dan segala
jalan pemikiran kita pun demikian, rela untuk dididik dengan berbagai
cara pemotongan kedagingan kita hingga berkali-kali, untuk didapati
indah, mulia dan berharga di mata-Nya.
Kerinduan untuk memiliki dan dimiliki oleh hati Raja juga berbicara
mengenai kerelaan untuk dimiliki dengan cemburu-Nya, rela untuk
dibedakan, dikhususkan dan dipisahkan dari yang lain hingga tercipta
keintiman yang sedemikian rupa antara Tuhan dengan pribadi kita
masing-masing.
Suatu kali yayasan yang dipimpin Ev. Iin Tjipto membutuhkan dana untuk
suatu kebutuhan, dan ada seorang anak Tuhan yang baik hati membantu
untuk mengadakan acara malam penggalangan dana. Sayangnya, acara itu
diadakan tanpa bertanya lagi kepada Tuhan. Apalagi secara kebetulan
acara tersebut bersamaan dengan SHRK. Dan inilah cara Tuhan "guyon"
dengan orang yang dicemburui-Nya, yang hadir di acara tersebut hanya 5
orang dan Yesus hadir di atas mimbar. Kata-Nya sambil tersenyum, "Bagus, Nak. Kamu mau melihat bagaimana Aku guyon dengan caramu? Ini!" Dan Ia melanjutkan, "Kamu
segera kotbah dan tidak perlu menunggu tambahan orang yang akan datang.
Percayalah, hanya 5 orang ini dan kamu harus kotbah di depan kelimanya
sekarang. Lima sebagai tanda anugerah-Ku cukup menyertaimu." Dan sampai acara selesai Tuhan Yesus tetap hadir di atas panggung.
Pada kesempatan yang lain, Ev. Iin ingin mengadakan acara apresiasi
kepada para donatur yang selama ini mendukung. Acara inipun diadakan
tanpa persetujuan-Nya. Hari itu cuaca cerah dan acara diadakan secara outdoor.
Ketika jam 4 acara hendak dimulai, tiba-tiba langit menjadi gelap dalam
sekejap dan begitu musik mulai dimaikan, gerimis mulai turun. Musiknya
semakain naik, hujannya semakin kencang. Sedangkan kursi-kursi yang
dikhususkan bagi para donatur, yang sebelumnya telah disusun di baris
terdepan, semuanya kosong. Begitu diketahui, ternyata para donatur
hadir, namun ketika mengisi buku tamu semuanya memakai nama lain
sehingga tidak cocok dengan daftar undangan yang sudah disiapkan.
Akibatnya semua tamu donatur duduk di barisan agak belakang. Inipun juga
cara Tuhan guyon karena kecemburuan-Nya.
bersambung ...
Komentar
Posting Komentar