Jurnal SHRK Februari 2013 - Hari Ke-2 Vol. 2
Jurnal SHRK Februari 2013 - Hari Ke-2 Vol. 2
Gunung Karmel juga berbicara mengenai:
2. Kutuk Diubah Menjadi Berkat - "Padang gurun dan padang kering akan bergirang, padang belantara akan bersorak-sorak dan berbunga;
seperti bunga mawar ia akan berbunga lebat, akan bersorak-sorak, ya
bersorak-sorak dan bersorak-sorai. Kemuliaan Libanon akan diberikan
kepadanya, semarak Karmel dan Saron; mereka itu akan melihat kemuliaan
TUHAN, semarak Allah kita." - Yesaya 35:1-2.
Bukit Karmel dekat dengan padang belantara dan lembah Saron. Ketika pada
saatnya angin berhembus membawa serbuk bunga mawar Saron ke padang
belantara sehingga terjadi pembenihan, yang pada waktunya padang
belantara tersebut berubah menjadi taman bunga Saron. Pohon mawar Saron
memiliki tinggi 2 hingga 3 meter dengan besar bunganya sebesar telapak
tangan orang dewasa.
Mawar Saron berbicara hidup kita di dalam perkenan-Nya, angin yang
berhembus ialah Roh Kudus, sedangkan padang belantara adalah jiwa-jiwa
yang membutuh keselamatan, pertolongan dan damai sejahtera Tuhan.
Kuncinya adalah mengikuti ke manapun yang Roh Tuhan kehendaki, untuk
membawa perubahan, membawa pembalikan keadaan, mengubah kutuk menjadi
berkat kapanpun Ia kehendaki.
3. Pertobatan Seluruh Bangsa Kepada Allah Jehovah - "Lalu
turunlah api TUHAN menyambar habis korban bakaran, kayu api, batu dan
tanah itu, bahkan air yang dalam parit itu habis dijilatnya. Ketika seluruh rakyat melihat kejadian itu, sujudlah mereka serta berkata: 'TUHAN, Dialah Allah! TUHAN, Dialah Allah!'" - 1 Raja-Raja 18:38-39.
Suatu hari dan tidak akan lama lagi, seluruh Indonesia akan sujud
menyembah dan mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Raja atas
negeri ini. Namun untuk menuju ke sana, semua korban bakaran, kayu, batu
dan tanah bahkan air harus habis dengan api Tuhan.
Korban bakaran berbicara mengenai kehidupan yang dipersembahkan. Kayu
berbicara tentang kedagingan. Batu berbicara mengenai kekerasan hati.
Tanah berbicara mengenai segala sesuatu yang sia-sia. Dan air berbicara
mengenai sesuatu yang amat berharga. Semua hal ini akan menjadi
persembahan dan korban yang akan dihabiskan sampai hanya tinggal Allah
saja yang menjadi pusat dari segalanya. Dan ini tidak akan lama lagi,
sebab Indonesia akan segera memenuhi panggilan dan takdirnya sebagai
Yusuf di Akhir Zaman bagi bangsa-bangsa lain, yang memberi makan seluruh
dunia baik rohani maupun jasmani.
Karmel masih berbicara mengenai beberapa perkara lainnya, yang dapat kita pelajari sendiri dengan tuntunan Roh Kudus:
4. Ketika Daud terluput dari hutang darah dan memperoleh seorang istri
yang begitu bijaksana, Abigail. Hal ini tercatat di Kitab Pertama Samuel
pasal 25.
5. Setelah memperoleh hak kesulungan dari Elia, Elisa pergi menuju ke
Karmel melalui Yerikho dan Betel. Tidak diceritakan alasan ia ke Karmel.
Namun hal ini tidak lepas kaitannya dengan aksi Tuhan mengalahkan Baal
dan memenangkan hati seluruh rakyat Israel melalui nabi Elia.
6. Perempuan Sunem yang memohon kepada Elisa supaya dihidupkan kembali
putra tunggalnya, juga di gunung Karmel (2 Raja-Raja 4:25).
Takdir Yedija VS Takdir Salomo
Daud pernah mengambil Batsyeba dari Uria, dan anak pertama dari hubungan
mereka mati dalam tujuh hari. Setelah Daud bertobat dari kejahatannya
tersebut, ia menghampiri Batsyeba untuk menghibur dan bersetubuh, dan
tentu kita tahu bahwa dari mereka lahirlah seorang raja yang termasyur
bernama ... Salomo. Hampir semua orang akan menjawab "Salomo" daripada
nama lainnya, yakni Yedija (2 Samuel 12:25) dan catatan Alkitab mengenai
sejarah Salomo pun tidak menyebut nama Yedija sama sekali.
Tidak disebutkan dengan jelas alasan Daud tidak menamainya Yedija. Kuat
dugaan mengatakan kemungkinan besar Daud "tidak tega" jika anaknya
mengalami nasib yang sama dengan dirinya, yakni dicintai dan dicemburui
Tuhan sedemikian rupa sehingga harus membayar sangat mahal untuk menjadi
yang dikasihi dan diingini-Nya. Arti nama Yedija mirip dengan Daud,
yakni yang dikasihi Allah Jehovah. Sedangkan nama Salomo, yang berasal
dari kata "Shalom", memiliki arti damai sejahtera, kelimpahan,
kemakmuran dan kekayaan yang baik.
Inti rhema firman kali ini hendak mengatakan, manakah yang akan kita
pilih dalam hidup ini? Menjadi Yedija, yang melalui proses dan didikan
Tuhan yang sedemikian rupa sampai Tuhan berkata, "Kepadamu, Aku
berkenan." Atau menjadi Salomo, yang memiliki segala harta kekayaan
jasmani dan jiwani, hikmat yang luar biasa, pujian dan kekaguman baik
dari para sahabat maupun musuh-musuhnya, namun di akhir hidupnya, ia
hampir terhilang.
Komentar
Posting Komentar