Padang Gurun Masa Persiapan
Padang Gurun Masa Persiapan
Preaching By : Ev. Iin Tjipto Wenas
Bahan Renungan :
Segera sesudah itu Roh memimpin Dia ke
padang gurun.
(Markus 1 : 12)
Renungan :
Setelah Yesus dibaptis
oleh Yohanes Pembaptis maka Roh Allah membawa Yesus ke padang gurun sebelum Tuhan Yesus memulai
pelayanannya. Selama empat puluh hari Tuhan Yesus dibawa di padang gurun untuk dicobai.
Bangsa Israel setelah mereka dibawa keluar dari tanah
Mesir, sebelum mereka memasuki tanah perjanjian, Tuhan membawa mereka ke padang gurun. Selama empat
puluh tahun bangsa Israel
berada di padang gurun, sebelum bangsa Israel
masuk ke negeri yang penuh dengan susu dan madunya.
Banyak anak Tuhan yang
tidak ingin hidup di padang
gurun, banyak anak Tuhan menginginkan hal – hal yang spektakuler terjadi dalam
hidupnya. Padang Gurun adalah tempat dimana kita menghadapi sesuatu yang tidak
enak, kita melihat semuanya kering kerontang, semuanya tidak ada kejelasan (abu
– abu).
Ketika kita di padang gurun seringkali
kita menghadapi doa yang tidak di jawab oleh Tuhan, masalah kita seakan tidak
ada jalan keluarnya, kita tidak mengalami mujijat yang spektakuler.
Jika kita sedang berada di
padang gurun belajarlah untuk tetap setia sama Tuhan
Yesus, setialah walaupun doa kita tidak dijawab oleh Tuhan dan tidak ada
mujijat yang spektakuler terjadi di dalam hidup kita.
Saya sewaktu berumur 13
tahun belajar dengan setia menggembalakan dua anak kecil, saya mengantar jemput
anak kecil itu untuk diajak ke sekolah minggu, saya juga melakukannya selama
bertahun – tahun. Memang menjenuhkan melayani selama bertahun – tahun
dan tidak ada sesuatu yang luar biasa.
Aku akan mengeraskan hati Firaun, sehingga ia mengejar mereka. Dan
terhadap Firaun dan seluruh pasukannya Aku akan menyatakan kemuliaanKu,
sehingga orang Mesir mengetahui, bahwa Akulah Tuhan. (Keluaran 14 : 4)
Tuhan mengatakan kepada Musa bahwa Aku akan menyatakan kemuliaanKu. Apa
yang dipikirkan Musa dan Harun mengenai kemuliaan Tuhan ? Mereka berpikir akan
hal – hal yang spektakuler terjadi atas Firaun dan pasukannya. Seringkali juga
kita berpikir bahwa Tuhan akan berbuat hal yang spektakuler dalam hidup kita
ketika kita mengalami kesulitan.
Pada kenyataannya bangsa Israel sewaktu akan menyeberang Laut Teberau,
mereka dikejar oleh Firaun dan pasukannya, mereka ada dekat sekali tepat ada di
belakang rombongan bangsa Israel sedangkan didepannya mereka melihat laut yang
luas. Mereka berteriak – teriak karena ketakutan, karena musuh sudah semakin
mendekat. Pertolongan Tuhan untuk bangsa Israel datang ketika keadaan semakin
terdesak. Tuhan menyuruh Musa untuk mengangkat tongkatnya dan mengarahkan ke
laut, ketika Musa mengarahkan tongkatnya ke Laut Teberau maka laut itu terbelah
menjadi dua, Bangsa Israel dapat menyeberanginya.
Pertolongan Tuhan datang seringkali pada saat kita benar – benar
kepepet. Ketika keadaan kita terjepit, kita baru melihat pertolongan Tuhan. Ketika
Bangsa Israel berada dalam padang gurun, mereka mengomel, mengeluh dan curiga
sama Tuhan (Keluaran 14 : 10), mereka berseru – seru kepada Tuhan ketika mereka
melihat didepan mereka laut sedangkan dibelakang mereka adalah pasukan Firaun
yang sedang mengejar mereka, posisi mereka terjepit dan tidak ada jalan untuk
lepas dari pasukan Firaun.
Ketika kita mengalami masalah dan kepepet serta membutuhkan jalan
keluar, sering kali kita curiga sama Tuhan dan kita ngomel karena tidak
ditolong oleh Tuhan. Jika kita mengalami keberhasilan, semua itu karena
anugerah Tuhan bukan karena kekuatan dan kemampuan kita.
Tuhan tidak mencari kita karena kita mampu dan kuat, Tuhan mencari kita
untuk melakukan apa yang bisa kita lakukan untuk Tuhan. Kita semuanya itu
seperti kain kotor, jadi apa yang membuat Tuhan tertarik kepada kita ? Untuk
membuat Tuhan tertarik kepada kita, kita harus bergantung sama Tuhan, menyerah
total dihadapanNya, sebab tanpa Tuhan kita tidak bisa berbuat apa – apa.
Ketika saya disuruh Tuhan untuk meneruskan kuliah di Belanda, ada hamba
Tuhan yang menubuatkan saya bahwa ”kamu akan menjadi tanda yang ajaib bagi
banyak orang”. Saya berpikir jika saya pergi ke Belanda, saya kuliah dan tidak
ada masalah, nilai saya baik dan lulu cepat. Pada kenyataannya saya menemui
banyak hambatan dalam kuliah, saya menjadi begitu bodoh dan hampir dikeluarkan
dari kuliah dan tidak lulus. Ada banyak proses dari Tuhan selama di Belanda
sehingga seakan – akan kehidupan saya seperti gagal dan tidak menjadi tanda
yang ajaib bagi banyak orang. Selama empat tahun saya berada di tingkat 2 dan
tidak lulus – lulus. Saya sempat dipanggil oleh dosen saya sebab saya tidak
mengalami peningkatan dan saya hampir dikeluarkan dari sekolah.
Saya bisa lulus kuliah dalam waktu dua tahun adalah Anugerah Tuhan,
saya bisa mengetahui bahwa saya menjadi tanda ajaib bagi banyak orang adalah
ketika saya hampir tidak lulus, tetapi Tuhan memberikan keajaiban sehingga saya
bisa lulus dalam waktu yang singkat.
Selama kita tidak mengandalkan Tuhan, maka kita akan dihancurkan oleh
Tuhan Yesus. Yang Tuhan inginkan ketika kita berada di padang gurun adalah kita
mengenal pribadiNya, hidup bergantung sama Tuhan dan mempunyai hati yang hancur
dihadapan Tuhan Yesus.
Pelayanan yang Tuhan Yesus inginkan adalah mengandalkan kemampuan
Tuhan, bukan karena kita mampu dan bisa. Jika kita melayani Tuhan maka kita
harus bergerak bersama Roh Kudus. Kita melayani Tuhan dengan pelayanan bersama
Roh Kudus maka kita akan menghasilkan dupa yang harum.
Saya selama di Delf Belanda mengalami titik penghancuran dimana selain
sekolah yang hancur berantakan, saya selama di Indonesia tidak pernah timbul
jerawat yang memenuhi muka saya, di Belanda wajah saya menjadi penuh jerawat
dan rusak, hal itu menjadikan saya merasa hancur dengan keadaan wajah saya,
Tuhan mengatakan bahwa saya harus bisa tertawa dengan orang yang mentertawakan
saya. Ketika saya bisa menerima
dipermalukan maka Tuhan mulai mengangkat saya kembali. Oleh karena AnugerahNya
saya bisa lulus kuliah Arsitek.
Setelah lulus kuliah dari Belanda, saya dan suami kembali ke Indonesia,
di Indonesia Tuhan menyuruh saya masuk dalam pelayanan Full Time. Awal
pelayanan saya pertama di Indonesia saya belajar melayani naik turun bis kota,
saya naik ojek, saya juga belajar untuk hidup dalam Anugerah Tuhan, saya tidak
terjun dalam pekerjaan sekuler yang sesuai dengan keahlian saya.
Kemuliaan Tuhan yang saya alami adalah kemuliaan yang dinyatakan oleh
Allah sendiri bukan dengan apa yang saya pikirkan. Kenapa Tuhan membiarkan
bangsa Israel kepepet sewaktu di Laut Teberau, supaya bangsa Israel tidak
menoleh ke belakang yaitu Mesir, disana mereka menikmati hidup yang nyaman
dalam soal makanan dan tempat tinggal.
Demikian juga hidup kita, jika kita sudah memilih Tuhan maka Tuhan
berkata kepada kita jangan menoleh ke belakang kembali, Tuhan membiarkan kita
kepepet dan tidak ada jalan lagi untuk kembali mengikuti cara – cara dunia.
Walaupun hidup kita kepepet tetap memilih untuk bergantung sama Tuhan.
Ada banyak anak Tuhan yang tidak melalui proses padang gurun, setiap
kali mereka mengalami proses padang gurun, mereka belum selesai dan proses
meletakkan hak mereka juga belum pernah terjadi sehingga mereka akan dengan
mudahnya protes dan mengomel ketika mereka mengalami proses padang gurun
tersebut. Ada banyak anak Tuhan yang berkata kenapa tidak enak mengikut Tuhan,
keadaannya sulit dan kepepet melulu, tidak mengalami namanya pertolongan Tuhan
dan sebagainya.
Jika kita mengalami proses yang tidak enak, belajar berkata bahwa kita
tetap memilih Tuhan walaupun kita tidak mendapatkan pertolongan Tuhan selama di
padang gurun. Dalam hidup ini kita diperhadapkan dengan dua pilihan yaitu :
mengikuti Tuhan dengan segenap hati atau tidak mengikuti Tuhan dengan segenap
hati.
Tuhan menawarkan kepada saya pelayanan diantara para pemulung, pada
awalnya saya tidak mau menerima pelayanan tersebut dan saya ditawari pelayanan
yang menggiurkan dengan berbagai macam fasilitas yang diberikan. Namun saya
memilih apa yang Tuhan tawarkan kepada saya, saya melayani para pemulung
tersebut.
Jika kita berada di padang gurun, kita tidak perlu protes, sebab Tuhan
sudah mengalami proses di padang gurun yang tidak enak. Tuhan Yesus juga mengalami
namanya disiksa dengan cambuk, tubuh dan wajahnya hancur, lambungnya ditusuk
denga tombak, kepalanya dipasangi mahkota duri. Itu merupakan hal yang tidak
enak, namun Tuhan Yesus tetap taat melakukan kehendak Bapa di surga untuk
menebus dosa manusia.
Diawal pernikahan saya, suami saya adalah orang yang membantu saya
untuk menghabisi kesombongan saya, keegoisan saya, kemanjaan saya, dia melatih
saya untuk menjadi pelayan yang sejati, dia membentuk saya sehingga saya bisa
lulus. Suami saya merupakan pendamping dan penjaga saya di dalam Tuhan.
Percayalah Tuhan Yesus membuat apa yang tidak pernah dilihat oleh mata,
tidak pernah didengar oleh telinga dan tidak pernah dipikirkan itulah yang
Tuhan sediakan untuk kita. Tuhan Yesus yang membuat kita hidup dan berjalan
dalam hukum Roh bukan hukum daging. Mari kita belajar meletakkan semuanya di
kaki Tuhan. Amin
Jatiwangi,
4 Nopember 2013
By
His Grace
Joshua
Ivan S
Komentar
Posting Komentar