Tiga Masa Perjalanan Kehidupan
Tiga Masa Perjalanan
Kehidupan
Preaching
By : Ev. Iin Tjipto Wenas
Bahan
Renungan :
Keluaran 16 : 1 – 3 dan 1 Samuel 18 : 6 – 13
Renungan :
Setiap dari kita anak – anak Tuhan mempunyai tempat, panggilan, fungsi
yang spesifik dalam Tuhan. Ketika kita akan mencapai panggilan kita, kita harus
melewati beberapa fase perjalanan dalam kehidupan kita yaitu :
1. Fase Penantian (Keluaran 16 : 1 – 3)
Bangsa Israel setelah mereka keluar dari tanah Mesir, ketika mereka
akan memasuki Tanah Perjanjian, bangsa Israel harus melalui padang gurun,
demikian juga hidup kita ketika kita akan menuju pada panggilan hidup kita,
kita akan melewati dimana semuanya dan keadaan serba tidak jelas, semuanya abu
– abu itu namanya Fase Penantian.
Ketika bangsa Israel berada di padang gurun, mereka mulai bersungut –
sungut dan ngomel kepada Musa dan Harun (Keluaran 16 : 2). Fase Penantian
adalah fase di mana kenyataan hidup yang kita alami berbeda dengan Janji Tuhan,
pada fase ini kesalahan yang sering dilakukan oleh anak – anak Tuhan adalah
mereka menjadi curiga sama Tuhan, kecewa sama Tuhan, mereka bersungut – sungut
sama Tuhan dan menjadi tidak percaya sama Tuhan, seringkali kita bernostalgia
dengan masa lalu kita yang nyaman dan tidak ada penderitaan yang dihadapi oleh
kita.
Ketika Tuhan membawa saya untuk Kuliah ke Negeri Belanda, ada Visi
Tuhan untuk saya : Hidup saya sebagai tanda yang ajaib bagi orang – orang yang
ada disekitar saya, Tuhan katakan kemanapun kamu pergi akan ada persekutuan –
persekutuan yang dibuka, kamu akan jadi berkat buat Belanda.
Namun kenyataannya dalam setahun pertama tidak ada persekutuan yang
dibuka, bahkan saya kehilangan iman saya, saya mulai menyukai lagu – lagu
dunia, saya kehilangan saat teduh, saya sempat berpikir bahwa semua nubuatan
yang diberikan adalah salah.
Pada tahun yang ke dua saya tinggal di Belanda, saya menemukan titik
balik dalam hidup saya. Iman dan saat teduh saya mulai Tuhan kembalikan dalam
hidup saya, ada persekutuan yang dibuka.
Ketika kita berada dalam fase penantian ini, tetaplah setia sama Tuhan,
jangan tinggalkan Tuhan.
2. Fase Naik (1 Samuel 18 : 6 – 13)
Daud merupakan seorang anak yang tidak masuk dalam hitungan, ketika
Nabi Samuel menemui ayahnya Isai, Samuel berbicara kepada Isai untuk
mengumpulkan anak – anaknya, Daud tidak dipanggil dari padang rumput, ketika
Samuel melihat anak – anak Isai, ia berkata : Inikah anakmu semuanya ? Isai
menjawab : masih tinggal yang bungsu tetapi ia sedang menggembalakan kambing
domba.
Samuel menyuruh Isai untuk memanggil Daud, setelah Samuel bertemu Daud,
ia langsung tahu bahwa Daudlah yang dipilih Tuhan, lalu Samuel mengambil tabung
tanduknya untuk mengurapinya. Daud mendapatkan promosi dari Tuhan.
Setelah masa penantian ini, Tuhan membuka pintu, maka kita memasuki
fase naik. Tuhan membuat kebaikan, kemurahanNya dalam hidup kita, Dia
menunjukkan setelapak tanganNya pada kita untuk membuat perkara yang besar
dalam hidup kita.
Ketika Daud melakukan tugasnya menggembalakan domba – dombanya, selama
bertahun – tahun ia tidak mendapatkan promosi bahkan ia terbuang diantara
keluarganya, Daud sehari – harinya bergaul dengan kambing dombanya ia juga
mengalahkan Beruang dan Singa yang akan menerkam gembalaannya, kemudian Daud
tiba – tiba bisa mengalahkan Goliat, Daud mulai mendekati apa yang Tuhan janjikan.
Fase Naik ini tidak dilakukan dalam satu kali ketukan saja, ketika
Tuhan mulai membawa kita naik, maka gunung akan kelihatan. Gunung tersebut akan
hilang dan tidak kelihatan ketika kita mulai menaikinya. Dalam proses
menaikinya ini adalah hal yang tidak mudah, baru sejam saja kita mendaki, kita
akan merasakan kelelahan. Jika kita tidak terus naik maka kita tidak akan
mendapatkan apa yang Tuhan janjikan dalam hidup kita.
Dalam fase naik ini maka kita akan menemui banyak masalah, kita mulai
letih karena permasalahan kita. Ketika Daud mulai diangkat naik setelah ia
mengalahkan Goliat, disini Daud mulai mengalami masalah atau intrik terjadi
dalam kehidupannya. Saul mulai membenci Daud, karena Daud lebih dielu – elukan
oleh rakyat Israel.
Ketika kita mulai memasuki fase naik maka kita akan menghadapi masalah
tipu daya, ada banyak hal yang mudah terjadi ketika kita mulai naik, ada orang
– orang yang membenci kita dan berusaha menjatuhkan kita dengan tipu daya.
Penipuan, iri hati, kita dijanjikan banyak hal namun semuanya tidak
menjadi kenyataan, akan ada banyak orang yang berusaha menjegal atau
menghentikan kita baik itu dari kiri
atau kanan, dalam fase naik ini kita harus waspada. Jika fokus kita berubah
maka kita akan turun.
Tuhan menginginkan agar kita tetap fokus sama Dia apapun yang terjadi
dalam kehidupan kita supaya kita bisa mencapai garis akhir. Fase naik ini kita
bisa mengalami berulang kali karena kita merasa capai, lelah, letih.
Dalam kehidupan ini kita akan mengalami beberapa puncak, tidak hanya
satu puncak. Puncak didalam hidup kita bisa bermacam – macam, puncak adalah
masa sedikit mendatar, ditempat itu kita bisa melihat pemandangan yang indah,
tetapi masih ada puncak yang sesungguhnya. Banyak orang berhenti ditempat yang
ada sedikit dataran itu dan tidak melanjutkan perjalanannya.
Puncak sama dengan Plato, jangan pernah berhenti sejenak atau
sementara. Ditempat ini kita akan menikmati sedikit fasilitas, fasilitas bisa
mengikat kita dan kita mendewakan fasilitas tersebut dan bisa merusak banyak
hal. Fasilitas itu bisa Uang, Mobil, Laptop, BB, Android, Smartphone, DVD dan
sebagainya.
II Samuel 11 : 1 – 3 Daud mengalami posisi yang nyaman, ia tidak ikut
berperang, pada saat raja – raja pergi untuk berperang, Daud tidak ikut
berperang ia tinggal di istananya. Ketika ia di atas sotoh istananya, ia
melihat batsyeba, sehingga kejatuhan terjadi. Kemalasan mulai menyerang Daud,
jangan sampai fasilitas membuat kita malas dan tidak efektif. Ketika kita
berada di posisi puncak jangan kita mempunyai mental bos.
Seorang Ibu yang sudah menjadi pengusaha sukses, mempunyai kekayaan
yang berlimpah dan mempunyai banyak staf di kantornya, namun ia tetap melakukan
checking staf kantornya, checking setiap jumlah pemasukan, pemesanan barang dan
sebagainya, ia juga masih melakukan marketing sendiri walaupun dikantornya
sudah ada staf marketing, walaupun sangat sibuk, ia juga masih bisa melayani
Tuhan, menyiapkan makanan untuk keluarganya dengan memasaknya, ia juga nyetir mobil sendiri walaupun ada supir
pribadi. Ibu ini tidak menjadi malas dengan segala fasilitas yang dia punya,
bahkan untuk urusan penyediaan bahan masakan di dapur ia sendiri yang
menyiapkannya.
Jangan sampai setiap fasilitas yang Tuhan berikan kepada kita membuat
kita menjadi malas. Kita harus hati – hati jika berada di tempat yang mendatar
atau plato, jangan sampai rohani kita tertidur. Hati – hati jangan sampai kita
tidak mempunyai visi, cita – cita, panggilan dan bahkan api yang membara mulai
padam, karena iblis mulai menyodorkan kekuasaan, harta dunia yang melimpah,
tahta, pria atau wanita.
Hati – hati jika kita berada di puncak jangan sampai kita jatuh oleh
karena kesombongan. Ada banyak tokoh dalam Alkitab yang jatuh karena
Kesombongan; Raja Uzia, Raja Hizkia, Raja Nebukadnezar mereka jatuh karena kesombongan.
3. Fase Menurun (1 Samuel 30:6,10)
Kehidupan Kekristenan kita ada kalanya Tuhan membawa kita pada fase
naik, ada kalanya kita dibawa ke fase yang menurun. Daud juga mengalami namanya
fase menurun, ia pernah mengalami masa terjepit di Ziklag, ia tahu bahwa
keadaan sedang terjepit dan terkepung musuh namun Daud menguatkan
kepercayaannya pada Tuhan.
Ketika kita mengalami fase menurun itu tidak enak, kita mengalami
kekeringan baik secara rohani dan jasmani. Dalam fase ini sering kali kita
mengalami keadaan ekonomi yang memburuk, sudah banyak berkorban tetapi masih
juga mengalami fitnahan sehingga nama baik kita jadi jelek dan sebagainya.
Seolah – olah kita menjadi batu sandungan karena keadaan kita memburuk, padahal
kita sudah sungguh – sungguh mengasihi Tuhan.
Ketika Daud berada di daerah Filistin, ia hanya mempunyai 400 orang
yang menjadi pasukannya, sedangkan ia mempunyai istri dan anak – anak dan
penghasilan yang banyak. Daud mengalami namanya ditawan, ia mau dilempari batu,
hal ini merupakan fase – fase yang tidak enak yang dialami oleh Daud.
Fase naik itu datang dengan tiba – tiba demikian juga fase menurun
datang juga secara mendadak, tiba – tiba engkau mengalami hal yang buruk
terjadi dalam hidupmu, terjepit, orang – orang yang sangat dekat dengan engkau
tiba – tiba menjauh bahkan engkau dilempari dengan ”batu”. Dalam fase ini kita
harus menguatkan diri kepada Tuhan seperti Daud. Kita harus menguatkan iman
kita, kasihmu pada Tuhan.
Janganlah kita menjadi lelah seperti banyak orang yang mengalami fase
menurun, tetap mengikuti Tuhan dan jangan berhenti. Amin.
Jatiwangi, 27 Oktober 2012
By His Grace,
Joshua Ivan Sudrajat
Komentar
Posting Komentar