Abraham Sahabat Allah
Abraham
Sahabat Allah
Dalam perjalanan hidup Abraham, banyak pilihan-pilihan yang dia lakukan untuk dapat mencapai apa yang telah Tuhan janjikan kepada dirinya. Tentunya Abraham juga tidak luput dari kesalahan, karena dia juga manusia. Tetapi Abraham juga belajar dari kesalahan-kesalahan yang ada untuk dapat mengambil pilihan yang lebih baik lagi yang tentunya sesuai dengan kehendak Tuhan.
Dan kita melihat bahwa justru Tuhan memberikan yang terbaik bagi Abram.
Ada saat-saat tertentu dimana Tuhan menuntut kita untuk mengalah dan menyerahkan segalanya kepada Dia. Di saat kita memilih untuk mengalah, maka kita akan belajar dan melihat bagaimana Tuhan bekerja dengan luar biasa dalam kehidupan kita. Kita akan melihat pembelaan Tuhan bagi hidup kita.
Apa yang kelihatan mustahil saat ini di mata manusia, menjadi mungkin di mata Tuhan. Tidak ada hal yang mustahil bagi Tuhan, dan tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya kepadaNya.
Abraham memilih untuk taat dibandingkan mengeluh atau bersungut-sungut.
“Dengan jalan demikian genaplah nas yang mengatakan:
‘Lalu percayalah Abraham kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu
kepadanya sebagai kebenaran.’ Karena itu Abraham disebut: ‘Sahabat Allah.’ ”
Yakobus 2:23
Abraham merupakan tokoh dalam Alkitab yang mempunyai peran
yang sangat penting. Banyak kisah-kisah yang terjadi dalam hidupnya yang dapat
menjadi pelajaran bagi kita semua umatNya. Melalui keturunan Abraham, lahirlah
tokoh-tokoh Alkitab yang sangat luar biasa. Dan melalui keturunannya juga-lah
Tuhan Yesus dilahirkan di dunia ini.
Dalam perjalanan hidup Abraham, banyak pilihan-pilihan yang dia lakukan untuk dapat mencapai apa yang telah Tuhan janjikan kepada dirinya. Tentunya Abraham juga tidak luput dari kesalahan, karena dia juga manusia. Tetapi Abraham juga belajar dari kesalahan-kesalahan yang ada untuk dapat mengambil pilihan yang lebih baik lagi yang tentunya sesuai dengan kehendak Tuhan.
Mari kita lihat beberapa kisah yang dapat kita pelajari,
untuk diterapkan dalam menentukan pilihan dalam hidup kita:
1. Memilih Untuk Mengalah
“Sebab itu Lot memilih baginya seluruh Lembah Yordan itu,
lalu ia berangkat ke sebelah timur dan mereka berpisah.” Kejadian 13:11
Kisah ini dimulai dari para gembala dari Abram (belum ganti
nama menjadi Abraham) dan Lot yang berkelahi memperebutkan tanah untuk menggembalakan
ternak mereka (Kejadian 13:1-18). Untuk menghindari perkelahian, Abram
mempersilahkan Lot untuk memilih bagian tanah yang dianggap baik menurutnya.
Lot memilih lembah Yordan yang terlihat sangat baik. Abram-pun mengalah dan
menetap di tanah bagian lainnya yaitu di Kanaan.
Kita semua tahu bahwa pada akhirnya tempat yang dipilih oleh
Lot dimusnahkan oleh Tuhan, yaitu di Sodom dan Gomora.
Secara kasat mata mungkin Abram hanya mendapat tanah sisa
dan terlihat tidak sebaik lembah Yordan yang banyak airnya. Tetapi Abram rela
untuk mengalah dan menjauhi pertengkaran yang ada.
Dan kita melihat bahwa justru Tuhan memberikan yang terbaik bagi Abram.
“Setelah Lot
berpisah dari pada Abram, berfirmanlah TUHAN kepada Abram: “Pandanglah
sekelilingmu dan lihatlah dari tempat engkau berdiri itu ke timur dan barat,
utara dan selatan,
sebab seluruh negeri yang kaulihat itu akan Kuberikan kepadamu dan kepada
keturunanmu untuk selama-lamanya.” Kejadian 13:14-15
Ada saat-saat tertentu dimana Tuhan menuntut kita untuk mengalah dan menyerahkan segalanya kepada Dia. Di saat kita memilih untuk mengalah, maka kita akan belajar dan melihat bagaimana Tuhan bekerja dengan luar biasa dalam kehidupan kita. Kita akan melihat pembelaan Tuhan bagi hidup kita.
2. Memilih Untuk Percaya
“Tetapi Allah berfirman: “Tidak, melainkan isterimu Saralah
yang akan melahirkan anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamai dia Ishak,
dan Aku akan mengadakan perjanjian-Ku dengan dia menjadi perjanjian yang kekal
untuk keturunannya.” Kejadian 17:19
Umur Abraham saat itu sudah sembilan puluh sembilan tahun
dan Sara berumur sembilan puluh tahun. Suatu hal yang mustahil bagi manusia
untuk dapat memiliki anak pada umur itu. Hukum alam menyatakan bahwa manusia
mempunyai batas umur jika ingin mempunyai atau melahirkan seorang anak.
Tapi Tuhan berfirman bahwa justru Abraham akan mempunyai
keturunan melalui Sara. Dan melalui anaknya itulah Tuhan mengadakan perjanjian
yang kekal baginya dan keturunannya.
Memang kisah ini tidak masuk di akal pikiran manusia. Tetapi
Abraham memilih untuk mempercayai Tuhan yang dia sembah. Dia meyakini apa yang
dijanjikan oleh Tuhan. Itulah sebabnya dia dijuluki sebagai bapa orang beriman.
Oleh karena dia percaya kepada hal yang belum dilihat dan belum diterima.
“TUHAN memperhatikan Sara, seperti yang difirmankan-Nya,
dan TUHAN melakukan kepada Sara seperti yang dijanjikan-Nya.Maka mengandunglah
Sara, lalu ia melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abraham dalam masa tuanya,
pada waktu yang telah ditetapkan, sesuai dengan firman Allah kepadanya.”
Kejadian 21:1-2
Janji Tuhan adalah ya dan amin. Jika Tuhan sudah berjanji,
maka Dia akan menepatinya. Selama kita berpegang teguh kepada janji tersebut
dan percaya kepadaNya, maka kita akan menerima janjiNya seperti yang telah
dialami oleh Abraham.
Apa yang kelihatan mustahil saat ini di mata manusia, menjadi mungkin di mata Tuhan. Tidak ada hal yang mustahil bagi Tuhan, dan tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya kepadaNya.
“Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.” Lukas
1:37
“Jawab Yesus: ‘Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang
mustahil bagi orang yang percaya!’ ” Markus 9:23
.
3. Memilih Untuk Taat
“Firman-Nya: ‘Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang
engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di
sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan
kepadamu.’ ” Kejadian 22:2
Setelah melalui ujian iman di poin nomor dua di atas,
Abraham masih diuji oleh Tuhan. Anak satu-satunya yang merupakan anak
perjanjian melalui mujizat yang luar biasa, harus dipersembahkan (dikorbankan)
kepada Tuhan. Dengan kata lain, Abraham harus membunuh anaknya untuk dijadikan
korban.
Sebagai orang tua yang memiliki pengharapan yang besar
kepada anak satu-satunya itu, agar dapat meneruskan keturunannya sehingga dapat
menjadi banyak seperti yang dijanjikan oleh Tuhan, tentu Abraham merasa
terpukul mendengar perintah Tuhan tersebut.
Bagi kita yang sudah menjadi orang tua pasti mengerti dengan
jelas apa yang dialami oleh Abraham saat itu. Sungguh suatu hal yang tidak mungkin
jika kita melakukan hal tersebut terhadap anak sendiri.
Tetapi Abraham tidak mengeluh atau bahkan membantah perintah
Tuhan. Dengan langkah mantap dia menyiapkan semuanya dan melakukan persis
seperti yang diperintahkan oleh Tuhan.
Abraham memilih untuk taat dibandingkan mengeluh atau bersungut-sungut.
Dan melalui ketaatannya tersebut, sekali lagi kita melihat
kuasa Tuhan bekerja. Tepat di saat Abraham akan menikamkan pisaunya untuk
menyembelih anaknya, malaikat Tuhan berseru untuk menghentikan Abraham. Di saat
itulah Tuhan menyatakan bahwa Abraham sungguh-sungguh takut akan Tuhan dan rela
menyerahkan sesuatu yang berharga untuk melakukan perintahNya.
Dan Tuhan-pun menyediakan seekor domba bagi Abraham untuk
dipersembahkan sebagai korban.
“Dan Abraham menamai tempat itu: ‘TUHAN menyediakan’;
sebab itu sampai sekarang dikatakan orang: ‘Di atas gunung TUHAN, akan
disediakan.’ ” Kejadian 22:14
Apa yang menjadi perintah Tuhan dalam hidup kita? Mari kita
belajar untuk taat kepadaNya, sekalipun kita harus mengorbankan sesuatu yang
berharga dalam hidup kita.
Dengan memilih untuk taat kepada Tuhan, maka kita akan
melihat pintu-pintu berkat yang akan Tuhan bukakan bagi kehidupan kita.
“Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri–demikianlah firman
TUHAN–:Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk
menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku,
maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu
sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan
keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya.” Kejadian 22:16-17
Setiap hari kita pasti dihadapkan kepada pilihan-pilihan
yang harus kita lakukan. Kita dapat belajar dari tiga kisah hidup Abraham di
atas, untuk dapat menentukan pilihan apa yang harus kita ambil.
Jangan berdalih bahwa kita tidak punya pilihan lain selain
mengikuti atau menjalani hal-hal yang bertentangan dengan Firman Tuhan. Selalu
ada pilihan bagi kita! Pilihlah jalan terang yang telah Tuhan sediakan bagi
kita. Pilihlah jalan kehidupan yang akan memberikan rasa damai sejahtera bagi
hidup kita.
Jangan takut dikucilkan oleh dunia ini jika ingin menerapkan
pilihan-pilihan tersebut. Jangan takut pada resiko yang akan terjadi jika kita
menjalani pilihan yang sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan. Ingatlah bahwa
Tuhan akan membela setiap keputusan yang kita ambil, jika kita benar-benar
mengandalkan kekuatan Tuhan dan berjalan dalam kebenaran FirmanNya.
Dan Tuhan jugalah yang akan memberikan sukacita dan
kemenangan dalam setiap keputusan yang kita jalani. Damai sejahtera Allah akan
menyertai setiap langkah hidup kita. Haleluya!
“TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya
berkenan kepada-Nya;
apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya.
Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak
pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti;
tiap hari ia menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, dan anak cucunya
menjadi berkat.
Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik, maka engkau
akan tetap tinggal untuk selama-lamanya;
sebab TUHAN mencintai hukum, dan Ia tidak meninggalkan
orang-orang yang dikasihi-Nya. Sampai selama-lamanya mereka akan terpelihara,
tetapi anak cucu orang-orang fasik akan dilenyapkan.” Mazmur 37:23-28
Jurnalis : Joshua Ivan S
Komentar
Posting Komentar