Obey (Ketaatan)
Obey (Ketaatan)
Joshua Ivan Sudrajat S
Hari-hari ini saya masih banyak belajar dalam segala hal termasuk mengenai ketaatan, sejujurnya saya belajar mengenai ketaatan mendengarkan arahan Roh Kudus. Minggu depan adalah acara Bahtera Fly Higher Than Ever. Setiap orang yang bisa hadir sedang mempersiapkan diri.
Ketaatan sangat penting bagi Allah dan
sangat bermanfaat bagi manusia. Itulah sebabnya pada saat kita melakukan
pekerjaan-pekerjaan Yesus, kita harus belajar tentang unsur penting
dalam hubungan kita dengan Yesus yaitu ketaatan.
Yesus mengatakan kepada kita bahwa bukti kita mengasihi Dia adalah mentaati Dia.
Yoh 14:15 “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.
Yesus memanggil kita sahabatNya, jika kita menuruti perintahNya
Yoh 15:14 Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.
Yoh 15:15 Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.
Bapak Abraham , ialah Bapak orang beriman disebut sebagai Sahabat Allah, karena selalu menuruti perintah Allah.
Yak 2:21 Bukankah Abraham, bapa kita, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas mezbah?
Yak 2:22 Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.
Yak 2:23 Dengan jalan
demikian genaplah nas yang mengatakan: “Lalu percayalah Abraham kepada
Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.”
Karena itu Abraham disebut: “Sahabat Allah.”
YESUS BELAJAR TAAT DAN TELADAN DALAM HAL KETAATAN
Ibr 5:7 Dalam hidup-Nya sebagai
manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis
dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan
karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan.
Ibr 5:8 Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya,
Ibr 5:9 dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya,
Ketaatan yang dipelajari Yesus adalah
ketaatan untuk mengalami penderitaan.Bersikap taat tidak menjadi masalah
jika kita tidak perlu menderita; namun jika ketaatan itu menimbulkan
penderitaan, masalahnya menjadi lain. Adakah yang menentang Anak Allah
sebelum Inkarnasi? Selama hidup di dunialah Dia menderita karena
ketaatan-Nya.
Dengan kata lain, ada beberapa hal yang bahkan Allah sendiri hanya dapat mengalaminya dengan menjadi manusia dan
merasakan semua keterbatasan manusia.Ketaatan
dalam menghadapi penderitaan merupakan salah satu contoh. Hal tersebut
pada gilirannya akan membawa Yesus pada kesempurnaan, yang artinya
adalah “kematangan” atau “penggenapan.” Artinya, melalui ketaatan dalam
menghadapi penderitaan yang hebat, Yesus mampu menyelesaikan atau
menggenapi misi-Nya, yaitu menjadi sumber atau dasar keselamatan kekal
(bukan pembebasan yang bersifat sementara) bagi siapa saja yang
menaati-Nya. Misi yang telah digenapi-Nya ini merupakan dasar dari
jabatan Imam Besar yang sekarang dimiliki-Nya.
TAAT ADALAH KARENA KASIH
Yesus berkata: "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku” (Yoh. 14:15).
Jika kita tidak taat, jangan-jangan
sebenarnya kita tidak mengasihi Tuhan. Tiadk taat artinya kita lebih
mengasihi diri kita, mengasihi daging kita, mengasihi kenikmatan dosa,
sekalipun kita menyanyi ”aku cinta Yesus” berulang-ulang di ibadah.
Kasih diekspresikan dengan menghormati Tuhan. Menghormati Tuhan
diekspresikan dengan menuruti perintah-perintahNya. Taat tidak bisa
dipaksa. Ketaatan yang lahir karena terpaksa atau takut, hanya akan
bertahan sementara. Taat pada Tuhan perlu dibangun di atas hati yang
mengasihi dan menghormati Tuhan. Ketika kita mengasihi Tuhan, kita tidak
akan kesulitan untuk melakukan perintah-perintahNya. Ketika anak saya
mengasihi saya, ia rela untuk tidak menuruti keinginannya, tetapi
menuruti keinginan ayahnya. Ia percaya apa yang dikatakan oleh ayahnya,
itu yang terbaik bagi hidupnya.
TAAT ADALAH KARENA MENGERTI PRINSIP KETAATAN DAN OTORITASTaat
yang benar harus lahir dari pemahaman akan firman kebenaran, terutama
akan prinsip hubungan antara “ketaatan dan otoritas”. Taat dibangun atas
dasar pemahaman tentang pentingnya ketaatan. Anak saya belajar taat
karena ia sejak kecil menghafal firman Tuhan: “Hai anak-anak, taatilah
orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. Hormatilah ayahmu
dan ibumu -- ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata
dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi.” (Ef.
6:1-3). Firman ini menjadi rhema baginya, bahwa jalan untuk bahagia
adalah dengan mentaati perkataan orang tua. Allah memberkati orang yang
taat kepada otoritas. Anda mau diberkati? Taatilah dan hormatilah
otoritasmu. Berkat Allah melimpah terhadap orang yang menghormati
otoritasnya.
TAAT ADALAH KARENA IMAN“Karena
iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang
akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak
mengetahui tempat yang ia tujui.” (Ibr. 11:8). Abraham mempercayai
Allah ketika ia dipanggil untuk pergi ke tempat yang ia tidak tahu. Dia
tidak berpasangka buruk bahwa Tuhan mau mencelakakan hidupnya. Ia
berpikiran postif sekalipun harus keluar dari zona kenyamanannya:
kampungnya, keluarganya, budayanya, kenyamanannya di daerah Ur Kasdim.
Abraham taat karena iman.
Tuhan adalah Bapa yang baik, yang ingin
selalu memberkati kita. Jangan mencurigai Allah. Iman artinya
mempercayai bahwa Allah mau dan ingin memberi yang terbaik untuk kita.
Iman lahir karena kita mengenal Allah. Makin kita mengenal Allah, makin
kita akan mentaati Tuhan. Taat yang lahir dari iman, akan menolong kita
untuk taat dengan hati yang bersukacita. Ada orang taat, tetapi sambil
mengeluh atau bersungut-sungut. Taat tanpa sukacita hanyalah
mendatangkan kuk atau beban terhadap jiwa kita. Apakah anda taat kepada
orang tua dengan bersungut-sungut? Apakah anda taat kepada suami dengan
mengeluh? Ketika kita taat kepada pemimpin kita, kita sedang taat kepada
Tuhan, karena pemimpin adalah wakil Allah (Rm. 13:1). Allah berkenan
kepada ketaatan. Allah menaruh nilai tinggi kepada ketaatan, sekaligus
ketidaktaatan adalah sebuah pelanggaran yang serius bagi Allah.
Saul Ditolak oleh Allah karena Tidak TaatAyat
yang terkenal dalam Bahasa Inggris “To obey is better than sacrifice”.
Taat lebih baik daripada korban. Kutipan ini diambil dari 1 Samuel 15:22
“Tetapi jawab Samuel: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran
dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN?
Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan,
memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan.“
Firman ini diucapkan oleh Nabi Samuel
kepada Raja Saul waktu itu karena Raja Saul tidak taat pada perintah
Tuhan untuk membunuh semua orang Amalek, termasuk binatang-binatang
peliharaan mereka (1 Sam.). Tetapi Saul tidak taat, sehingga ia ditolak
oleh Tuhan untuk tetap menjadi raja Israel. Mengapa Saul tidak taat?
Saul memilih untuk menyenangkan hati rakyatnya dengan mengizinkan mereka
mengambil kambing domba Amalek. Ia juga ingin menyenangkan dirinya
sendiri dengan membiarkan raja Amalek, Agag, tetap hidup. Ada sebuah
kebanggaan yang bisa dipamerkan di hadapan umum. Kedagingan dan
kesombongan melahirkan ketidaktaatan, dan ketidaktaatan membuat Allah
meninggalkan Saul.
TAAT ARTINYA MEMBAYAR HARGAMakin
mengerti arti ketaatan, makin kita berani bayar sebuah harga ketaatan.
Musa bersedia membayar harga sebuah ketaatan dengan meninggalkan
kenikmatan istana Firaun. Ia bersedia ambil penderitaan demi umat Tuhan,
membebaskan umat Tuhan dari Mesir dan membawa mereka ke Tanah
Perjanjian (Ibr. 11:24-26).
Daud pernah melanggar firman Tuhan. Ia
mengikuti kedagingannya, menginginkan Batsyeba yang cantik,
menyalahgunakan kekuasaannya dengan membunuh Uria, suami Batsyeba. Ia
kira, tidak ada yang tahu dosanya. Tetapi Tuhan tahu. Dan Allah
menghajar dia dengan hukuman: pedang dan perzinahan tidak akan menjauh
dari keluarganya (2 Sam. 10:10-12). Saat ditegur oleh Nabi Natan, ia
tahu bahwa ia sudah salah. Bisa saja ia membunuh nabi Natan untuk
menutupi dosanya, tetapi ia memilih untuk memutuskan lingkaran
kebohongan dan perzinahannya. Memang ia harus membayar harga dalam
bentuk akibat dosa yang tetap ditanggungnya, tetapi kemudian ia dikenal
sebagai orang yang berkenan di hati Tuhan, karena ia mau bertobat
sungguh-sungguh di hadapan Tuhan (Kis. 13:22).
Apakah ada lingkaran kebohongan atau
keterikatan dosa dalam hidup kita? Ketidaktaatan membuat kita jauh dari
Tuhan, membuat hati kita tawar pada Tuhan, membuat kita makin terpuruk.
Yang kena bukan hanya diri kita, tetapi bisa juga keluarga kita,
anak-anak kita. Karena Abraham berbohong, pola kebohongan turun kepada
Ishak dan Yakub. Ishak berbohong ketika ia ditanya. Yakub juga
berbohong. Pilihlah taat lebih daripada kenikmatan dosa. Pilihlah taat
pada panggilan Tuhan daripada memiliki banyak uang dan harta. Pilihlah
taat pada suara Roh Kudus sekalipun dipandang rendah oleh manusia.
Jangan seperti Saul. Demi pandangan manusia, demi menyenangkan rakyatnya
dan dirinya sendiri, ia memilih untuk mengambil kambing domba jarahan
dan menyisakan Raja Agag tetap hidup. Berkenan di hati Tuhan jauh lebih
penting daripada berkenan di hati manusia. Yesus berkata dalam Yoh.
15:10 “Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam
kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam
kasih-Nya. ” Taat artinya membayar harga untuk menuruti perintahNya.
Allah sangat menghargai “ketaatan”.
Tuhan tidak mau hidup kita tidak taat, karena ketidaktaatan akan
melahirkan pemberontakan dan orang tersebut akan diserang oleh kuasa
gelap. Anak-anak kita mengalami sakit penyakit. Usaha kita gagal atau
‘dimakan’ orang. Pernikahan kita di ambang bahaya, dan sebagainya.
Kompromi terhadap dosa membuat kita tidak akan peka lagi kepada suara
Tuhan. Salah dalam mengambil keputusan dalam bisnis, keluarga maupun
masa depan hidup kita sendiri. Tuhan menghargai ketaatan anda. Dan Ia
mau bukan hanya memberkati anda, tetapi menyertai anda. Menolong anda di
kala sulit, memberi hikmat di kala buntu, menguatkan anda di kala
lemah, memberi kemenangan di kala menghadapi peperangan. Untuk mengalami
semua itu, pilihlah taat kepada suara Tuhan dan FirmanNya.
Komentar
Posting Komentar