Menyeberangi Sungai Yordan
Menyeberangi Sungai Yordan
Yosua 3: 14- 4: 7
Kitab Yosua merupakan lanjutan dari kitab Ulangan. Di dalam kitab
Ulangan, dikisahkan mengenai Musa yang memimpin bangsa Israel melewati
Laut Teberau dan padang gurun. Setelah sampai di dataran Moab, Musa
tidak diperkenankan oleh Allah untuk memasuki tanah Kanaan dan
menyeberangi Sungai Yordan. Allah memerintahkan Musa naik ke puncak
Pisga, ia hanya dapat melihat tanah Kanaan dari atas puncak gunung dan
ia meninggal di sana.
Setelah Musa meninggal, Allah memerintahkan Yosua untuk memimpin bangsa
Israel menyeberangi Sungai Yordan. Dan Kitab Yosua ini, menceritakan
tentang kisah bangsa Israel ketika mereka merebut negeri Kanaan di bawah
pimpinan Yosua. Dialah yang menggantikan Musa memimpin umat Israel.
Peristiwa-peristiwa penting yang dikisahkan di dalam kitab ini adalah
penyeberangan Sungai Yordan, Jatuhnya Yerikho, pertempuran di Ai dan
pengukuhan kembali perjanjian antara Allah dengan umat-Nya.
Dalam pembacaan ini, kita mengetahui bahwa bangsa Israel ingin
menyeberangi Sungai Yordan. Allah sebelumnya telah memerintahkan Yosua
untuk memimpin bangsa Israel menyeberangi Sungai Yordan menggantikan
Musa. Allah memerintahkan supaya imam-imam pengangkut tabut berjalan di
depan rombongan Israel.
Yosua pun memerintahkan supaya imam pengangkat tabut perjanjian
berjalan terlebih dahulu untuk menyeberangi Sungai Yordan. Pada saat
imam pengangkat tabut melangkahkan kaki pada tepi sungai Yordan, sungai
itu terputus sehingga kelihatan bagian yang kering. Bangsa Israel pun
menyeberangi sungai Yordan itu. Pada saat bangsa Israel menyeberangi
sungai Yordan, para imam pengangkat tabut tetap berdiri di tengah dasar
sungai Yordan sampai seluruh rombongan bangsa Israel menyeberangi sungai
Yordan. Dalam penyeberangan itu, seperti yang telah diperintahkan oleh
Allah, Yosua memilih seorang dari tiap-tiap 12 suku Israel untuk
mengambil batu di dasar sungai Yordan, kemudian membawanya ke tepi di
dekat mereka akan bermalam. Hal ini supaya 12 batu yang diangkat itu
boleh menjadi tanda dari mujizat yang telah Allah lakukan, yakni
membelah sungai Yordan. Batu-batu ini akan menjadi tanda, saksi dan
peringatan bagi anak-cucu Israel, bahwa Allah telah membuat mujizat.
Dari kisah tersebut, ada tiga hal yang menarik untuk kita bahas.
●
Pertama, Yosua memerintahkan para imam pengangkat tabut untuk berjalan
di depan rombongan orang Israel menyeberangi sungai Yordan. Pada saat
imam pengangkat tabut melangkahkan langkah pertama mereka di tepi sungai
Yordan, sungai itu langsung berhenti mengalir. Dalam pembahasan ini,
kita melihat para imam pengangkut tabut taat kepada perintah Yosua untuk
berjalan di depan rombongan orang Israel. Sebagai manusia, secara
psikologis, para imam pengngkat tabut tentu memiliki perasaan takut.
Akan tetapi, para imam pengangkat tabut tetap taat mengikuti perintah
dari Yosua, dengan iman bahwa Allah Israel yang perkasa akan menolong.
Dan hasilnya, pada saat para imam melangkah dengan iman, sungai Yordan
itu berhenti mengalir. Di sini, Allah menampakkan mujizatnya, air sungai
Yordan berhenti mengalir. Pada saat Allah membuat mujizat, aliran
sungai Yordan terputus. Pada saat Allah menampakan mujizat-Nya,
seakan-akan hukum alam tidak berfungsi. Air tidak mengalir. Allah
merubah keadaan yang terjadi.
●
Kedua, pada saat bangsa Israel melewati sungai Yordan, imam pengangkut
tabut tetap berada di tengah sungai Yordan dan Yosua memerintahkan
masing-masing satu orang dari 12 suku orang Israel untuk mengambil batu
di tengah dasar sungai Yordan dan membawanya ke tepi di mana mereka akan
bermalam.
Kita dapat berimajinasi bagaimana keadaan bangsa Israel pada saat
menyeberangi sungai Yordan. Jumlah orang Israel yang keluar dari tanah
Mesir menurut para ahli kurang lebih 3 juta orang. Memang ada yang
meninggal pada saat perjalanan di padang gurun, akan tetapi ada juga
anak cucu mereka yang dilahirkan. Kemungkinan jumlah orang Israel yang
melewati sungai Yordan ini juga tidak sedikit jumlahnya. Tentu mereka
sangat sibuk dan sangat repot. Mereka harus menyeberangkan isteri
mereka, anak mereka, barang-barang mereka, hewan ternak mereka,
tenda-tenda mereka, dan lain-lain. Apalagi mereka menyeberang sungai
Yordan secara bersama-sama atau bergerombolan, ini yang membuat lebih
repot lagi, mereka mungkin berdesak-desakan.
Akan tetapi, di tengah-tengah kesibukan mereka, Yosua memerintahkan
satu orang dari tiap 12 suku untuk mengambil dan membawa batu dari dasar
sungai Yordan ke tepi. Batu-batu itu akan menjadi tanda dan peringatan
bagi bangsa Israel bahwa Allah telah telah melakukan mujizat dan menjadi
peringatan bagi anak-cucu Israel.
●
Ketiga, ke-12 batu yang dibawa ke tepi akan menjadi tanda peringatan
bagi orang Israel termasuk anak-cucu Israel. Apabila anak-anak Israel
bertanya tentang batu-batu itu, hal itu akan menjadi tanda peringatan
bahwa Allah telah membuat aliran sungai Yordan terputus pada waktu
mereka menyeberanginya.
Ada pepatah mengatakan : “orang yang bijak adalah orang yang dapat
belajar dari pengalamannya sendiri, dan orang yang lebih bijak lagi
adalah orang yang dapat belajar dari pegalaman orang lain.” Kisah
tersebut merupakan pengalaman dari bangsa Israel.
Apakah yang dapat kita pelajari dari kisah bangsa Israel ini:
1. Ketaatan yang berdasarkan Iman.
Para
imam pengangkat tabut taat kepada perintah Yosua untuk berjalan di
depan rombongan orang Israel untuk menyeberangi Sungai Yordan. Para imam
taat kepada pemimpin mereka yang baru, yaitu Yosua. Para imam pun
melangkah dengan iman menyeberangi sungai Yordan dan apa yang terjadi ?
terjadi mujizat dari Allah. Para imam tidak hanya sekedar taat begitu
saja, melainkan ketaatan mereka didasarkan oleh iman mereka kepada
Allah. Allah Israel yang telah menolong mereka menyeberang Laut Teberau,
pasti akan juga menolong mereka menyeberangi sungai Yordan.
Orang
dunia juga bisa bersikap taat. Yang menjadi permasalahan apakah
ketaatan itu didasarkan oleh iman atau tidak. Orang dunia bisa bersikap
taat karena ini…, atau karena itu….ketaatan mereka diikuti oleh sesuatu
di belakangnya/ada embel-embelnya. Sedangkan kita sebagai orang Kristen,
ketaatan kita harus didasarkan oleh iman kepada Allah. Ketaatan kita
harus didasarkan pada motivasi yang murni pada Allah.
2. Di sela-sela kesibukan kita, kita tidak boleh melupakan apa yang harus kita lakukan untuk memuliakan nama Tuhan.
Ditengah
kesibukan orang Israel menyeberang sungai Yordan, Yosua memerintahkan
satu orang dari tiap 12 suku untuk mengambil dan membawa batu dari dasar
sungai Yordan ke tepi. Batu-batu itu akan menjadi tanda dan peringatan
bagi bangsa Israel bahwa Allah telah telah melakukan mujizat dan menjadi
peringatan bagi anak-cucu Israel. Yosua tidak melupakan apa yang
diperintahkan Allah ditengah kesibukan mereka menyeberangi sungai
Yordan.
3. Allah ingin agar pekerjaan-Nya diketahui oleh orang lain.
Batu-batu
yang diangkat dari dasar sungai Yordan akan menjadi bukti bagi
anak-cucu orang Israel bahwa nenek moyang mereka pernah menyeberangi
Sungai Yordan dengan mujizat dari Allah. Anak-cucu orang Israel akan
mengetahui bahwa Allah yang nenek moyang mereka sembah adalah Allah yang
berkuasa dan pekerjaan-Nya luar biasa.
Komentar
Posting Komentar